Surat Tak Lekas Berlalu

Munirah | Taufan Rizka Purnawan
Surat Tak Lekas Berlalu
pixabay.com

Surat tak lekas berlalu yang tertata sangat indah dipandang. Sepucuk surat yang terukir pada kertas putih yang sangat suci. Berisi rangkaian kata-kata cinta kepada sahabat. Sahabat yang menjadi ilham telah mewarnai sepanjang kehidupan yang kulalui. Yang terus menjadi memoar tak pernah lenyap walau zaman telah berlalu dengan cepat.

Goresan rangkaian kata-kata cinta kepada sahabat pada tinta hitam. Terukur sangat anggun dalam rapi bentuknya. Surah yang memberikan belaian kelembutan sejati sungguh memberi kesan tersendiri teramat mendalam. Belaian kasih yang tertuang dalam makna di balik sepucuk surat.

Ku harap engkau kiranya sudi tuk membaca surat yang telah dibuat. Makna-makna sangat apik rupanya yang menyiratkan arti penting persahabatan. Persahabatan yang terlekat sejak kala kita berdua menjalani masa belia. Masa belia yang kita lalui bersama dalam kebahagiaan yang terukir.

Kiasan kerinduan akan petuah indah yang setiap saat kau hantarkan. Petuah dalam menghantarkan langkah suci yang nyata. Jiwa yang merindukan keberadaanmu yang selalu terkubur dalam bayang-bayang pikiranku. Bayang-bayang pikiranku terhunus imaji akan dirimu. Imaji begitu merasuki batin.

Lama juga kita tak bertemu. Bertahun-tahun lama berpisah denganmu yang tak ada pesan apapun yang kau hantarkan kepadaku. Tak sanggup lagi memendam rasa rindu yang berhinggap dalam batin. Ingin sekali bertatap muka denganmu yang semakin membuatku khawatir akan dirimu sekarang. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak