Puasa sunah Syawal merupakan salah satu amaliah yang dianjurkan bagi umat Islam. Disebut puasa Syawal, sebab puasa ini ditunaikan pada bulan Syawal, yaitu setelah bulan Ramadan. Nabi Muhammad Saw telah menjelaskan bahwa pahala yang akan diraih bagi umat Islam yang berpuasa sunah di bulan Syawal akan memperoleh pahala senilai puasa satu tahun.
Mengenai puasa Syawal ini, lebih lengkapnya, silakan simak hukum, keutamaan, tata cara dan lafal niat puasanya:
BACA JUGA: 4 Langkah Mudah Membuat Amplop THR yang Kamu Banget!
1. Hukum dan Keutamaan Puasa Sunah Bulan Syawal
Sudah cukup populer di kalangan umat Islam bahwa usai melaksanakan puasa Ramadan selama sebulan penuh, lalu merayakan hari Idul Fitri 1 Syawal sebagai hari kemenangan, kemudian di tanggal 2 Syawal umat Islam dianjurkan untuk berpuasa selama enam hari di bulan Syawal.
Ibadah anjuran ini berdasarkan hadis sahih riwayat Imam Muslim, Nabi Muhammad Saw bersabda,
Artinya, “Barang siapa berpuasa Ramadan kemudian dilanjutkan dengan enam hari dari Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun.” (HR Muslim)
Dengan demikian berarti hukum puasa Syawal adalah sunnah. Kesunahan ini bagi orang yang sudah tidak memiliki tanggungan puasa wajib, baik mengganti puasa Ramadan atau puasa nazar.
Sedangkan bagi mereka yang puasa Ramadannya belum tuntas sebab alasan uzur, seperti sakit, sedang perjalanan jauh, atau lainnya, maka ia makruh untuk puasa sunah Syawal. Dan bagi mereka yang tidak berpuasa Ramadan sebab unsur kesengajaan, tanpa adanya uzur, maka ia haram berpuasa Syawal.
Maka bagi mereka yang masih memiliki hutang puasa, sebaiknya tunaikanlah dulu puasa wajib itu dengan mengganti, baru kemudian puasa sunnah Syawal jika hutangnya sudah terbayar.
Berdasarkan keterangan kitab Mughnil Muhtaj, juz I halaman 654, menurut al-Khatib As-Syarbini, seseorang boleh saja mengganti puasa wajib sambil berniat puasa sunah Syawal, akan tetapi pahala puasa Syawal yang diperoleh tidak sebesar yang disebutkan hadis di atas.
Sementara mereka yang sudah tuntas, tidak lagi punya tanggungan puasa wajib, lalu melanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia akan mendapat pahala seperti pahala orang yang berpuasa selama satu tahun.
2. Tata Cara Puasa Sunah Bulan Syawal
Lumrahnya puasa sunah Syawal dikerjakan selama enam hari secara berturut-turut. Dimulai keesokan hari dari Idul Fitri, yaitu sejak tanggal 2-7 Syawal. Namun, jika seseorang sedang berhalangan untuk berpuasa sunah Syawal tepat di tanggal tersebut, maka ia boleh berpuasa di luar tanggal itu, serta boleh juga meski tidak dilaksanakan secara berurutan. Tentu ia juga akan memperoleh pahala seakan puasa selama setahun penuh.
3. Niat Puasa Sunah Bulan Syawal
Niat merupakan salah satu rukun puasa dan ibadah lain pada umumnya. Ada beberapa yang perlu diperhatikan saat berniat. Pertama, saat niat, dalam hati seseorang harus menyatakan maksud (qashad), seperti niat untuk berpuasa. Kedua, seseorang harus menyebutkan status hukum ibadah yang akan dilakukan (ta'arrudh), seperti puasa wajib atau sunah. Ketiga, hal mesti diperhatikan bagi seseorang dalam niat adalah penyebutan nama ibadah (ta’yin), semisal puasa Ramadan atau puasa Syawal.
Oleh karena itu, dalam melafalkan niat, seseorang harus menyebutkan tiga hal tersebut.
Berikut lafal niat puasa sunah Syawal yang dibaca pada malam hari:
"Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnatis Syawwali lillahi Ta‘ala."
Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah Ta’ala.”
Jika pada malam harinya seseorang lupa untuk berniat puasa sunah Syawal, maka ia boleh berniat pada siang harinya.
BACA JUGA: Move On Setelah 2 Hari, Attila Syach Pernah Tinggalkan Wulan Guritno yang Pingsan Usai Ucap Cerai
Berikut lafal niat puasa Syawal yang dibaca pada siang hari:
"Nawaitu shauma hadzal yaumi ‘an ada’i sunnatis Syawali lillahi Ta‘ala."
Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Syawal hari ini karena Allah Ta’ala.”
Demikian penjelasan mengenai hukum, keutamaan, tata cara dan niat puasa sunah Syawal. Semoga bermanfaat.