Merindukan Malioboro Versi Pekanbaru

Hernawan | Supriyadi supriyadi
Merindukan Malioboro Versi Pekanbaru
Tugu Pal Putih atau Tugu Yogyakarta - (SUARA/Eleonora PEW)

Sebagai seorang yang lahir di Yogyakarta dan kemudian merantau di Pekanbaru, tentu sangatlah wajar jika penulis kemudian merindukan hal-hal yang berbau atau berciri khas Jogja. Beberapa hal itu antara lain adalah gudeg ataupun bakpia yang merupakan makanan khas asli jogja. Ada juga sesuatu yang selalu kita rindu tentang Jogja. Bahkan banyak orang yang menganggap belum sampai Jogja jika kemudian belum sampai ke tempat ini, sebuah kawasan eksotik, di mana banyak penjual menjajakan cendera mata dan banyak orang berlalu lalang ataupun sekedar menikmati suasana kawasan ini. Itulah yang sering kita sebut sebagai “Malioboro”.

Malioboro menjadi tempat untuk membeli oleh-oleh atau cindera mata khas Jogja bagi para pengujung yang berwisata di Jogja, Malioboro juga merupakan tempat anak-anak muda berkumpul atau nongkrong bercengkrama menghabiskan hari untuk sekedar membuang penat sampai mencari ide-ide kreatif. Intinya Malioboro merupakan sebuah tempat atau jalan atau kawasan yang selalu menarik untuk dikenang bagi masyarakat tempatan maupun pendatang.

Menurut penulis, Malioboro selain memiliki sisi indah yang selalu dirindukan, juga merupakan sebuah kawasan penggerak roda perekonomian. Di kawasan Malioboro tersebut bukan hanya para pengusaha besar yang hidup, tetapi juga para pelaku industri kecil dan menengah seperti pedagang kaki lima yang diberi ruang untuk tumbuh dan berkembang. Di depan atau pun di samping hotel-hotel mewah maupun mall-mall besar dan pusat perbelanjaan lainnya terdapat pedagang-pedagang kecil yang mencoba peruntungan dengan menjajakan cendera mata, makanan khas jogja dan sebagainya. Semua berjalan dengan harmonis dan saling menghormati.

Kelebihan lain yang dimiliki Malioboro adalah kebersihannya yang terjaga dan juga para seniman jalanan yang menghibur para pengunjung Malioboro dengan sopan. Semua menjadikan Malioboro susah untuk dilupakan, tetapi ingin selalu dikenang.

Beberapa hal tersebutlah, yang kemudian membuat hati penulis riang gembira ketika pemerintah Kota Pekanbaru ingin menghadirkan Malioboro di Kota Madani ini. Malioboro made in Pekanbaru ini coba dikembangkan di kawasan Jalan Agus Salim sejak tahun 2021. Namun, hingga kini memasuki tahun 2022 bulan Februari Malioboronya Kota Pekanbaru belum berkembang sesuai dengan harapan.

Maksud pemerintah Kota Pekanbaru menjadikan kawasan Jalan Agus Salim menjadi seperti Malioboro, bertujuan untuk menata kawasan tersebut menjadi indah dan menjadi pusat ekonomi kreatif, khususnya bagi rakyat kecil baik pada pagi hari, siang hari, maupun malam hari. Namun, upaya tersebut bukan semudah membalikkan telapak tangan, banyak tantangan yang meski di hadapi.

Kawasan Jalan Agus Salim Kota Pekanbaru yang dahulunya merupakan pasar, tentunya memiliki historis dan sejarah yang panjang. Merelokasi mereka yang dulu berjualan di Kawasan Jalan Agus Salim bukanlah sesuatu yang mudah. Maka bukan sesuatu yang aneh lagi, jika kemudian hingga hari ini pun masih ada para pedagang lama yang masih kucing-kucingan dengan petugas.

Di lokasi yang sudah disediakan untuk berjualan pun hingga hari masih belum banyak yang  dibuka. Mungkin belum banyak yang mendaftar. Bisa jadi juga hal ini dipengaruhi oleh situasi pandemi yang hingga kini belum berakhir.

Meskipun situasinya masih jauh dari harapan, penulis berharap ke depan “Malioboro”nya Pekanbaru ini bisa benar-benar terwujud sesuai konsep yang diusung oleh pemerintah Kota Pekanbaru. Dengan adanya Malioboro-nya Pekanbaru tentunya ini akan menjadikan Kota Pekanbaru memiliki kawasan ekonomi kreatif dan sekaligus obyek wisata yang bisa dinikmati oleh masyarakatnya ataupun masyarakat sekitar Kota Pekanbaru.

Tentu itu semua bisa terwujud kalau pemerintah Kota Pekanbaru bersungguh-sungguh menjadikan kawasan Jalan Agus Salim ditata seperti “Malioboro”-nya Jogja. Itu semua butuh kerjasama semua pihak yaitu pemerintah, masyarakat, swasta dan juga stake holders terkait.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak