Apakah kamu sering mengalami kecemasan dalam hidup? Perasaan tidak tenang dan khawatir berlebih akan banyak hal memang menyiksa dirimu secara perlahan. Mungkin kamu perlu menerapkan aliran pemikiran yang akan mengubah hidupmu dan menjauhkanmu dari rasa cemas, Stoikisme. Aliran pemikiran ini akan membantu kamu menjadi pribadi yang lebih tenang dan peaceful dalam menjalani kehidupan.
Lalu apa sebenarnya stoikisme itu? Secara sederhana para stoik, para penganut stoikisme, menjelaskan bahwa dalam stoikisme, kita hanya bisa mengendalikan apa yang ada dalam dimensi kita (apa yang kita pikirkan dan apa yang kita lakukan). Apapun yang terjadi di luar dimensi kita (hal eksternal) adalah hal yang bukan kendali kita. Hal di luar dimensi yang dimaksud adalah semua kejadian, kondisi dan tindakan atau perilaku orang lain terhadap kita. Jadi kita hanya fokus pada hal yang bisa kita kontrol, yaitu pikiran dan perilaku kita.
Merangkum dari Greatmind : On Marissa's Mind, Stoikisme lahir pada masa Yunani dan Romawi kuno, ditemukan oleh filsuf Yunani Zeno dan dikembangkan oleh sederet filsuf Romawi Seneca, Epitectus dan Marcus Aurelius.
Pola pikir ini dikenal luas baik oleh kalangan budak maupun kalangan bangsawan, selama ratusan tahun. Mereka menilai filosofi ini sangat bermanfaat untuk keseharian. Pasalnya, telah mengajarkan mereka cara untuk tetap tenang menghadapi situasi apapun, termasuk di keadaan tergenting sekalipun.
Lalu apa sebenarnya tujuan stoikisme ini? salah satu tujuannya adalah penguasaan terhadap diri sendiri (self-controlling), yang dilakukan dengan penuh ketenangan, ketahanan mental dan keseimbangan secara emosional.
Berikut ini merupakan contoh situasi yang dilihat dari perspektif stoikisme :
Dalam proses perkuliahan, kamu berharap mendapatkan nilai IPK yang bagus, memuaskan dan terbaik. Nah, yang ada dalam kontrol kamu adalah kualitas belajar kamu, seperti waktu yang kamu korbankan untuk belajar lebih giat dan beberapa usaha yang kamu lakukan untuk mendapat nilai yang maksimal dari dosen.
Hal yang bukan urusan dan kendali kamu adalah keputusan dosen untuk memberi nilai terbaik atau tidak. Ada banyak hal yang memengaruhi hal ini, kamu tidak tahu dan itu bukan kendalimu.
Kamu hanya dapat memastikan bahwa usaha dan perilakumu sesuai dengan apa yang dibutuhkan agar mendapat nilai yang tinggi. Jika kamu terus mencoba untuk mengendalikan apa yang di luar kendali, kamu akan semakin kecewa, sakit hati dan bahkan terpuruk karena apa yang terjadi jauh dari ekspektasimu.
So, tetaplah berusaha dan bekerja semaksimal mungkin. Jika usahamu diapresiasi dengan nilai yang baik, syukur. Jika belum diapresiasi dengan baik, kamu tidak perlu menghabiskan waktu dan energi untuk mengeluh karena kecewa.
Sama halnya dengan persoalan kita disukai atau tidak oleh orang lain. Orang yang nggak suka kamu dan punya persepsi buruk tentangmu akan tetap membencimu, meskipun kamu menjelaskan dengan detail sebaik apapun kamu.
Dengan sentuhan stoikisme, kamu nggak akan buang waktu untuk meyakinkan orang lain bahwa kamu baik. Stoik akan menunjukan kebaikannya melalui tindakan. Masalah orang lain mau suka atau tidak, ya terserah. Bukan urusan kamu.
Stoik tetap mengharapkan yang terbaik dalam hidup namun tetap menyiapkan dirinya jika segala kemungkinan terburuk terjadi. Tidak hanya siap akan keberhasilan, namun juga siap akan kegagalan. Menyakitkan bukan, jika kita hanya menyiapkan diri untuk hal-hal yang baik saja padahal kemungkinan buruk bisa saja terjadi.
"Berikan saya ketenangan untuk menerima apa yang tidak bisa saya ubah, keberanian untuk mengubah apa yang bisa saya ubah, dan kebijaksanaan untuk tahu perbedaan antara keduanya" - Reinhold Nieburh.
Di atas adalah quotes dari teolog Reinhold tentang stoikisme. Menenangkan bukan? Itulah penjelasan tentang aliran pemikiran stoikisme yang bisa kamu terapkan. Let's focus on what you can control.