Selama sekolah, SD sampai SMA, kita tidak pernah diajarkan cara menyusun prioritas secara jelas dan terarah. Kebanyakan orang belajar dengan konsep learning by doing. Merasakan terlebih dahulu kesalahannya untuk dijadikan pelajaran ke depannya.
Sama halnya seperti mengatur keuangan, tidak ada diajarkan di sekolah. Kita perlu tahu skala prioritas kita sendiri agar bisa terarah dalam menyusun aktivitas yang selaras dengan tujuan kita. Orang yang tidak memiliki skala prioritas akan menjalani hidupnya seperti diterjang oleh ombak. Ke mana orang melakukan apa pun, dia mengikut sehingga terkesan tidak ada pendirian.
Maka dari itu, pada pembahasan kali, saya akan membagikan pengetahuan mengenai cara menyusun skala prioritas dengan baik. Mari simak pembahasannya.
BACA JUGA: Kerap Diabaikan, Ini 6 Tips Menghindari Stres saat Merenovasi Rumah
Pahami aktivitas yang penting dan yang mendesak
Pertama, kamu harus tahu dulu mana aktivitas yang penting dan mana yang mendesak atau urgensi. Karena itu yang menentukan keputusanmu dalam menentukan aktivitas yang diprioritaskan. Aktivitas yang penting adalah aktivitas yang memiliki value untuk dirimu sendiri dan kamu harus mempertahankan aktivitas itu.
Jika kamu adalah seorang mahasiswa, maka belajar atau kuliah adalah hal yang penting. Tetapi, hal yang mendesak adalah hal darurat yang harus segera dilakukan karena jika tidak cepat dilakukan, itu akan berpengaruh terhadap situasi ke depannya. Misalnya di saat kuliah, kamu ternyata mendapat kabar bahwa adikmu mengalami kecelakaan dan harus segera dibawa ke rumah sakit.
Maka, kamu harus mengorbankan waktu kuliah untuk menyelematkan nyawa adikmu. Kuliah bisa ditoleransi untuk hal itu dan bisa direncanakan agar sudah bisa diantisipasi ketika menghadapi hal yang serupa.
Pilih aktivitas yang berdampak ke hidup secara langsung
Sebagai manusia, tentunya kamu memiliki akal sehat untuk melihat aktivitas mana yang memiliki dampak langsung terhadap hidupmu. Jika olahraga bisa memberikan dampak terhadap fisikmu, itu akan memberikan energi dan kinerja otak yang bagus saat bekerja. Maka jadikan olahraga bagian dari skala prioritasmu.
Sebaliknya, jika ada aktivitas yang tidak begitu berdampak pada dirimu, sebaiknya tinggalkan. Misalnya, minum alkohol atau merokok, itu bisa merusak fisik dan pikiran sehingga bisa berdampak pada kinerja kerja. Maka kamu harus tinggalkan sebelum itu merenggut hal lain dari dirimu.
Menyesuaikan kemampuan diri
Setelah kamu mengetahui aktivitas apa saja yang bisa dijadikan prioritas, kamu hubungkan dengan kemampuan dirimu untuk melakukan dan menyelesaikan aktivitas itu. Jangan terlalu dipaksakan untuk dilakukan atau tetap dilakukan tapi mengambil porsi yang lebih kecil. Percuma kamu sudah tahu aktivitas apa yang perlu diprioritaskan, tetapi kemampuanmu tidak mendukung untuk melakukan itu.
Ukur dengan analisa yang cukup untuk melihat sejauh mana kemampuanmu untuk mengerjakan pekerjaan itu. Jika memang sanggup, maka kerjakan, jika tidak, ganti yang lain.
BACA JUGA: 6 Alasan si Tukang Ghosting Kembali Menghubungi Kita, Awas Ada Masa Lalu!
Membuat jadwal pengerjaan
Penjadwalan membantu lebih struktur untuk mengerjakan aktivitasmu. Buatlah catatan urutan untuk aktivitas mana yang dikerjakan lebih duluan dan mana yang terakhiran. Tentukan juga rutinitasnya dalam sehari misalnya mau dilakukan berapa kali agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal.
Jika sanggup, setel alarm untuk sebagai pengingatmu dalam mulai mengerjakan dan mengganti aktivitasmu. Itu adalah cara mengelola waktu dan aktivitas. Ilmu dasar yang dibutuhkan di dunia kerja dan di perkuliahan. Jadi, kamu harus bisa terbiasa untuk melakukan itu.
Pelajari beberapa cara di atas untuk mempelajari skala prioritasmu sendiri. Karena itulah yang menentukan nasibmu nanti. Semoga ini bisa bermanfaat untuk kita semua.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS