Saat masih kecil, beberapa di antara kita pernah berharap agar bisa cepat-cepat dewasa. Menjadi dewasa kerap diartikan sebagai masa ketika kita punya kebebasan, tidak lagi dikekang oleh aturan, dan punya otoritas dalam menjalani kehidupan yang kita inginkan.
Tapi siapa sangka, menjadi dewasa ternyata tidak seindah itu. Saat kita dewasa, entah kenapa hidup ini terasa lebih rumit. Lingkup pertemanan kian mengecil, cita-cita yang belum tercapai, sementara tuntutan dan tanggung jawab yang semakin besar.
Kalau saat ini kamu sedang galau memikirkan berbagai rentetan problema yang menghampiri di fase dewasa awal, buku berjudul 'Aku Belum Siap Dewasa' ini akan menjadi bacaan yang relate dengan kehidupan yang saat ini kamu jalani.
Melalui buku ini, Candra Permana membagikan berbagai refleksi kehidupan yang ia temukan saat menjalani masa dewasa.
Misalnya tentang kekhawatiran-kekhawatiran saat dewasa, hubungan dengan orang tua yang tidak harmonis, insecure dan merasa tidak layak untuk dicintai, cinta yang bertepuk sebelah tangan dan jodoh yang belum kesampaian.
Kalau dipikir-pikir, masa dewasa itu memang berat ketika kita hanya fokus pada masalahnya saja. Di sini kita ditantang untuk menjadi pemeran utama dalam hidup kita sendiri, dan apakah kita bisa survive menghadapi setiap ujiannya.
Hal tersebut kadang mengorbankan kesehatan mental kita. Dengan dalih memimpikan hidup yang tenang dan bahagia, kita mencari segala cara untuk mencapai ketenangan dan kebahagiaan —yang sayangnya tidak akan pernah tercapai.
Sebab, dunia ini memang adalah arena pertempuran yang akan mempertemukan kita dari satu ujian ke ujian lainnya. Kalau kata Candra permana, "Selama kita hidup, ujian itu akan tetap ada. Terima ini." (hal. 05)
Tapi kita memang hanya perlu melewatinya. Tulisan-tulisan dari Candra Permana seolah memvalidasi setiap perasaan tidak nyaman yang kita alami. Rasanya seperti punya sosok teman yang memahami apa yang kita rasakan.
Secara umum, saya cukup menikmati setiap pembahasan yang ada dalam buku ini. Setiap bab-nya terasa relate. Memang sih, tidak ada solusi baku yang ditawarkan. Tapi ketika kita menyadari bahwa ada seseorang yang begitu memahami apa yang kita rasakan, semuanya terasa lebih melegakan.
Jadi, bagi kamu yang saat ini sedang galau karena beberapa masalah saat menginjak usia dewasa, membaca buku ini barangkali bisa membantumu untuk memperoleh cara pandang yang lebih positif dalam menyikapinya!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Buku Berpikir Non-Linier, Mekanisme Pengambilan Keputusan dalam Otak
-
Ulasan Buku The Little Furball, Kisah Manis tentang Menghadapi Perpisahan
-
Ulasan Buku I'm (not) Perfect, Menyorot Ragam Stigma tentang Perempuan
-
Ulasan Buku Dolpha: Empat Anak Sahabat Laut, Petualangan Seru Anak Pesisir
-
Ulasan Buku 365 Ideas of Happiness, Ide Kreatif untuk Memantik Kebahagiaan
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel The One and Only Bob, Kisah Berani Bob sang Anjing Kecil
-
Ulasan Novel White is for Witching: Kisah Rumah Warisan yang Penuh Rahasia
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Novel The One and Only Ivan, Kisah Emosional Gorilla di Dalam Jeruji
-
Menemukan Bintang di Langit Jiwa: Sebuah Renungan atas Novel Lucida Sidera
Ulasan
-
Ulasan Novel The One and Only Bob, Kisah Berani Bob sang Anjing Kecil
-
Review Serena: Story Berat, Art Cakep, dengan Tension yang Menembus Layar
-
Ulasan Film No More Bets: Jerat Penipuan Online dan Perdagangan Manusia
-
Ulasan Novel White is for Witching: Kisah Rumah Warisan yang Penuh Rahasia
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
Terkini
-
Peran Transformatif Ki Hadjar Dewantara dalam Pendidikan dan Nasionalisme
-
3 Karakter Kuat akan Dikalahkan Bonney dengan Mudah di Duel Anime One Piece
-
Ki Hadjar Dewantara: Pilar Pendidikan dan Politik Bangsa melalui Tamansiswa
-
Jessica Chastain Bintangi Film Horor Bertajuk Incidents Around the House
-
3 Keuntungan bagi Indonesia saat Jadi Tuan Rumah Gelaran AFF Cup U-23 2025