Perselingkuhan adalah fenomena yang banyak terjadi di seluruh budaya dunia. Hal ini bahkan sudah terjadi sejak bertahun-tahun yang lalu di masa lampau. Mengutip Psych Central, di tahun 1994 Edward Laumann dan tim menemukan bahwa 20% wanita dan lebih dari 31% pria berusia 40-50 tahun pernah terlibat dalam hubungan seksual dengan orang selain pasangan menikah mereka.
Selain itu, Young dan Alexander dalam buku The Chemistry Between Us: Love, Sex and the Science of Attraction juga melaporkan bahwa sekitar 30-40% kasus perselingkuhan terjadi dalam pernikahan, untuk wanita dan pria. Namun, apa saja yang menyebabkan hal ini marak terjadi?
Simak 5 uraian yang disadur dari Herword dan Hellosehat berikut ini.
1. Ekspektasi yang Tidak Sesuai Kenyataan
Terlanjur memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi terhadap pasangannya adalah salah 1 alasan mengapa perselingkuhan kerap terjadi. Ketika penampilan, seksual, dan hal lain dari pasangannya tidak memenuhi ekspektasi yang sudah dibuat, maka orang tersebut akan cenderung memilih untuk berselingkuh.
2. Trauma masa kecil
Aspek psikologis seperti trauma masa kecil juga menjadi salah satu faktor seseorang memutuskan untuk berselingkuh. Kekerasan seksual, emosional, atau fisik, bisa membuat orang tersebut terluka yang mungkin tidak sepenuhnya sembuh ketika ia beranjak dewasa. Luka ini bisa membuat orang tersebut tidak ingin sepenuhnya berkomitmen hanya pada satu pasangan, dan menggunakan ketertarikan seksual untuk mengobati rasa sakitnya di masa lalu.
3. Insekuritas
Minder atau tidak percaya diri, tentang: usia, fisik, finansial, dan lain sebagainya juga bisa membuat orang melakukan perselingkuhan. Biasanya, hal ini terjadi pada usia paruh baya. Pria insecure di usia ini cenderung mencari pembenaran dari orang lain, atau perempuan lain di sekitarnya yang menganggapnya menarik atau merasa diinginkan.
4. Balas Dendam
Dalam sebuah hubungan yang sudah terlanjur ‘sekarat’, alias bermasalah, akan timbul keinginan untuk menyakiti pasangan yang (atau dicurigai) berselingkuh. Hal ini akan berakibat pada hilangnya hasrat untuk memenuhi keintiman fisik dan batin antar pasangan. Sehingga, luka yang dimiliki ini akan membuat seseorang untuk balas dendam dengan berselingkuh (juga).
Perselingkuhan adalah wujud dari hasrat, penderitaan, dan kebutuhan akan sebuah hubungan. Hal ini tidak akan terjadi tanpa adanya konflik atau tekanan.
5. Belum Berpikiran Dewasa dan Kurang Komitmen
Minimnya pengalaman dan ketidakpahaman akan sebuah komitmen dalam hubungan, akan menyebabkan seseorang mudah untuk berselingkuh. Tipe orang seperti ini akan beranggapan bahwa tidak masalah untuk memiliki lebih dari 1 pasangan. Ia juga menganggap hal ini sebagai sesuatu yang wajar dan tidak akan menyakiti pasangannya. Komitmen yang dimilikinya terhadap satu pasangan sangat longgar dan bisa dilanggar kapan pun dia mau.
Demikian uraian 5 penyebab seseorang cenderung melakukan perselingkuhan menurut psikologi. Hal ini tentu sangat meresahkan terutama ketika seseorang sudah masuk dalam jenjang pernikahan. Sehingga, menjaga keintiman dan keharmonisan bersama pasangan menjadi tanggung jawab bagi kedua belah pihak.