Pada umumnya seseorang akan seketika bersimpati saat mengetahui penderitaan orang lain. Ada kepedulian bahkan keinginan untuk membantu dan menolong orang lain yang sedang mengalami masalah. Minimal dengan memberikan dukungan atau motivasi. Namun, bersimpati ini teryata dapat menguap dalam waktu yang cukup singkat.
Sebab pada dasarnya, apabila kamu mendapati orang-orang yang semula bersimpati atas penderitaan kamu menjadi lebih cuek bahkan berbalik menyerang kamu atau menghakimi kamu. Berikut 4 alasan seseorang berhenti bersimpati atas penderitaan kamu.
1. Kamu selalu Menyudutkan Seseorang yang sama sekali Tidak Menyudutkan kamu
Karena diamnya seseorang atas berbagai peryataan kamu yang menyudutkannya bisa menjadi senjata ampuh yang mematikan untuk memutarbalikkan keadaan. Seseorang yang tadinya lebih percaya pada kamu sekarang berubah menjadi yakin dia tidak bersalah. Alasanya, seseorang yang berdiri di jalan kebenaran sering kali tidak membutuhkan pembelaan diri apa pun.
Karena diamnya seseorang menjadi tkamu kepercayaan dirinya bahwa dia tidak melakukan semua yang kamu tuduhkan tersebut. Sedangkan kamu yang selalu berkoar-koar tentang kesalahannya memiliki kewajiban untuk membuktikan setiap perkataan kamu, bahkan ketika dia hanya diam sangat mungkin kamu menjadi makin agresif dan melebih-lebihkan kesalahannya tersebut.
2. Kamu Memperoleh Keuntungan Materi dan Ketenaran dari Penderitaan yang Terekspos
Saat kamu mencoba membuka penderitaan kamu di depan banyak orang, otomatis akan ada keuntungan yang didapatkan dari hal tersebut. Karena tentunya pertolongan secara langsung serta dukungan atau motivasi. Hal tersebut masih tergolong keuntungan yang wajar diperoleh. Tetapi, kalau kamu sampai mengeruk banyak keuntungan materi dan popularitas kamu melejit gara-gara mengumbar penderitaan rasa bersimpati orang pun akan bakal berubah.
Sebab, kamu terlihat memanfaatkan cerita tragis tersebut untuk mencari keuntungan pribadi sebanyak mungkin. Sebagian seseorang malah akan berpikir jangan-jangan semua ini hanya settingan belaka. kamu merekaya sebagian atau seluruh kisah penuh penderitaan itu demi tujuan maksud tertentu. Bukannya bersimpati, malah mereka justru merasa sedang dimanfaatkan saja oleh kamu.
3. Kamu seperti tidak Cukup Berjuang dari Situasi yang Sulit
Tentu saja kamu berhak membela diri dengan mengatakan diri kamu juga telah berusaha sekuat tenaga untuk keluar dari jeratan masalah dan situasi sulit tersebut. Tetapi, orang lain pun menilai seberapa keras kamu sudah berjuang akan hal itu. Bila menurut mereka kamu tidak juga mengerahkan kemampuan terbaik kamu untuk melepaskan diri dari penderitaan maka rasa bersimpati mereka akan menurun.
Apalagi jika kamu menolak saran atau bantuan lain yang coba mereka berikan. Sifat keras kepala kamu membuat mereka bosan dan jenuh. kamu seakan-akan terlalu asyik meratapi bahkan menikmati penderitaan kamu ketimbang benar-benar tidak tahan lagi berada dalam situasi tersebut.
4. Kamu Terkesan selalu Membesar-besarkan Penderitaan kamu
Seseorang tahu kamu sedang memiliki masalah atau permasalahan. Tetapi, masalah kamu sebenarnya tidak sebesar yang selama ini kamu ceritakan. kamu cuma membesar-besarkan hal tersebut. Perilaku membesar-besarkan penderitaan ini mengesankan kamu pribadi yang terlalu manja dan haus akan pengakuan, rasa kasihani, bahkan rasa ingin diperhatikan.
Karena kamu bukan lagi anak-anak, seseorang yang di sekitar kamu pasti menjadi enggan terus memberikan perhatian atau bantuan kepada kamu. Karena makin kamu terlihat cuma mencari perhatian saja, maka makin mereka bersikap cuek dan tidak lagi bersimpati kepada kamu.
Demikian 4 alasan seseorang berhenti bersimpati atas penderitaan kamu, rasa simpati dari seseorang sebaiknya memang tidak usah dicari-cari biarkan rasa bersimpati itu muncul dengan sendirinya tanpa kamu membesar-besarkan penderitaan kamu. Semoga Bermanfaat.