Gangguan Skoliosis: Definisi, Penyebab, dan Cara Mengobati

Ayu Nabila | Graciela Fresilda
Gangguan Skoliosis: Definisi, Penyebab, dan Cara Mengobati
Ilustrasi perempuan kena skoliosis [shutterstock]

Hampir setiap orang pasti pernah mengalami permasalahan pada tulang punggung atau tulang belakang. Rasa sakit atau nyeri pada tulang belakang sangat mengganggu dan menghambat kenyamanan seseorang dalam beraktivitas setiap harinya. Hal tersebut juga menjadi salah satu penanda gejala skoliosis. Untuk mengenal lebih dalam mengenai gangguan tulang belakang skoliosis hingga cara mengobatinya, yuk simak penjelasan di bawah ini!

Definisi Skoliosis

Skoliosis merupakan gangguan pada tulang belakang yang tampak melengkung ke arah samping. Umumnya, lengkungan skoliosis membentuk kurva dari atas bahu hingga bagian punggung bawah.  Menurut data dari World Health Organization (WHO), terdapat sebanyak 3 persen warga di dunia rentan terkena penyakit skoliosis. Bahkan, di Indonesia sudah mencapai angka sekitar 3 sampai 5 persen.

Para penderita skoliosis memiliki tulang belakang yang membentuk huruf “S” atau “C” dengan derajat kemiringan yang berbeda. Penyakit skoliosis dapat diderita oleh siapa saja. Namun, kelainan tulang belakang ini kebanyakan terjadi pada anak yang mendekati masa usia pubertas, yaitu sekitar usia 10-15 tahun.

Pada awalnya, kasus skoliosis bersifat ringan, tetapi seiring dengan bertambahnya usia lengkungan tulang belakang bisa semakin buruk dan menjadi lebih parah yang mana juga akan berdampak pada sistem kerja organ tubuh lainnya.

Penyebab Skoliosis

Menurut American Association of Neurological Surgeons (AANS), sekitar 80 persen penyebab kasus skoliosis belum dapat diidentifikasi. Namun, kondisi ini umumnya mulai terjadi sejak lahir. Di samping itu, terdapat 3 jenis penyebab dari masalah tulang belakang ini, yaitu:

1. Skoliosis idiopatik

Penyebab idiopatik ini memungkinkan seseorang untuk memiliki skoliosis yang berasal dari faktor genetik atau keturunan. Hal ini dapat dilihat dari kelurga atau saudara dekat seseorang yang sama-sama memiliki skoliosis.

2. Skoliosis kongenital

Penyebab kongenital ini mengakibatkan seseorang untuk memiliki pembentukan tulang belakang yang tidak tumbuh dengan normal pada saat masih di dalam kandungan.

3. Skoliosis degenerative

Penyebab degeneratif ini sering ditemukan pada orang dewasa atau lansia yang memiliki penyakit skoliosis sebelumnya. Seiring dengan berjalannya waktu, tulang belakang penderita akan semakin aus yang menyebabkan terjadinya pembengkokan pada tulang belakang.

Selain itu, berbagai kebiasaan buruk yang sering dilakukan secara berkali-kali dapat memperburuk kelengkungan kurva, seperti posisi duduk yang salah, tidur dengan posisi tengkurap, membawa tas ransel yang terlalu berat, dan cedera yang berhubungan dengan tulang punggung atau tulang belakang.

Beberapa penelitian menemukan bahwa wanita cenderung memiliki potensi yang tinggi untuk menderita penyakit skoliosis dibandingkan pria. Spesialis Bedah Ortopedi Konsultan Tulang Belakang, dr. Didik Librianto, Sp OT(K), juga telah mengungkapkan pernyataan yang menyebutkan bahwa perempuan lebih beresiko terkena skoliosis dalam acara Small Group Media Discussion yang diadakan oleh RS Pondok Indah Group di Jakarta.

Cara Pengobatan Skoliosis

Sampai saat ini, memang belum ditemukan adanya pengobatan yang ampuh untuk dapat menyembuhkan penyakit skoliosis secara total. Namun, terdapat berbagai macam pengobatan yang dapat dilakukan untuk dapat meredakan rasa nyeri pada tulang belakang dan mengurangi derajat kelengkungan tulang belakang agar tidak semakin parah.

1. Mengonsumsi obat peredam nyeri

Para penderita skoliosis yang mengalami gejala nyeri pada punggung dapat mengonsumsi obat Natrium Declofenac atau Ibuprofen yang telah diresepkan oleh dokter. Jika merasa tidak membaik, kemungkinan dokter akan meresepkan obat lain dengan dosis yang lebih tinggi.

2. Menggunakan brace

Pemakaian brace menjadi salah satu alat yang dapat digunakan sebagai upaya pengobatan skoliosis. Brace berfungsi sebagai alat penyangga tulang belakang yang terbuat dari bahan khusus dengan ukuran yang harus disesuaikan dengan bentuk tubuh penggunanya. Tentu alat ini dapat membantu pengguna untuk mengurangi derajat kemiringan tulang belakang agar kondisi skoliosis bisa membaik.

3. Berenang

Berenang adalah salah satu olahraga yang sangat bermanfaat bagi para pengidap skoliosis. Pada umumnya, berenang dengan gaya bebas dapat mengurangi tekanan pada tulang belakang sehingga mampu meredakan rasa pegal. Gaya dada termasuk gaya berenang yang harus dihindari oleh pengidap skoliosis.

4. Pilates

Ternyata, jenis olahraga pilates dapat membantu menurunkan derajat kemiringan tulang belakang. Gerakan-gerakan yang dilakukan ketika sedang melakukan pilates mampu mengendalikan gejala skoliosis yang semakin parah, khususnya rasa nyeri pada tulang belakang yang dialami akibat skoliosis.

5. Operasi tulang belakang

Terdapat 3 klasifikasi dari derajat kurva skoliosis menurut Dubousset (1998), yaitu skoliosis ringan dengan kurva 11-20 derajat, skoliosis sedang dengan kurva 21-40 derajat, dan skoliosis berat dengan kurva lebih dari 41 derajat. Biasanya, dokter akan merekomendasikan untuk melakukan operasi ketika tulang belakang memiliki derajat kemiringan yang parah atau sudah pada kategori skoliosis berat.

Itulah perkenalan singkat mengenai gangguan tulang belakang skoliosis. Apabila kamu mengalami tanda-tanda dari gejala skoliosis, jangan ragu untuk segera menghubungi dokter ahli agar mendapat penanganan tepat.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak