Tidur di ruangan ber-AC menurut beberapa ahli disarankan karena dapat membuat tidur lebih nyenyak. Pasalnya, suhu ruang yang tinggi menyebabkan temperatur tubuh naik sehingga tubuh membutuhkan waktu yang lama untuk menurunkan suhunya. Proses ini nantinya akan membuat seseorang lebih sulit tidur hingga suhu tubuhnya benar-benar turun.
Suhu kamar ber-AC yang sudah rendah akan membuat seseorang lebih mudah tidur karena tubuh tidak perlu lagi berupaya menurunkan suhunya. Namun, penggunaan AC di kamar tidur pun harus memperhatikan beberapa aspek agar tidak mengganggu kesehatan. Khususnya, bagi beberapa orang dengan kondisi tertentu seperti di bawah ini lebih baik tidur di ruangan tanpa AC:
1. Pemilik kulit kering dan sensitif
Tidur di ruangan ber-AC atau seharian berada di ruangan ber-AC melakukan aktivitas tertentu dapat membuat kulit kering, rambut dan bahkan mata kering. Itulah sebabnya, lebih baik jika ruangan ber-AC dilengkapi dengan humidier sehingga ruangan lebih lembab.
Namun, jika kulitmu kering dan juga sensitif, tidur di kamar tanpa AC lebih baik. Sebab, suhu ruangan ber-AC yang rendah dan cenderung kering akan membuat kulit keringmu semakin kering. Menurut Dokter B. Lakshmi Divya, seorang dermatologis konsultan, dilansir VOI, udara dingin dari AC dapat mengganggu keseimbangan kelembapan kulit sehingga beresiko kulit menjadi kering dan kemudian memicu timbulnya eksim bagi yang memiliki riwayat eksim.
2.Karyawan kantoran dengan Sick Building Syndrome (SBS)
Karena hampir semua karyawan kantoran terpapar AC selama bekerja di kantor, maka jika anda mengalami gejala seperti sakit kepala, iritasi mata, hidung, tenggorokan, batuk kering, pusing dan mual, hingga kelelahan pastikan kamu tidak tidur di kamar ber-AC.
Dilansir dari beberapa sumber, gejala-gejala seperti disebutkan diatas yang sering dirasakan selama beraktivitas di dalam ruangan ber-AC disebut SBS atau sick building syndrome. Dampak yang paling berat jika anda mengalami SBS adalah berkurangnya produktivitas sebab kamu akan merasakan rasa letih, lelah dan lesu seharian padahal tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat.
Nah, jika demikian yang kamu rasakan, ada baiknya saat tidur di malam hari matikan AC di kamar supaya tidak memperparah gejala sick building syndrome. Umumnya gejala SBS atau sick building syndrome disebabkan ventilasi udara di ruangan ber-AC tidak cukup memadai sehingga meningkatkan polusi udara dalam ruangan, baik itu polusi dari AC yang jarang dibersihkan atau sumber kontaminasi lainnya yang menguap di dalam ruangan.
3.Penderita alergi pernapasan dan dingin
Bagi penderita alergi seperti asma, sudah bukan rahasia lagi saat temperatur udara turun seperti di ruangan ber-AC sering memicu asma. Menurut penelitian terbaru, dilansir Hellosehat, udara yang kering, bukan udara yang dingin yang dapat menstimulasi asma. Pasalnya, udara bersuhu rendah seperti dalam ruangan ber-AC cenderung kering yang kemudian menstimulasi tubuh memproduksi histamin, zat yang diproduksi tubuh saat terjadi serangan alergi sehingga menyebabkan gejala asma.
Selain itu, udara dingin dari AC juga tidak cocok bagi penderita alergi dingin, salah satunya penderita sindrom raynaud. Penderita sindrom Raynaud akan mengalami penyempitan pembuluh darah yang kemudian menyebabkan kulit berubah warna menjadi pucat dan biru jika terpapar udara yang dingin, seperti dilansir Alodokter. Umumnya menyerang jari tangan atau kaki, tetapi kadang juga menyerang telinga, hidung, bibir, dan puting sehingga menyebabkan perubahan warna kulit menjadi pucat dan biru pada area yang diserang.
4. Orang yang sudah lansia
Orang lanjut usia atau lansia termasuk kategori orang yang tidak disarankan tidur di ruang ber-AC. Alasannya, seperti yang dilansir klikdokter berdasarkan penelitian dalam "The Journal of Gerontology” tahun 2011, bahwa orang tua lebih cenderung memiliki suhu tubuh yang lebih dingin daripada orang dengan usia yang lebih muda.
Secara umum, penyebab orang berusia lanjut mudah kedinginan karena proses penuaan sel-sel dalam tubuhnya seperti sirkulasi darah yang tidak lancar, merosotnya cadangan lemak di bawah kulit yang berfungsi menjaga tubuh tetap hangat dan lain-lainnya.
Penggunaan AC dalam kamar tidur memang cukup membuat nyaman dan memudahkan tidur serta tidur lebih nyenyak. Namun, penggunaannya harus memperhatikan beberapa hal agar tidak memberi dampak buruk bagi kesehatan. Selain itu, jika orang lain tidak mengalami kendala yang berarti ketika tidur di ruang ber-AC, belum tentu dengan diri kita. Jadi, ada baiknya kamu perhatikan kondisi tubuhmu sebelum memutuskan tidur di ruang ber-AC.