Sebagai manusia biasa, emosimu memang kadang naik turun. Inilah yang kerap membuatmu jadi gak sabaran ketika sedang lelah. Belum lagi, mendapati tingkah laku anak yang bikin naik darah.
Meski begitu, sebagai orangtua, kamu harus mengendalikan emosi. Apabila sampai membentak anak sekalipun dia salah, maka akan ada banyak dampak buruk yang bisa terjadi. Hal buruk apa saja yang dapat terjadi? Yuk, simak!
1. Anak jadi rendah diri
Hal pertama yang dapat terjadi kalau kamu sering marah-marah dan membentak anak, adalah anak jadi takut berbuat salah. Hal ini menyebabkan dia akan selalu memilih berada di zona nyaman.
Tentu ini akan berdampak buruk bagi masa depannya nanti. Dia akan tumbuh jadi pribadi yang rendah diri, karena tiap kali ingin mencoba sesuatu selalu khawatir gagal atau salah. Sebab, di masa lalu sering kena bentak ketika melakukan kesalahan.
2. Anak jadi egois dan sulit dinasihati
Dampak buruk lainnya bila kamu sering membentak anak, yakni dia menjadi egois dan keras kepala. Hal tersebut terjadi untuk menutupi rasa sakit hati dan terluka saat dimarahi oleh orangtuanya.
Dengan bersikap egois dan sulit dinasihati, ia merasa punya power. Hal yang gak bisa dia dapatkan ketika sedang dibentak oleh orangtuanya.
3. Sering menentang orangtua
Ada banyak orangtua yang pusing dengan perilaku anaknya yang suka sekali membantah. Padahal, itu terjadi akibat pola asuh orangtuanya sendiri.
Kenyang dengan omelan dan bentakan dari orangtua, membuat anak jadi sulit mencintai orangtuanya. Dari situlah, rasa respek terhadap orangtua jadi hilang, dan ia cenderung jadi sering membangkang.
4. Anak bersifat tertutup
Persoalan lain yang kerap dikeluhkan orangtua, adalah anak sulit terbuka dengan orangtuanya sendiri. Nah, hal ini bisa jadi karena efek buruk dari perlakukan orangtua yang kerap membentaknya.
Karena sering mendapat respons tak mengenakkan, anak jadi terlatih untuk memendam perasaannya. Sayangnya, ini bisa terbawa sampai ia besar. Ia sulit untuk bersikap terbuka, karena dari dulu sudah terbiasa menyimpan semua perasaannya sendiri.
Semoga uraian ini bisa menyadarkan para orangtua yang kerap membentak anak, bahkan karena sekadar perkara spele. Ingat, tegas itu bukan galak!