Kemenangan timnas Indonesia U-17 atas Uzbekistan tadi malam, Jumat (15/8/2025) ternyata tidak hanya menggembirakan Nova Arianto sebagai pelatih. Media Vietnam pun tak segan untuk memberikan pujian. “Tim Indonesia ciptakan gempa, kalahkan “raksasa” sebelum jumpa Brazil di Piala Dunia,” bunyi judul artikel soha.vn, Sabtu (16/8/2025).
Pujian ini termasuk barang langka. Sebab belum lama ini media Vietnam mengejek Indonesia gegara gagal meraih tropi Piala AFF U-23 2025 kendati main di kandang. Anak asuh Gerald Vanenburg takluk di tangan Vietnam dengan skor tipis, 0-1.
Mereka menertawakan Indonesia yang diperkuat pemain lokal tidak mampu berbuat apa-apa. Mereka mengatakan juga dengan mengandalkan pemain lokal, Indonesia hanya mengandalkan lemparan ke dalam yang kerap dilakukan Robi Darwis.
Namun berkaitan dengan hasil Piala Kemerdekaan 2025 tadi malam, soha.vn berikan acungan jempol pada anak asuh Nova Arianto. Kemenangan ini dianggap sebagai hasil yang luar biasa.
“Menghadapi lawan yang Tangguh dari segi kekuatan fisik dan taktik, tim tuan rumah U17 Indonesia tampil gemilang hingga mampu membuat kejutan besar saat mengalahkan lawan tersebut dengan skor telak 2-0,” lanjut soha.vn.
Di mata Vietnam sendiri, Uzbekistan menjadi momok yang menakutkan. Negara pecahan Uni Soviet ini mempunyai kekuatan yang merata di semua level. Maka wajar jika mereka menjadi langganan juara dan lolos ke babak lebih tinggi.
Dengan pandangan ini, wajar jika media Vietnam kagum denga napa yang dapat dilakukan anak asuh Nova tadi malam.
“Setelah gol awal, para pemain asuhan pelatih Nova Arianto beralih ke serangan balik defensive. Tim tuan rumah tidak hanya bermain baik di pertahanan, terus-menerus membendung serangan Uzbekistan, tetapi juga tahu bagaimana cara menghukum lawan,” tambah soha.vn.
Sebelum pertandingan digelar, pendukung Garuda sebenarnya sempat khawatir. Hal ini disebabkan Nova berencana melakukan rotasi segenap pemain. Langkah ini dianggap berbahaya mengingat lawannya adalah Uzbekistan.
Dalam pertandingan pertama yang hanya menghadapi Tajikistan, tim yang secara kualitas di bawah Uzbekistan, mereka hanya mampu bermain imbang. Padahal, Indonesia telah menurunkan skuad terbaiknya.
Kini berhadapan dengan lawan yang lebih kuat, Nova melakukan langkah yang tidak seharusnya diambil. Nova memilih merotasi pemain demi jam terbang yang merata dan evaluasi.
Namun ternyata apa yang dilakukan Nova terbukti berhasil. Dua gol yang dilesakkann ke gawang Uzbekistan datang dari pemain Cadangan, Dimas Prasetyo dan Algazani. Dan yang lebih penting lagi gol itu tercipta dengan indah.
Ketiadaan pemain depan yang selama ini diandalkan ternyata tidak terlalu berpengaruh. Indonesia tadi malam bermain sangat bagus. Menyerang dan bertahan sama bagusnya, sehingga Uzbekistan dibuat tidak berkutik.
Mengenai hasil ini, Nova Arianto pun menyatakan kepuasannya.
“Secara keseluruhan, saya sangat senang dan paus dengan penampilan anak-anak. Hasil dari dua pertandingan di turnamen ini,” ungkap Nova.
kemenangan telak atas Uzbekistan ini selanjutnya akan menjadi modal Putu Panji dan teman-teman untuk pertandingan Senin nanti. Di laga ketiga mereka akan menantang Mali, tim kuat dari Afrika.
Mali sendiri mengukir 2 hasil positif di Piala Kemerdekaan ini. Di laga pertama mereka mengunci Uzbekistan dengan skor 2-0. Kemudian di laga kedua gilirang mengunci Tajikistan dengan skor 4-2.
Melihat catatan impresif Mali, pertemuan keduanya akan melahirkan tontonan menarik. Moril Garuda Muda setelah menang atas Uzbekistan akan membawa mereka memiliki motivasi untuk meraih hasil positif.
Melihat progress 2 pertandingan yang ada, rasanya tidak ada alasan bagi Garuda Muda untuk gugup hadapi Mali. Lini pertahanan yang dikomandoi Putu Panji kali ini akan mendapat ujian sesungguhnya dari Mali.