Bernadya Mengajak Galau Lewat Lagu 'Satu Bulan', Terlalu Relate!

Hernawan | Sherly Azizah
Bernadya Mengajak Galau Lewat Lagu 'Satu Bulan', Terlalu Relate!
Potret Penyanyi Bernadya [instagram/@bernadyaribka]

Lagu "Satu Bulan" oleh Bernadya menggambarkan perasaan seseorang yang belum bisa move on dari mantan kekasihnya, meskipun hubungan mereka telah berakhir. Melalui lirik-liriknya, lagu ini menyajikan pergolakan emosi dan perasaan yang kompleks dari seorang yang merasa ditinggalkan dan masih terikat pada kenangan masa lalu. 

Pertama, lagu ini menunjukkan penggambaran emosi awal. Pada lirik, "Belum ada satu bulan. Aku yakin masih ada sisa wangiku di bajumu," Bernadya menyiratkan betapa segar dan baru putusnya hubungan tersebut. Frasa "masih ada sisa wangiku di bajumu" menggambarkan keintiman yang masih terasa, menunjukkan bahwa kenangan bersama mantannya masih sangat nyata dan dekat. Namun, kontradiksi muncul ketika dia melihat mantannya "tampak baik-baik saja" dan "senyummu semakin lepas," yang menciptakan rasa sakit dan kebingungan dalam dirinya, karena dia merasa terjebak dalam kesedihan sementara mantannya terlihat bahagia dan bebas.

Kedua, lagu ini berbicara tentang konflik dan ketidakpastian yang menceritakan tentang proses perpisahan yang penuh dengan perdebatan panjang, namun berakhir dengan kesepakatan untuk berpisah. Meskipun demikian, mantan kekasihnya tetap "tampak baik-baik saja" dan "senyummu pun tak lepas," yang sekali lagi menegaskan bahwa perasaan mantannya seolah-olah tidak terganggu oleh perpisahan tersebut. Ini menambah kesulitan bagi Bernadya untuk menerima kenyataan bahwa hubungan mereka telah berakhir, karena dia masih merasakan perasaan tidak terima dan kesedihan yang mendalam.

Ketiga, lagu ini menggambarkan sebuah keraguan dan kejujuran emosi. Pada bagian pre-chorus, Bernadya mempertanyakan kejujuran emosi mantannya, "Bohongkah tangismu yang sakit itu di pelukku?" Dia meragukan apakah tangisan dan rasa sakit yang ditunjukkan mantannya saat perpisahan itu benar-benar tulus. Keraguan ini semakin diperkuat dengan kenyataan bahwa "pergiku pun tak lagi mengganggumu," yang menunjukkan bahwa mantannya mungkin sudah menemukan cara untuk melupakan atau bahkan mungkin sudah ada orang baru yang mengisi hidupnya.

Keempat, tak kalah menarik, lagu ini juga mengisahkan terkait ketidakpastian masa depan. Chorus pada lagu ini mengekspresikan ketakutan dan kekhawatiran Bernadya tentang apakah mantannya sudah menggantikan dirinya dengan orang lain yang lebih perhatian. Frasa "Yang mengkhawatirkanmu setiap waktu, Yang cerita tentang apapun sampai hal-hal tak perlu?" menunjukkan betapa dia merasa kehilangan perannya dalam kehidupan mantannya. Dia juga meminta mantannya untuk tidak buru-buru dalam mencari pengganti, "Kalau bisa jangan buru-buru, Kalau bisa jangan dulu," seolah-olah berharap bahwa masih ada kesempatan bagi mereka untuk kembali bersama.

Terakhir, ada lantunan liriknya yang pada bagian akhir-akhir yang ingin menggambarkan rasa kesepian dan penyesalan. Lirik tersebut menambah dimensi baru dengan menyebutkan ulang tahun Bernadya yang berlalu tanpa pesan dari mantannya, "Kemarin ulang tahunku tak ada pesan darimu." Ini menunjukkan betapa mantannya telah benar-benar melupakan momen-momen penting mereka, menambah rasa sakit dan penyesalan dalam dirinya. Dia mempertanyakan apakah mantannya sudah benar-benar move on, "Atau sudah ada hati yang harus kau jaga?" yang menggambarkan rasa cemburu dan kesepian yang semakin mendalam.

Secara keseluruhan, "Satu Bulan" adalah lagu yang penuh dengan emosi dan perasaan yang kompleks, menggambarkan perjalanan emosional seseorang dalam menghadapi perpisahan dan kesulitan untuk move on dari mantan kekasihnya. Melalui lirik-liriknya, Bernadya berhasil menyampaikan rasa sakit, keraguan, dan harapan yang masih tersisa dalam dirinya.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak