Di antara deretan novel bergenre romantis karya Boy Candra, "Bu, Tidak Ada Teman Menangis Malam Ini" hadir dengan sentuhan berbeda. Novel ini menyingkap kisah pilu seorang ibu bernama Bu Lintang dan perjuangannya melewati masa-masa sulit bersama anak laki-lakinya, Angga.
Novel ini dibuka dengan penggambaran Angga yang ditemukan tak bernyawa di kamarnya. Kehilangan mendadak ini menghantam Bu Lintang bagaikan badai. Ia dilanda duka mendalam, dihantui rasa bersalah, dan pertanyaan-pertanyaan yang tak terjawab.
Di tengah keterpurukannya, Bu Lintang menemukan secarik surat dari Angga. Surat itu berisi curahan hati sang anak yang selama ini terpendam. Angga mengungkapkan rasa sakitnya akibat perundungan yang ia alami di sekolah, tekanan dari teman-teman, dan kekecewaan atas sikap orang tuanya.
Membaca surat tersebut bagaikan membuka kotak pandora bagi Bu Lintang. Ia dihadapkan pada kenyataan pahit bahwa selama ini ia lalai memperhatikan Angga. Kesadaran ini membuatnya semakin terpuruk dalam rasa bersalah.
Namun, di tengah kesedihannya, Bu Lintang menemukan kekuatan untuk bangkit. Ia bertekad untuk mencari tahu penyebab kematian Angga dan menemukan keadilan baginya. Perjalanannya mengantarkannya pada berbagai pertemuan dengan orang-orang yang membuka matanya tentang realitas kehidupan dan makna cinta sejati.
"Bu, Tidak Ada Teman Menangis Malam Ini" bukan sekadar kisah tentang kehilangan dan kesedihan. Novel ini juga sarat dengan nilai-nilai moral dan kehidupan. Boy Candra dengan apik menggambarkan kompleksitas hubungan ibu dan anak, serta perjuangan seorang ibu dalam melindungi dan mencintai anaknya.
Novel ini mengajak pembaca untuk menyelami lika-liku kehidupan Bu Lintang dan Angga, merasakan luka dan kesedihan mereka, serta menemukan makna cinta dan pengorbanan dalam hubungan ibu dan anak.
"Bu, Tidak Ada Teman Menangis Malam Ini" adalah novel yang patut dibaca bagi semua orang yang ingin menyelami kisah cinta dan pengorbanan seorang ibu. Novel ini menyentuh hati, membuka mata tentang realitas kehidupan, dan sarat dengan nilai-nilai moral yang dapat dipetik.
Tag
Baca Juga
-
Petualangan Emosional dalam 'Gemuruh': Apa yang Sebenarnya Terjadi?
-
Rekor Baru 'APT' Rose dan Bruno Mars: Apakah Ini Masa Depan Musik K-pop?
-
Menguak Emosi Tersembunyi: Ulasan 'Kita Pergi' yang Menyentuh Jiwa
-
Ulsan Buku Romance is Not for it Folks: Cinta Bersemi di Antara Kode dan Algoritma
-
Mengulik Makna Lagu Tsunami Karya NIKI: Gelombang Cinta yang Mendebarkan
Artikel Terkait
-
Pencinta Fantasi Merapat, Ini 4 Rekomendasi Novel yang Berlatar Toko Ajaib!
-
Ulasan Novel Lalu Semuanya Lenyap, Misteri dengan Plot Twist Mencengangkan!
-
Review Novel Goodbye Days, Kisah Traumatis Kehilangan Sahabat
-
4 Rekomendasi Novel Karya Mitch Albom, Sarat akan Pesan Moral tentang Hidup
-
Review Novel Dona Dona, Melintasi Waktu dari Kafe di Hokkaido
Ulasan
-
Mengulik Novel Sesuk Karya Tere Liye: Misteri Rumah dan Wabah Kematian!
-
Ulasan Novel Pulang Pergi: Sisi Gelap dan Mematikan Shadow Economy!
-
Ulasan Novel SagaraS: Sosok Orang Tua Kandung Ali Terungkap!
-
Ulasan Buku Melukis Pelangi: Menghapus Kata Takut dan Menyerah dalam Hidup
-
Ulasan Novel Friends That Break Us: Ketika Persahabatan Lama Menjadi Luka
Terkini
-
Self-care di Era Kapitalisme: Healing atau Konsumerisme Terselubung?
-
Bumi Tak Perlu Berteriak: Saatnya Kita Lawan Krisis Air dari Sekarang
-
4 Daily OOTD ala Kazuha LE SSERAFIM, Anti-Ribet Tetap Fashionable!
-
Belajar dari Malaysia: Voucher Buku sebagai Investasi Masa Depan Literasi
-
Proker KKN Membuat Ganci dari Kain Perca: Edukasi Cinta Bumi Sejak Dini