Setiap individu bisa saja memiliki artis yang menjadi idola dan sangat dikagumi. Artis ini bisa saja berasal dari dalam negeri ataupun luar negeri sesuai dengan latar belakangnya sebagai aktor, musisi maupun tokoh populer lainnya.
Berlebihan dalam mengidolakan seseorang perlu untuk diantisipasi dan bahkan mengagumi secara berlebihan terhadap selebriti atau tokoh terkenal tersebut dapat memunculkan gangguan kesehatan mental yang disebut dengan celebrity worship syndrome.
Rojek (2012) menyebutkan bahwa celebrity worship merupakan suatu kecenderungan untuk memformulasikan kedekatan dari individu dengan seorang idola yang mengarah kepada perilaku disfungsional. Perilaku disfungsional ini dapat diartikan sebagai perilaku menyimpang yang dilakukan oleh individu.
Orang-orang yang mengalami celebrity worship cenderung sangat terpikat pada kehidupan pribadi, karier, dan penampilan fisik dari selebriti idolanya tersebut.
Selain itu, tidak menutup kemungkinan juga, individu yang mengidolakan selebritinya itu mengikuti seluruh aspek kehidupan pribadi mereka, mengumpulkan barang-barang selebriti, atau bahkan mencoba meniru gaya hidup serta penampilan sang idola.
Mengidolakan terlalu berlebihan kepada selebriti memunculkan dampak negatif yang ditimbulkan. Jenson (Liu, 2023) menyebutkan bahwa celebrity worship dapat merusak prestasi pada remaja di sekolah serta kegemaran yang berlebihan ini juga dapat meningkatkan keterasingan, kekerasan, bunuh diri, penggunaan obat-obatan terlarang dan penggunaan bahasa asing yang tidak menyenangkan untuk didengar.
Beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara celebrity worship dapat memunculkan masalah psikologis yang dialami individu.
Maltby dkk (2006) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa celebrity worship memiliki psychological well being yang rendah dibandingkan dengan individu yang bukan celebrity worship serta cenderung mengalami tekanan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Maltby dkk (2006) membagi 3 jenis dimensi celebrity worship, yaitu:
1. Entertainment social
Penggemar tertarik pada selebriti favorit mereka karena selebriti tersebut dapat menghibur dan menjadi pusat fokus lingkungan sosial.
Penggemar mencari informasi mengenai selebriti favorit mereka dan senang membicarakan selebriti favorit mereka dengan orang lain terutama dengan orang yang sama-sama mengidolakan artis tersebut.
2. Intense personal
Penggemar merasakan perasaan yang lebih intim dan kompulsif terhadap selebriti favoritnya dan memperlihatkan rasa obsesif terhadap selebriti idolanya.
Penggemar memiliki empati seperti ikut merasakan kesedihan idolanya atau penggemar ikut merasakan kebahagiaan jika idolanya bahagia ataupun mengalami sesuatu hal yang baik.
3. Borderline pathological
Penggemar menampilkan perilaku yang tidak terkendali dan mulai mengembangkan fantasi terhadap idolanya.
Hal tersebut ditambah dengan gambaran bahwa penggemar bersedia melakukan apa saja demi idola mereka meski hal tersebut melanggar hukum sekalipun.
Penggemar memiliki keyakinan bahwa idola mereka akan melakukan hal yang sama terhadap penggemarnya.
Tertarik dengan tokoh terkenal masih menjadi wajar jika tidak berlebihan dalam mengidolakannya sampai-sampai memunculkan perilaku di luar kewajaran.
Namun, ketika individu tersebut telah berlebihan dan terlalu obsesif mengidolakannya serta dapat mengganggu kehidupan sehari-hari, tentu saja perilaku ini dapat menjadi permasalahan.
Seperti halnya dengan banyak aspek kehidupan, keterseimbangan dan proporsionalitas dalam mengekspresikan kegaguman terhadap idola, selebriti maupun tokoh populer lainnya merupakan sebuah kunci untuk dapat menjaga kesehatan mental dan kehidupan sosial seseorang.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS