Ketika kita memandang dinamika kehidupan sosial, kita akan menemukan beragam jenis fenomena masyarakat beserta tingkah lakunya. Terkadang kita akan bertemu dengan orang-orang sefrekuensi, namun kadang pula kita juga harus berhadapan dengan orang-orang yang berseberangan pemikiran.
Dalam menghadapi ragam tingkah orang-orang yang heterogen tersebut, tentu kita harus bisa menempatkan diri dengan baik. Salah satu buku yang menurut saya membahas hal ini dengan cara yang agak anti mainstream adalah buku berjudul 'Manusia yang Tidak Kedaluwarsa', karya dari S.J. Tsurayya.
Sebenarnya, buku ini hanyalah kumpulan tulisan dari Tsurayya kala menghadapi tingkah unik orang-orang yang ada di sekitarnya. Namun hal yang membuat buku ini menarik adalah cara penulis mengemas pengalamannya dengan gaya bahasa yang jenaka, penuh humor, dan terkadang mengandung guyonan yang satire.
Misalnya kala berinteraksi dengan orang asing. Menurut pengamatan penulis, teman-teman bule di sekitarnya seringkali menunjukkan preferensi yang amat berbeda dengan orang Indonesia.
Misalnya kita yang kadang menilai standar kecantikan dengan kulit putih mulus serta hidung mancung ternyata berkebalikan dengan mereka yang justru lebih tertarik untuk membuat kulit kecokelatan eksotik dengan ukuran hidung yang tidak terlalu mancung.
Mungkin kita sudah pernah mendengar hal-hal seperti ini. Tapi sekali lagi, penulis bisa mengemasnya dalam bentuk story telling yang cukup menggelitik.
Selain membahas berbagai sudut pandang orang luar, penulis juga beberapa kali membahas tentang fenomena kehidupan beragama yang ada di Indonesia.
Dalam hal ini, kita seringkali mendapati bahwa persoalan toleransi, perpecahan, hingga radikalisme adalah hal-hal yang seringkali memicu keributan. Dan kritik yang disampaikan oleh penulis terkait persoalan tersebut rasanya cukup mewakili keresahan saya juga sebagai pembaca.
Selain persoalan mengenai pluralisme budaya maupun agama dalam masyarakat, penulis juga beberapa kali mengangkat isu mengenai perempuan, cita-cita, pendidikan, hingga keluarga.
Saya rasa, buku ini tidak sekadar buku dengan pembahasan tentang seni menghadapi orang-orang yang menyebalkan. Namun lebih dari itu, "Manusia yang Tidak Kedaluwarsa" ini adalah himpunan tulisan yang mengajak kita agar berkaca dengan penuh kejujuran.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Ulasan Buku 'Seseorang di Kaca', Refleksi Perasaan terhadap Orang Terkasih
-
Ulasan Buku Seni Mencintai Diri Sendiri, Rahasia untuk Sembuhkan Luka Batin
-
Ulasan Buku 'Kitab Kawin', Kumpulan Cerpen tentang Sisi Gelap Pernikahan
-
Ulasan Novela 'Asrama', Kesepian yang Menghuni Kepala Seorang Perempuan
-
Membebaskan Diri dari Rasa Sakit Hati di Buku 'Nanti Juga Sembuh Sendiri'
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Sukses Meningkatkan Kualitas Diri, Panduan Praktis Meraih Impian
-
Ulasan Buku 'Cindelaras', Kisah Permaisuri Raja yang Dibuang ke dalam Hutan
-
3 Pesan AntiBullying dalam Buku Cerita Surat Dalam Balon
-
Ulasan Buku Insecurity is My Middle Name: Refleksi tentang Penerimaan Diri
-
Borobudur Writers and Cultural Festival 2024 Bakal Digelar 19 - 23 November di Kawasan Cagar Budaya Nasional Muarajambi
Ulasan
-
Ulasan Buku Sukses Meningkatkan Kualitas Diri, Panduan Praktis Meraih Impian
-
Review Webtoon Pasutri Gaje, Drama Kehidupan Rumah Tangga yang Relate!
-
Ulasan Buku 'Cindelaras', Kisah Permaisuri Raja yang Dibuang ke dalam Hutan
-
Ulasan Film Monolith: Keberanian Seorang Ibu dalam Melindungi Anaknya
-
Ulasan Film REC, Horor Found Footage yang Mencekam
Terkini
-
Sinopsis Citadel: Honey Bunny, Series Terbaru Varun Dhawan di Prime Video
-
4 Rekomendasi Film yang Dibintangi Dakota Fanning, Terbaru Ada The Watchers
-
Sukses! Mahasiswa Amikom Yogyakarta Adakan Sosialisasi Pelatihan Desain Grafis
-
EXO 'Monster': Pemberontakan dari Psikis Babak Belur yang Diselamatkan Cinta
-
Tayang 22 November, Ini 4 Pemain Utama Drama Korea When The Phone Rings