Beban besar kini tengah diemban oleh pelatih Timnas Indonesia senior, Patrick Kluivert. Di awal bulan Oktober ini, pelatih berkebangsaan Belanda tersebut harus mendampingi sang anak asuh dalam dua pertandingan hidup-mati yang menjadi penentu kelolosan Skuat Garuda ke Piala Dunia tahun depan.
Terlebih lagi, beban yang kini disandang oleh Kluivert semakin terasa berat karena bayang-bayang pelatih sebelumnya, Shin Tae-yong.
Diakui ataupun tidak, meskipun kini Kluivert dan Timnas Indonesia berhasil melaju ke ronde keempat babak kualifikasi zona Asia, namun para pendukung setia Timnas Indonesia masih banyak yang belum move on dari pelatih sebelumnya, yang sukses merubah Timnas Indonesia menjadi kekuatan baru di pentas persepakbolaan benua Asia.
Dan lagi, beban itu semakin bertambah berat imbas klaim sepihak dari Exco PSSI, Arya Sinulingga yang dengan terang-terangan memberikan label kepada Kluivert dan rekan-rekan kepelatihannya secara overproud.
Sekadar kilas balik, sepertimana dilansir laman Suara.com (3/2/2025), Arya Sinulingga dengan terang-terangan melabeli Patrick Kluivert dan para pelatih yang berada dalam timnya dengan sebutan "Tim Kepelatihan Terbaik" yang pernah dimiliki oleh Indonesia.
Tentu saja ini adalah klaim sepihak yang sangat tak berdasar. Karena kala itu, jangankan membawa prestasi, pelatih berkebangsaan Belanda tersebut beserta tim belum juga melakukan debut bersama Pasukan Merah Putih di satu pertandingan pun.
Dan hal inilah yang kini turut membebani eks Barcelona tersebut. Dengan label sebagai "Tim Kepelatihan Terbaik" yang disematkan sepihak oleh Exco PSSI, tentunya publik secara langsung ataupun tidak tersugesti dengan apa yang diklaimkan itu dan menuntut sebuah pencapaian besar sebagai konsekuensi dari label yang overproud.
Dan momen dua pertandingan di bulan Oktober ini menjadi waktu penghakiman dari publik pencinta sepak bola nasional akan label yang disematkan kepada Kluivert dan tim kepelatihannya. Mau tak mau, Kluivert harus bisa membawa pulang kebanggaan karena jika tidak, serangan demi serangan dari para pendukung Timnas Indonesia maupaun warganet akan mengarah kepadanya.
Akan sangat memalukan sejatinya jika nantinya Timnas Indonesia gagal memenuhi harapan dari khalayak ramai. Karena meskipun PSSI sendiri masih ragu-ragu terkait dengan target menuju Piala Dunia di kualifikasi kali ini, namun khalayak luas telah terlanjur "termakan" dengan statemen dari Exco PSSI yang menyebutkan Kluivert dan tim kepelatihannya secara overproud.
Masak, tim kepelatihan terbaik pencapaiannya masih kalah dengan STY yang membangun Timnas Indonesia dari minus? Bukankah begitu?
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS