Kota Malang: Haruskah Menambah Problematika Lewat Pengemis?

Candra Kartiko | Atsna Himmatul Aliyah
Kota Malang: Haruskah Menambah Problematika Lewat Pengemis?
Ilustrasi pengemis (Pexels/Timur Weber)

Kota Malang merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Timur yang dikenal sebagai kota bunga. Hal ini dikarenakan Kota Malang menjadi daerah yang memiliki beranekaragam pohon bunga, sehingga menambah kesan indah.

Kota Malang juga menjadi kota terbesar kedua setelah Surabaya di Provinsi Jawa Timur. Bahkan kota ini juga dikenal sebagai daerah yang mempunyai banyak kesenian.

BACA JUGA: Catcalling: Ketidaknyamanan dan Kesenjangan Gender di Ruang Publik

Selain itu, kota ini juga dikenal sebagai kota pelajar yang mana banyak pelajar atau mahasiswa datang ke Malang untuk menuntut ilmu. Namun, semakin banyaknya pelajar yang datang, menjadikan daerah ini semakin padat penduduk.

Namun, tahukah kalian jika di Kota Malang terdapat banyak para pengemis?

Sebagai pendatang baru dengan status mahasiswa dari luar daerah, membuat kami terkejut melihat keadaan ini. Bisa dibilang cukup banyak pengemis di  pinggir jalan, baik keliling, bertempat di lalu lintas, dan lain sebagainya.

Mirisnya lagi, mereka membawa anak kecil dengan tujuan belas kasihan dari orang lain. Hujan, panas, mereka lalui bersama. Mengorbankan kehidupan anak demi ikut mengais rejeki.

BACA JUGA: Menyoal Pidana Mati, Dilema Pilih Menegakkan HAM Pelaku atau Korban?

Lalu, siapa yang harus disalahkan? Pemerintah? Masyarakat? Atau siapa?

Bukankah ini menjadi sebuah problematika bagi suatu daerah? Lewat para pengemis, daerah menciptakan problematika sendiri. Belum usai masalah sebelumnya, kembali datang perihal masalah lainnya.

Jika ditanya, apa solusinya? Akankah problematika ini akan terus terjadi?

Pengemis bukan profesi yang salah, pertanyaannya : apakah mereka memang dari keluarga yang tidak punya dalam hal materi? Tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah? Atau apa?

Mungkin, menjadi seorang pengemis bukanlah keinginan pribadi mereka. Melainkan, memang kondisi keluarga yang mengharuskan mengambil profesi ini. Namun, tak menutup kemungkinan jika profesi ini merupakan “suruhan orang lain yang berkepentingan”. 

Tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya, mengapa mereka melakukan profesi ini.

BACA JUGA: Ramadhan dan Ajang Ujian untuk Diri

Inilah, salah satu problematika di Kota Malang yang menyisakan tanda tanya, khususnya bagi pendatang baru. Terkadang, banyak pula hal meresahkan perihal pengemis ini. Bahkan, ada yang tidak sopan ketika mendatangi para mahasiswa untuk sekedar “minta-minta” .

Padahal, seharusnya orang yang kekurangan dalam hal materi akan mendapatkan bantuan dari pemerintah, baik langsung maupun tidak langsung. Namun, kenapa masih banyak pengemis yang terlihat? Mereka masih berkeliaran di padatnya jalanan Kota Malang.

Bahkan, terkadang di pinggiran kota banyak anak usia di bawah 17 tahun yang jualan roti atau bakpao. Panas, hujan mereka tetap memilih untuk berjualan sampai dagangan habis. Tak diketahui alasan sebenarnya mereka melakukan ini.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak