Remontada Sensasional! SMAN 10 Bekasi Kalahkan SMKN 2 Surabaya di ANC 2025

Hernawan | Ryan Farizzal
Remontada Sensasional! SMAN 10 Bekasi Kalahkan SMKN 2 Surabaya di ANC 2025
Hasil skor Turnamen ANC 2025 SMKN 2 Surabaya vs SMAN 10 Bekasi (youtube.com/AXIS)

Di tengah kemeriahan AXIS Nation Cup (ANC) 2025, turnamen futsal pelajar terbesar di Indonesia, pertarungan sengit dan memukau kembali memikat hati para penonton. Pertandingan semifinal kategori putra antara SMKN 2 Surabaya melawan SMAN 10 Bekasi menjadi sorotan utama, di mana semangat juang para siswa SMA dan SMK bersatu dalam satu arena penuh gairah.

Sebagai bagian dari inisiatif Suara Para Juara yang diusung AXIS, ajang ini bukan hanya soal gol dan kemenangan, tapi juga platform bagi generasi muda untuk mengeluarkan potensi terbaik mereka. Untuk informasi lengkap mengenai jadwal dan pendaftaran, kunjungi situs resmi di anc.axis.co.id, di mana kamu bisa merasakan getaran kompetisi langsung dari rumah.

Tim futsal SMKN 2 Surabaya, yang telah menjuarai regional Jawa Timur dengan kemenangan telak atas lawan-lawannya, datang dengan modal kuat. Mereka dikenal dengan strategi cepat dan serangan balik mematikan, hasil latih tanding intensif di bawah bimbingan pelatih Ary Ichsan Pradana.

Sementara itu, SMAN 10 Bekasi, perwakilan Jawa Barat yang lolos setelah mengalahkan rival lokalnya, membawa semangat pantang menyerah khas anak Bekasi. Turnamen ANC 2025, yang diselenggarakan oleh axis.co.id, telah melibatkan ribuan atlet dari 40 kota, membuktikan komitmen AXIS dalam mendukung olahraga futsal sebagai wadah pengembangan karakter pemuda Indonesia.

Peluit kick-off dibunyikan di GOR Futsal yang dipenuhi sorak-sorai suporter kedua kubu. Babak pertama langsung berlangsung sengit, dengan SMKN 2 Surabaya mendominasi penguasaan bola. Pemain andalan mereka, Sabilul—penyerang lincah berusia 17 tahun—menjadi mimpi buruk bagi lini belakang Bekasi. Pada menit ke-4, ketegangan mulai terasa ketika Sabilul memanfaatkan umpan silang dari rekan setimnya, mengecoh kiper SMAN 10 dengan tendangan keras ke sudut kanan gawang.

Gol! Skor 1-0 untuk Surabaya. Penonton Surabaya meledak kegirangan, sementara wajah pemain Bekasi menunjukkan keraguan yang mulai merayap. Udara terasa semakin panas; setiap tackling terdengar seperti dentuman petir, dan sorak "Surabaya Juara!" bergema seolah-olah ingin menenggelamkan semangat lawan.

Akan tetapi, futsal adalah olahraga yang tak pernah bisa diprediksi, dan ketegangan benar-benar memuncak menjelang akhir babak pertama. SMAN 10 Bekasi, yang tertinggal, mulai menekan dengan formasi defensif rapat. Mereka hampir saja membalikkan keadaan ketika duo kembar, Ahmad dan Ali—pemain sayap berbakat—melancarkan serangan balik kilat. Tendangan Ali di menit ke-18 membentur mistar gawang, membuat jantung suporter Bekasi nyaris copot.

Peluit jeda turun minum menyudahi babak pertama dengan skor 1-0, tapi suasana ruang ganti kedua tim pasti dipenuhi strategi darurat. Para pemain Surabaya merayakan keunggulan tipis itu dengan pelukan, sementara Bekasi tampak frustrasi—mata mereka penuh api dendam yang siap membara di babak kedua. Ini adalah momen di mana Suara Para Juara benar-benar terdengar: bukan dari mulut, tapi dari setiap gerakan kaki yang haus akan keadilan.

Memasuki babak kedua, ketegangan naik ke level yang lebih tinggi. SMKN 2 Surabaya berusaha mempertahankan keunggulan dengan possession bola yang mencapai 60 persen, tapi SMAN 10 Bekasi tak tinggal diam. Pelatih Bekasi, yang dikenal dengan taktik "remontada" ala Spanyol, memerintahkan anak asuhnya untuk menekan tinggi.

Pada menit ke-23, keajaiban terjadi. Ahmad, si kembar pertama, merebut bola dari tengah lapangan dan mengirim umpan akurat ke Ali, yang dengan dingin menaklukkan kiper Surabaya. Gol! Skor menjadi 1-1. Sorak "Bekasi! Bekasi!" menggema, dan wajah para pemain Surabaya berubah pucat—mereka yang tadinya nyaman kini merasakan tekanan balik. Udara terasa sesak; setiap duel udara seperti pertarungan hidup-mati, dengan keringat bercucuran dan napas tersengal.

Drama semakin memuncak saat Bekasi tak berhenti menyerang. Di menit ke-28, Ahmad kembali menjadi pahlawan dengan solo run melewati dua bek Surabaya, diikuti tendangan voli keras yang tak bisa dihalau. 2-1 untuk Bekasi! Kini giliran Surabaya yang panik; mereka mengerahkan segala kekuatan untuk menyamakan kedudukan, tapi lini belakang mereka mulai goyah.

Tendangan jarak jauh dari Sabilul di menit ke-32 membentur tiang, membuat penonton Surabaya menahan napas. Ketegangan mencapai klimaks di menit-menit akhir. Dengan waktu tersisa dua menit, Ali—kembar kedua—menerima umpan lambung dari Ahmad dan menendang bola ke gawang kosong setelah kiper Surabaya maju.

Gol ketiga! 3-1. Peluit panjang berbunyi, dan Bekasi meledak dalam euforia—pemain-pemainnya berpelukan, beberapa berlutut menangis syukur. Surabaya, meski kalah, bertepuk tangan hormat, menunjukkan sportivitas sejati di ANC 2025.

Pertandingan ini bukan hanya soal skor 3-1, tapi cerita tentang ketangguhan mental. SMAN 10 Bekasi berhasil melakukan remontada gemilang setelah tertinggal, membuktikan bahwa futsal adalah permainan di mana satu momen bisa mengubah segalanya. Duo kembar Ahmad dan Ali menjadi bintang malam itu, mencetak dua gol krusial yang mengantarkan tim mereka ke grand final.

Sementara SMKN 2 Surabaya, dengan perjuangan heroik Sabilul, meninggalkan pelajaran berharga tentang kegigihan. Melalui ANC 2025, Suara Para Juara bergema lebih kencang, menginspirasi ribuan pelajar untuk bermimpi besar di lapangan hijau.

SMAN 10 Bekasi berhasil masuk final. Hanya saja, harus puas menjadi runner up. Pasalnya, juara ANC 2025 dipegang oleh SMK Nusantara yang berhasil mengalahkan SMAN 10 Bekasi dengan skor 4-3.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak