Kenali 5 Faktor Risiko Kanker Payudara yang Dapat Diubah

Candra Kartiko | Rasyi Fauzia
Kenali 5 Faktor Risiko Kanker Payudara yang Dapat Diubah
Pita pink simbol kanker payudara (pexels/padrinan)

Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadi kanker payudara pada seseorang.

Merangkum dari cancerresearchuk serta Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat dalam situs resminya (cdc.gov), beberapa faktor risiko tidak dapat diubah diantaranya jenis kelamin, usia, mutasi genetik, riwayat penderita dan keluarga terdiagnosis kanker payudara atau kanker ovarium, riwayat menstruasi sebelum usia 12 tahun dan menopause setelah 55 tahun, serta terapi radiasi.

Namun sebagian faktor risiko kanker payudara dapat dihindari dan dikontrol. Berikut faktor-faktor risiko kanker payudara yang dapat diubah:

1. Kelebihan berat badan dan obesitas

Faktor tersebut memiliki risiko kanker payudara lebih tinggi dibandingkan dengan berat badan normal, terutama setelah menopause. Faktor ini juga dapat meningkatkan risiko terjadinya rekurensi atau munculnya kembali kanker payudara pada orang yang pernah terdiagnosis sebelumnya.

2. Konsumsi hormon

Konsumsi obat yang mengandung hormon estrogen dan progesteron meningkatkan risiko terkena kanker payudara.

Penggunaan hormon replacemet therapy (HRT) untuk mengurangi gejala menopause dapat menimbulkan risiko kanker payudara, sehingga diperlukan konsultasi pada dokter mengenai manfaat dan risikonya berdasarkan kondisi setiap individu.

Hal ini juga berlaku untuk penggunaan pil kontrasepsi karena mengandung hormon progesteron atau kombinasi progesteron dengan estrogen.

3. Riwayat reproduktif

Kehamilan di atas 30 tahun dan tidak menyusui serta tidak pernah memiliki periode kehamilan yang normal (kurang dari 39 minggu) juga meningkatkan risiko kanker payudara.

4. Kurang aktif bergerak

Olahraga dapat memperkecil risiko terkena kanker payudara, sebab dengan berolahraga seseorang dapat menjaga berat badan agar tetap normal dan tidak memiliki lemak berlebihan.

Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Frontiers in Oncology menuliskan bahwa sel lemak pada kondisi obesitas dapat mengganggu pengaturan hormon dalam tubuh dan menyebabkan berbagai kerusakan sehingga memicu peningkatan risiko kanker payudara.

5. Alkohol

Risiko kanker payudara lebih tinggi pada orang yang sering mengonsumsi alkohol. Dalam buku Ensiklopedia Internasional Kesehatan Masyarakat dituliskan bahwa konsumsi alkohol sehari-hari dapat meningkatkan risiko kanker payudara sebanyak 7% pada kelompok dengan risiko tinggi yaitu orang-orang yang memiliki faktor risiko bawaan.

Dr. Kenneth James Pienta, M.D., seorang profesor onkologi dan farmakologi dari Johns Hopkins University pada suatu kuliah online "Pengenalan Biologi Kanker" juga mengatakan untuk strategi pencegahan semua kanker, "Don't smoke, don't smoke, don't smoke and being physically active and maintaining a normal weight, as well as eating a heart-healthy diet that is low in red meat and high in fiber".

Untuk mengurangi risiko terkena kanker termasuk kanker payudara, kita dianjurkan memiliki kebiasan-kebiasaan yang baik seperti tidak merokok, rajin berolahraga, dan mengonsumsi makanan yang sehat. Yuk, bersama-sama memperingati hari perempuan internasional dengan hidup lebih sehat!

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak