Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Sam Edy
Gambar Buku "Daya Kreativitas dan Survivalitas" (DocPribadi/ Sam Edy)

Hidup di zaman serba digital seperti sekarang ini, di mana persaingan hidup semakin kompetitif, setiap orang dituntut untuk terus melakukan berbagai inovasi agar tetap produktif berkarya.

Bagi seorang pebisnis misalnya. Jika ia ingin terus eksis, tentu harus terus belajar dan melakukan beragam inovasi atau hal-hal unik, agar bisnis yang ditekuninya dapat terus bertahan dan berkembang, sehingga konsumen akan setia dan enggan berpaling pada produk lain.

Menjadi manusia yang produktif memang hal yang semestinya kita lakukan di zaman serba teknologi yang kian canggih ini. Tak mudah memang, tapi kita harus terus berupaya dan jangan pernah menyerah.

Kita bisa melakukan beragam upaya untuk meningkatkan kemajuan perkembangan profesi yang kita tekuni. Salah satunya dengan memanfaatkan ponsel yang kita miliki sebagai sarana untuk mempromosikan bisnis atau personal branding.

Menjadi manusia kreatif adalah hal yang tak bisa diabaikan di era modern ini. Dalam buku digital berjudul ‘Daya Kreativitas dan Survivalitas’ yang ditulis oleh Lita Anggraeni dijelaskan bahwa di zaman yang perubahannya cepat seperti sekarang ini, kita dituntut punya daya kreativitas dan survivalitas yang tinggi. Karena orang-orang kreatif itulah yang menjadi kunci untuk perbaikan keadaan dan mampu bertahan hidup di masa depan.

Biasanya orang yang kreatif memiliki tanda atau ciri khas. Salah satu tanda anak kreatif yang punya daya bertahan hidup tinggi di masa depan yang diungkap dalam buku ini adalah: tidak gampang puas dengan keadaan. Ia selalu ingin berinovasi dan membuat penemuan untuk memperbaiki keadaan umat manusia. Bisa melalui penelitian, menemukan teknologi baru, sampai mengorganisir orang untuk membuat gerakan sosial.

Orang kreatif juga tidak akan cepat percaya begitu saja dengan hoaks atau kabar palsu. Ia selalu melakukan kros cek kebenaran suatu kabar kepada pihak-pihak terkait. Ia punya pemikiran yang tidak mudah dipelintir oleh isu tertentu yang bisa mengakibatkan kerugian (hlm. 10).

Tanda anak kreatif berikutnya yang dibeberkan dalam buku ini adalah berusaha mendedikasikan dirinya pada penemuan-penemuan yang bisa memperbaiki dunia. Tak ada waktu untuk bermain drama yang membuat ribet, bingung, dan mengacaukan perasaan orang. Ia sangat menghargai efektivitas dan efisiensi.

Semoga terbitnya buku ‘Daya Kreativitas dan Survivalitas’ yang diterbitkan oleh penerbit digital Among Karta dan Milenila (Yogyakarta) ini dapat menjadi bahan motivasi bagi para pembaca, agar berusaha meningkatkan kualitas diri di zaman yang semakin maju dan berkembang ini.

Sam Edy