Mengenal 7 Jenis Depresi, Gangguan Kesehatan Mental Pemicu Kematian

Hernawan | Xandra Junia Indriasti
Mengenal 7 Jenis Depresi, Gangguan Kesehatan Mental Pemicu Kematian
Ilustrasi penyakit mental depresi (pixabay)

Depresi merupakan salah satu gangguan kesehatan mental yang masih sering terjadi hingga saat ini. Biasanya ditandai oleh perasaan sedih secara berlebih dan terus-terusan datang dalam jangka waktu lama.

Depresi disebabkan oleh berbagai faktor dan nyatanya bisa mengakibatkan kematian. Gangguan kesehatan mental ini terbagi menjadi beberapa jenis dan ketujuhnya perlu kamu ketahui. Berikut ini jenis depresi seperti dirangkum dari hellosehat, halodoc, dan alodokter.

1. Bipolar

Depresi ini menyerang seseorang yang mengidap gangguan bipolar. Mereka mengalami tiga bagian gejala, seperti mania, hipomania, dan depresi yang timbul secara bergantian.

Sebagai informasi tambahan, mania dan hipomania adalah kebalikan dari depresi. Kondisi ini ditandai dengan penderitanya yang bersemangat dalam melakukan hal apapun tanpa memikirkan risiko.

Menurut para ahli, depresi bipolar disebabkan oleh perubahan pada otak serta genetik.

2. Depresi Mayor

Depresi mayor merupakan jenis di mana penderitanya merasa sedih, kehilangan minat akan hobi, sulit tidur, napsu makan berkurang, hingga lamban untuk berpikir. Gejala ini berlangsung sekitar 2 minggu dan bisa mengganggu aktivitas harian.

Penyebab depresi mayor di antaranya perubahan fisik dan hormon, senyawa kimia pada otak, serta riwayat kesehatan mental dalam keluarga.

3. Gangguan Persisten

Depresi ini disebut dengan istilah gangguan persisten atau dysthymia, yang mengacu pada masalah suasana hati kronis jangka panjang. Biasanya, para penderita kehilangan minat untuk melakukan aktivitas.

Tanda lainnya adalah sulit produktif, mudah menyerah, serta merasa rendah dan tidak memiliki kemampuan di bidang apapun. Semuanya terjadi hingga bertahun-tahun dan mengganggu hubungan antar teman, pasangan, serta keluarga.

Penderita depresi ini cenderung terlihat muram, selalu mengeluh, dan tidak merasa senang. Penyebabnya sendiri bisa karena trauma, riwayat kesehatan keluarga, atau kondisi otak.

4. Depresi Premenstrual

Premenstruasi dysphoric disorder atau PDD adalah depresi dengan gejala yang mirip dengan PMS (sindrom sebelum haid). Namun, kondisinya lebih serius, seperti merasa cemas hingga tiga minggu dan berakhir dua hari usai waktu datang bulan.

Penyebabnya sendiri belum diketahui pasti. Namun, beberapa studi mengatakan bahwa depresi jenis ini memiliki keterkaitan dengan perubahan hormon. Masa itu membuat wanita menjadi lebih sensitif dari biasanya.

5. Depresi Afektif Musiman

Selanjutnya, ada depresi afektif musiman yang berkaitan dengan perubahan musim. Nama lainnya adalah seasonal affective disorder (SAD) dan ditandai oleh kecemasan berlebih di musim gugur hingga musim dingin.

Depresi jenis ini seringkali terjadi di negara dengan 4 musim. Penyebabnya diketahui berasal dari waktu biologis yang terhambat, rendahnya kadar melatonin dan serotonin, serta pola tidur yang kurang baik.

6. Depresi Psikotik

Jenis ini membuat penderitanya mengalami agitasi psikomotor, seperti tidak bisa diam, lamban dalam berpikir, dan sulit merasa tenang. Tak hanya itu, depresi psikotik dibarengi dengan delusi serta halusinasi.

Delusi merupakan rasa yakin yang tidak didasarkan oleh kenyataan, sedangkan halusinasi adalah melihat atau mendengar sesuatu yang sebetulnya tidak ada. Penyebab depresi psikotik biasanya disebabkan karena peristiwa traumatik.

7. Depresi Perinatal

Perinatal merupakan jenis depresi yang dialami oleh ibu hamil atau pasca melahirkan. Kondisi seperti ini akan ditandai perasaan sedih, cemas berlebih, dan mudah lelah yang dapat mengganggu aktivitas harian, termasuk merawat diri dan anak. 

Gejala ini terjadi lebih dari 2 minggu, sehingga tidak sama dengan baby blue yang hanya menyerang kurang dari waktu tersebut. Depresi perinatal bahkan bisa menjadi lebih parah.

Beragam penelitian mengungkapkan bahwa depresi jenis ini disebabkan karena lingkungan dan genetik. Misal, stres akibat bekerja, trauma, serta tuntutan lain yang memicu perubahan hormon dan suasana hati.

Itulah ketujuh jenis depresi yang perlu kamu ketahui. Jika merasa mengalami beragam tanda dari salah satunya, segera konsultasi kepada para ahli.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak