Peran Penting Intimacy Coordinator: Seni, Profesionalisme & Batasan Aktor

Hikmawan Firdaus | Athar Farha
Peran Penting Intimacy Coordinator: Seni, Profesionalisme & Batasan Aktor
Runny Rudiyanti si Intimacy Coordinator untuk Film Norma: Antara Mertua dan Menantu (Instagram/ deecompany_official)

Sering rasanya muncul film-film romance, baik berlabel rating 17+ sampai 21+, yang terkadang bikin penontonnya salting sendiri pas menonton momen-momen ‘sentuhan fisik antar kekasih’. 

Nah, apakah kamu salah satu dari penonton yang salting atau terpukau melihat scene ‘tatapan mata, sentuhan lembut, pelukan penuh emosi, hingga adegan ranjang’, yang membuat dirimu percaya scene di dalam film maupun series itu sungguhan? 

Pernahkah terpikir, bagaimana para aktor menjalani momen sedekat itu di depan kamera, tanpa melibatkan perasaan pribadi atau melampaui batas kenyamanan? Bila kamu kepo, lanjut baca sampai tuntas ya! 

Untuk lebih memahami lebih dalam. Hal pertama yang harus kamu yakini ialah, itu semua hanyalah akting yang sudah diatur sedemikian rupa oleh orang-orang kreatif di balik layar film. Dan di antaranya ada sosok Intimacy Coordinator

Di balik layar, merekalah (Intimacy Coordinator) yang memastikan adegan-adegan sensitif maupun romantis terwujud dengan penuh seni dan empati, tapi tetap menjaga rasa aman bagi aktor dan aktris yang terlibat. Bisa dibilang, Intimacy Coordinator bukan hanya bagian dari tim kreatif, tapi juga ‘pihak penjaga’ keseimbangan profesionalisme dan privasi para aktor.

Lalu, bagaimana sebenarnya mereka bekerja? Yuk, selami lebih jauh tugas Intimacy Coordinator yang semakin penting di industri film. 

1. Tahap Pra-Produksi: Menyulam Adegan Romantis Sampai Sentuhan Fisik 

Sebelum kamera mulai merekam, sosok Intimacy Coordinator biasanya akan membaca skrip dengan teliti. Mereka mencari tahu adegan mana yang membutuhkan sentuhan khusus, misalnya adegan ciuman, pelukan erat, atau bahkan yang lebih intim (seks). Setelah itu, Intimacy Coordinator akan diskusi bareng sutradara untuk memahami seperti apa visi kreatif yang diinginkan.

Namun, lebih lanjut, Intimacy Coordinator juga berdiskusi dengan para aktor. Diskusi ini penting banget, karena di sinilah batasan masing-masing aktor dibahas dengan jujur. Apa yang membuat mereka nyaman, apa yang nggak. Semua dicatat dan dijadikan panduan agar proses syuting nantinya berjalan lancar.

2. Saat Pengambilan Gambar: Menghidupkan Adegan dengan Aman

Saat proses pengambilan gambar, di sini peran Intimacy Coordinator makin terlihat. Mereka akan memastikan, adegan intim dikoreografi dengan hati-hati, sehingga terlihat natural di layar, tapi tetap menghormati batasan para aktor. Koreografi ini mencakup: ritme, posisi, pose, yang menyesuaikan alur. 

Untuk memastikan kenyamanan, biasanya menggunakan trik teknis. Misalnya, pelindung tubuh untuk adegan ranjang atau alat peraga yang membantu menciptakan ilusi, biar para aktor dan aktris nggak merasa canggung. Dan tentu saja, selama syuting berlangsung, Intimacy Coordinator selalu ada di lokasi untuk memastikan segalanya berjalan sesuai kesepakatan.

3. Tahap Pascaproduksi: Menjaga Kesepakatan Saat Editing Video 

Setelah pengambilan gambar selesai, tugas Intimacy Coordinator belum selesai ya. Biasanya, mereka juga akan dilibatkan dalam proses editing untuk memastikan hasil akhir tetap menghormati batasan yang sudah disepakati. Misalnya, memastikan nggak ada adegan yang diedit jadi terlalu eksplisit di luar apa yang disetujui sebelumnya.

Segitu saja cukup ya. Semoga dengan informasi ini, kamu jadi lebih paham tentang film. Apa yang kita lihat dan terkesan nyata itu, pastinya telah diatur sedemikian rupa. Artikel ini dibuat untuk penonton, yang seringnya berkomentar buruk pada aktor dan aktris yang berani melakukan adegan ranjang, tanpa tahu proses di balik layarnya. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak