Timnas Indonesia Terancam Dapat Hukuman usai Gagal Penuhi Target SEA Games

Sekar Anindyah Lamase | Rana Fayola R.
Timnas Indonesia Terancam Dapat Hukuman usai Gagal Penuhi Target SEA Games
Timnas Indonesia U-22 dalam SEA Games 2025. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/app/nym)

Timnas Indonesia akan segera masuk dalam daftar evaluasi khusus oleh pihak Kemenpora menyusul kegagalan mereka mencapai target prestasi di ajang SEA Games 2025 yang berlangsung di Thailand.

Langkah ini diambil sebagai bagian dari tanggung jawab pemerintah dalam meninjau performa setiap cabang olahraga (cabor) yang dikirimkan ke pesta olahraga terbesar di Asia Tenggara tersebut.

Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Surono menegaskan bahwa rapat evaluasi tengah dilakukan sebelum pemerintah memberikan keputusan final.

Evaluasi ini tidak hanya berlaku bagi sepak bola, tetapi juga menyasar seluruh cabang olahraga yang prestasinya tidak sesuai dengan target yang telah disepakati sebelumnya.

Dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Surono menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan pemetaan terhadap hasil akhir seluruh cabor.

Kemenpora membagi kategori menjadi tiga bagian, yakni cabang yang melampaui target, sesuai target, dan yang gagal memenuhi target prestasi.

Pemerintah juga menyiapkan mekanisme penghargaan bagi atlet dan federasi yang berhasil mengukir prestasi gemilang. Sebaliknya, bagi cabang olahraga yang kinerjanya dianggap mengecewakan, Kemenpora tidak menutup kemungkinan adanya pemberian hukuman atau konsekuensi tertentu sebagai bentuk pertanggungjawaban.

"Kami sudah petakan ada beberapa cabor yang memang satu tidak sesuai dengan target yang kedua adalah cabang yang sesuai target. Bahkan ada cabang yang memang melebihi target itu nanti ada penghargaan dan ada pasti hukuman dan lain-lain," kata Surono sebagaimana diungkap Antara News, Senin (22/12/2025).

Sektor sepak bola menjadi perhatian serius karena gagal memenuhi ekspektasi minimal, yakni medali perak. Surono menyatakan bahwa sepak bola tidak luput dari evaluasi menyeluruh, apalagi skuad Garuda Muda harus pulang lebih awal sebelum menyentuh babak semifinal.

"Ya semua yang tadi kami sampaikan nukan masalah cabang yang kami evaluasi adalah (secara keseluruhan) semua yang kami evaluasi," tambahnya.

Target yang dipasang oleh PSSI sebenarnya cukup tinggi, yakni meraih medali emas demi mempertahankan gelar juara yang diraih pada edisi 2023. Namun, realita di lapangan menunjukkan hasil yang berbanding terbalik dengan ambisi besar untuk meraih prestasi back-to-back tersebut.

Perjalanan Timnas Indonesia U-22 di Thailand berakhir tragis setelah mereka terhenti di fase grup. Berada di Grup C, Indonesia hanya mampu mengumpulkan 3 poin dari hasil kekalahan melawan Vietnam, hasil imbang, serta kemenangan 3-1 atas Myanmar di laga terakhir pada 12 Desember 2025.

Meskipun meraih kemenangan di laga pamungkas, anak asuh Indra Sjafri gagal melaju ke babak berikutnya melalui jalur runner-up terbaik. Indonesia harus merelakan posisi tersebut kepada Malaysia yang unggul dalam hal produktivitas gol, sehingga skuad Garuda harus angkat koper tanpa membawa satu pun medali.

Evaluasi Menyeluruh dan Dampak Kegagalan di Thailand

Kegagalan ini tercatat sebagai pencapaian terburuk sepak bola Indonesia di ajang SEA Games sejak tahun 2009. Status sebagai juara bertahan seolah tidak memberikan beban positif bagi performa tim di lapangan, yang akhirnya memicu keputusan drastis dari pihak federasi.

Sebagai dampak langsung dari hasil buruk ini, PSSI secara resmi memecat Indra Sjafri dari kursi pelatih kepala Timnas Indonesia U-22. Pengumuman pemecatan ini disampaikan langsung oleh Ketua Badan Tim Nasional PSSI, Sumardji, pada tanggal 16 Desember 2025 setelah dilakukan analisis mendalam terhadap kinerja tim.

Indra Sjafri sendiri menyatakan menerima keputusan tersebut dengan lapang dada dan mengambil tanggung jawab penuh atas kegagalan tim. Saat ini, PSSI sedang menyelesaikan kewajiban kontrak sang pelatih sesuai dengan kesepakatan yang berlaku.

Krisis di jajaran manajemen juga terjadi setelah Sumardji menyatakan mundur dari jabatannya sebagai manajer Timnas senior dan U-22. Situasi ini memaksa PSSI untuk segera bergerak cepat mencari sosok pelatih baru guna memimpin program regenerasi di Timnas U-20 dan U-22 ke depannya.

Menariknya, kegagalan di sektor sepak bola ini terjadi di tengah prestasi luar biasa kontingen Indonesia secara keseluruhan. Indonesia berhasil finis di peringkat kedua klasemen akhir medali SEA Games 2025, hanya berada di bawah tuan rumah Thailand yang menjadi juara umum dengan 233 emas.

Kontingen Indonesia sukses mengumpulkan total 333 medali dengan rincian 91 medali emas, 111 medali perak, dan 131 medali perunggu. Raihan 91 emas tersebut melampaui target awal yang ditetapkan Kemenpora, yaitu sebanyak 80 medali emas.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak