Dalam pertandingan terakhir Piala Kemerdekaan 2025 di Stadion Umum Sumatra Utara tadi malam, Senin (18/8/2025), timnas Indonesia U-17 harus mengakui keunggulan Mali dengan skor 1-2.
Dua gol Mali disarangkan Ballo dan Seydou Dembele pada menit ke-22 dan 33. Sementara gol balasan Indonesia lahir dari Fandy Alberto pada menit ke-37 lewat aksi lemparan ke dalam Fabio Azkariawan.
Meski harus menelan kekalahan dari Mali, media Vietnam lagi-lagi memberikan pujian atas penampilan anak asuh Nova Arianto tadi malam.
“Meskipun gagal meraih gelar juara, penampilan gemilang di turnamen empat negara tersebut memberikan kepercayaan diri yang lebih besar kepada pelatih Nova Arianto dan timnya sebelum berlaga di Piala Dunia,” tulis soha.vn, Senin (18/8/2025).
Pujian ini sangat beralasan mengingat reputasi tim asal Afrika ini yang terbilang hebat. Segala keunggulan yang dimiliki Mali, mampu dihadapi dengan baik oleh Putu Panji dan kawan-kawan.
Masih dalam tulisan soha.vn, turnamen bertajuk Piala Kemerdekaan 2025 terbilang turnamen yang berat. Pasalnya, Indonesia mengundang 3 tim dengan kualitas di atas rata-rata. Mereka adalah Mali, Uzbekistan, dan Tajikistan.
Nama-nama yang diundang tidak dapat dimungkiri adalah nama-nama besar. Apalagi keberadaan Mali yang terbilang menampilkan gaya khas sepak bola Afrika yang keras. Maka menjadi wajar jika soha.vn memberikan apresiasi.
Dalam laga semalam, Mali benar-benar menunjujkkan kelasnya. Sepanjang pertandingan, mereka mendominasi semua lini. Pemahaman terhadap strategi permainan bukti bahwa mereka adalah tim yang mapan.
Namun di sisi lain, meski dalam kepungan para pemain Mali, Putu Panji dan Mathew Bakker yang bertugas di lini pertahanan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Upaya mereka membendung serangan Mali terbilang berhasil.
Hal ini terlihat dari munculnya beberapa kali upaya Mali membobol gawang Daffa lewat luar kotak penalty. Dan salah satunya menjadi gol kedua lewat tendangan geledek Seydou Dembele.
Tindakan Mali banyak melakukan tendangan dar luar kotak penalty semata-mata karena mereka kesulitan menembus kotak penalty. Akhirnya upaya tersebut yang dilakukan para pemain Mali.
Apresiasi khusus juga ditunjukkan pada Daffa Gassemi di bawah mistar gawang Indonesia. Beberapa kali aksi penyelamatannya membuat gawang Indonesia hanya kebobolan 2 gol saja. Positioni dan kepandaian membaca permainan menjadi kehebatan Daffa tadi malam.
Secara umum, penampilan Indonesia dalam ajang ini terbilang sangat bagus. Kekalahan dari Mali tadi malam menjadi satu-satunya kekalahan Indonesia di ajang ini. Di 2 pertandingan awal, Putu Panji ditahan imbang Tajikistan 2-2 dan menang 2-0 atas Uzbekistan.
Sementara dalam pertandingan melawan Mali, meski kalah, para pemain menunjukkan mental bertanding yang luar biasa. Mereka mampu tampil ngotot dan disiplin. Dua hal ini yang membuat para pemain Mali harus bekerja lebih keras.
Menerima hasil pertandingan semalam, Nova Arianto sebagai pelatih mengungkapkan kepuasannya.
“Saya senang pemain banyak belajar melawan Mali, setelah ini pasti akan evaluasi mengenai performa pemain dan kita lihat siapa pemain yang akan kita bawa, harapan ke depannya mereka berkembang,” ujar Nova pasca pertandingan.
Selepas turnamen ini, agenda timnas Indonesia U-17 akan melakukan pemusatan Latihan di luar negeri. Bulgaria menjadi negara yang akan mereka tuju. Tujuannya adalah untuk memantapkan tim yang sudah ada.
Agenda timnas Indonesia U-17 dalam Piala Dunia U-17 2025 sendiri baru akan dijalani pada bulan November 2025. Di ajang tertinggi ini, Indonesia akan satu grup dengan Brazil, Gambia, dan Honduras.
Melihat komposisi grup tersebut, laga lawan mali tadi malam menjadi modal berharaga seperti dikatakan soha.vn dalam tulisannya.