Nama George Orwell kemungkinan sudah diakrabi oleh para penikmat sastra di Indonesia. Ia terkenal sebagai penulis novel Animal Farm dan 1984. Ia juga dikenal sebagal salah seorang esais terkemuka, bahkan seantero Inggris dan seangkatan penulis modern lainnya. Pengalamannya yang beragam, dari mulai menjadi polisi imperial Inggris di India dan Burma, lalu menggelandang miskin di London dan Paris, sampai ikut dalam Perang Saudara Spanyol, menjadikan Orwell memiliki sudut pandang yang unik dalam melihat topik politik dan dinamika kemanusiaan di masyarakat. Dengan keunikannya itu, maka ia pun bisa melahirkan novel-novel yang bercitrakan isu politik yang kental, seperti halnya Animal Farm atau 1984.
Namun, selain menulis novel, Orwell juga rajin menulis esai untuk sejumlah majalah dan koran di Inggris. Topik yang dirambahi Orwell pun bermacam-macam, tapi ia paling sering membicarakan bahasa, kemanusiaan, kesusastraan, dan perpolitikan. Misalnya, dalam salah satu esainya terhimpun dalam buku Bagaimana Si Miskin Mati - Bahasa, Kesusastraan, Politik, dan Kemanusiaan (Diva Press, 2019), ada satu esai soal kesusastraan yang menarik untuk ditilik lebih mendalam. Esai itu berjudul Politik dan Bahasa Inggris.
Dalam esai tersebut, kendati Orwell banyak membicarakan soal bagaimana bahasa digunakan dalam karya-karya yang berpretensi perpolitikan dan dibuat dengan berbagai kesalahan penulisan, Orwell juga memberi tips-tips menulis yang sebaiknya dilakukan bagi mereka yang ingin menulis (esai) dengan kesegaran gagasan, tidak mengandung klise, dan mudah dibaca oleh khalayak pembaca.
Ada enam poin yang disodorkan oleh Orwell, dan keenam itu ia harapkan menjadi pertimbangan bagi siapa pun yang ingin mulai kegiatan menulis. Adapun keenam poinnya, bisa kita lihat sebagai berikut:
1. Jangan pernah menggunakan metafor, kiasan, atau ungkapan yang sudah biasa Anda baca
Poin ini berkaitan dengan strategi untuk menghindari kesan klise dalam tulisan yang kita buat. Bagi Orwell, kesegaran perlu dihadirkan dengan memperkaya literatur yang kita baca, sehingga kita memiliki cadangan metafor, kiasan, atau ungkapan yang lebih beragam lagi. Selain itu, dengan kehatian-hatian dalam memilih metafor, kiasan,atau ungkapan, kita juga melatih diri dalam menguatkan ketekunan dalam proses menulis itu sendiri. Dengan begitu, tulisan-tulisan yang kita hasilkan akan memiliki sesuatu yang berbeda, dan terhindar dari kesan klise.
2. Jangan pernah menggunakan kata panjang kalau ada kata pendek yang bermakna sama
Poin ini menekankan pada pentingnya efektifitas dalam proses menulis kita. Bagi Orwell, ia akan lebih suka menggunakan kata yang pendek dan sederhana, alih-alih kata yang panjang dan berbelit-belit. Hal itu perlu diperhatikan mengingat dengan kata yang pendek yang sama maknanya dengan kata panjang, membuat pembaca lebih mudah menangkap ide atau maksud dari tulisan yang kita buat. Selain itu, dengan memilih kata pendek, kita juga bisa membuat tulisan kita menjadi lebih berisi. Atau dengan kata lain, lebih berdaging sebab tidak mengandung kata panjang yang berbelit-belit.
3. Bila ada kata yang bisa dipangkas, pangkas kata itu
Poin ini menekankan pada proses penyuntingan yang sebaiknya tidak pernah kita lewatkan. Setelah kita selesai menulis, proses yang akan kita lakukan adalah menyunting tulisan tersebut. Dari beberapa hal yang dilakuakn pada proses tersebut, memangkas kata atau kalimat hingga menjadikan mereka lebih sederhana lagi, adalah salah satu hal yang tak boleh kita abaikan. Bagi Orwell, kalimat yang sederhana akan lebih baik ketimbang kalimat yang panjang nan berputar-putar. Jadi, selama kata atau kalimat itu bisa dipangkas, ia menganjurkan kita untuk memangkasnya.
4. Jangan pernah menulis kalimat pasif apabila Anda bisa menggunakan kalimat aktif
Poin ini mengacu pada pembentukan kalimat yang biasa kita buat. Kalau kita biasanya kerap menulis kalimat pasif dalam esai atau tulisan lain yang kita buat, Orwell menganjurkan kita untuk menuliskannya dengan menggunakan kalimat aktif. Hal ini perlu dipertimbangkan, sebab kalimat aktif akan lebih mudah menunjukkan ide apa yang hendak kita sampaikannya. Selain itu, kalimat aktif membuat tulisan kita berstruktur sederhana yang kuat. Jadi, strategi ini masih berhubungan dengan penulisan sesuatu yang sederhana, supaya mudah dipahami.
5. Jangan menggunakan frasa asing, kata ilmiah, atau jargon apabila Anda berhasil menemukan padanannya dalam bahasa sehari-hari
Poin ini menekankan pada kecenderungan seseorang yang merasa hebat bila menggunakan frasa asing, kata ilmiah, atau jargon tertentu dalam tulisan yang dibuatnya. Bagi Orwell sendiri, semua hal itu tidak perlu. Sebab, kalau kita bisa menemukannya pada pandanan sehari-hari, kita sebaiknya menggunakan padanan tersebut. Hal ini dimaksudkan supaya tulisan yang kita buat lebih memiliki kejelasan terkait maksud atau tujuannya.
Kendati frasa asing, kata ilmiah, atau jargon tertentu membuat tulisan kita terlihat lebih berbobot, tetapi yang ada, kerap kali itu hanya berfungsi sebagai tempelan saja. Oleh sebab itu, Orwell menganjurkan supaya kita memakai padanan yang lebih dekat dengan kita atau pembaca, yaitu padanan-padanan dari kata sehari-hari.
6. Lebih baik Anda melanggar salah satu dari aturan-aturan ini daripada menulis sesuatu yang biadab
Poin ini menjadi poin terakhir sekaligus poin paling penting dari keenam nasihat menulis yang dikemukakan oleh Orwell. Alih-alih mematuhi semua poin tadi dan menulis sesuatu yang bisa memicu perseteruan, perkelahian, atau sesuatu yang jahat lainnya, Orwell lebih menganjurkan kita untuk melanggar aturan-aturan tadi. Tulisan yang biadab, juga bisa dipahami sebagai tulisan yang menyesatkan pembacanya, atau mengandung propaganda, kebohongan, hoaks, dan pemelintiran fakta-fakta tertentu. Oleh sebab itu, Orwell menekankan kita untuk tidak menulis sesuatu yang biadab ini.
Itulah keenam nasihat menulis yang disampaikan oleh Orwell. Keenamnya mungkin bisa diaplikasikan dalam tulisan-tulisan yang kita buat. Tapi, tentu saja, tidak ada kewajiban bagi kita untuk menaati semua aturan-aturan tersebut. Sebab, kita bisa mengambil beberapa poin yang dirasa cocok dengan kecenderungan menulis kita.