Pekan-pekan awal gelaran Indonesia Super League tak berlangsung sepertimana yang diprediksikan kebanyakan orang. Tim-tim yang berstatus promosi dari kasta kedua pada musim lalu, di awal-awal musim ini justru menjadi kekuatan tak terprediksi yang membuat tatanan perjalanan tim-tim favorit menjadi lebih berat.
Memang, jika kita mengacu pada laman tabel klasemen di ileague.id tim-tim besar seperti Persija Jakarta, Persib Bandung, Persebaya Surabaya maupun Dewa United Banten FC masih menduduki posisi atas papan peringkat, namun di antara mereka terselip satu tim semenjana yang sebelumnya sama sekali tak terpetakan bernama PSIM Yogyakarta.
Tanpa diduga-duga sebelumnya, tim yang musim lalu masih berkutat di kompetisi kelas kedua di kompetisi sepak bola tanah air tersebut kini justru nangkring di peringkat ketiga klasemen sementara liga, tepat di bawah Borneo FC dan Persija Jakarta.
Dengan enam laga yang telah dijalani, PSIM kini telah mengoleksi 11 poin, yang mana jumlah tersebut berhasil mereka kumpulkan dari 3 kali menang, 2 imbang dan 1 kekalahan. Jumlah poin yang lebih unggul dari tim kesohor macam Persib Bandung dan Persebaya Surabaya.
Hal yang membuat lebih mengejutkan lagi adalah, dalam perjalanannya menuju peringkat ketiga klasemen, PSIM berhasil mengalahkan tim-tim berstatus favorit di Liga Indonesia seperti Persebaya Surabaya dan Bali United.
Bukan hanya itu, dua tim tradisional penguasa sejarah persepakbolaan Indonesia sekelas Persib Bandung dan Arema FC, juga urung untuk bisa mengalahkan PSIM yang sejatinya masih awam dengan peta persaingan di liga Indonesia era modern ini.
Pencapaian fantastis PSIM di awal-awal musim ini tentunya membuat kita selaku penggemar sepak bola tanah air bertanya-tanya, apakah ini adalah sebuah tanda jika kompetisi dalam negeri musim ini akan memunculkan tim kuda hitam?
Secara, PSIM sendiri yang bukan merupakan tim utama, justru di awal-awal guliran liga ini justru berhasil membuat banyak kejutan, termasuk dengan menggagalkan tim-tim favorit untuk meraih poin penuh saat bertarung dengannya.
Jikapun hal itu benar terjadi, maka tentu saja akan menjadi sebuah tontonan yang menarik bagi kita semua. Pasalnya, dalam beberapa musim belakangan ini, diakui ataupun tidak kompetisi dalam negeri kita seperti memerlukan sebuah kejutan besar yang bisa kembali menaikkan minat masyarakat awam untuk memperhatikannya.
Hal ini tak lepas dari cenderung monotonnya tim-tim yang menjadi juara di akhir musim. Di mana, semenjak era kejutan dari Bhayangkara FC berakhir pada tahun 2017 lalu, tak ada lagi tim-tim medioker yang bisa mencatatkan namanya sebagai kampiun di kasta tertinggi persepakbolaan dalam negeri.
Maka, sebuah warna baru, yang ditandai dengan munculnya tim liat dari daftar non-unggulan menjadi sebuah hal yang sejatinya diperlukan untuk kembali membuat liga dalam negeri menjadi lebih bergairah.
Apakah PSIM akan bertransformasi menjadi tim kuda hitam di kompetisi Liga Indonesia musim ini? Meskipun jawabannya belum tentu, namun saya pribadi berharap demikian.
Karena bagaimanapun, keberadaan tim non-unggulan sekelas PSIM yang menyulitkan tim-tim mapan Liga Indonesia, akan membuat persaingan menjadi semakin menarik karena membuat semua prediksi yang telah tersusun rapi menjadi goyah dan berantakan.
Imbasnya apa? Tentu imbas besarnya adalah pertarungan-pertarungan yang terjadi di kompetisi ini akan menjadi semakin menarik, karena tim-tim medioker yang kelasnya setara dengan PSIM akan menjadi termotivasi untuk bisa menjadi seperti mereka.