Side Character atau Main Character? Refleksi Hidup di Tengah Narasi Besar

Hikmawan Firdaus | Suhendrik Nur
Side Character atau Main Character? Refleksi Hidup di Tengah Narasi Besar
Ilustrasi Berpikir (Pexels: Andrea Piacquadio)

Pernahkah kamu merasa bahwa hidup ini seperti cerita, dan kamu adalah tokoh utamanya? Saat dunia berputar di sekitarmu, setiap kejadian terasa seperti bagian dari alur cerita yang berpusat pada dirimu. Tapi, pernahkah terlintas dalam benakmu bahwa mungkin saja, dalam cerita besar ini, kamu bukanlah pemeran utama, melainkan hanya karakter pendukung?

Di era media sosial, di mana setiap orang bisa menjadi bintang dalam cerita mereka sendiri, mudah sekali terjebak dalam pemikiran bahwa kita adalah "main character." Kita berpikir bahwa setiap langkah yang kita ambil, setiap pilihan yang kita buat, semuanya merupakan bab penting dalam kisah besar kehidupan kita. Namun, apa yang terjadi jika kita sebenarnya adalah "side character" dalam cerita orang lain?

Refleksi Terhadap Peran dalam Kehidupan

Pertanyaan ini mungkin tidak mudah dijawab. Dalam banyak hal, cara kita melihat diri kita sendiri sangat memengaruhi bagaimana kita menjalani hidup. Jika kita melihat diri sebagai protagonis, kita mungkin cenderung mengambil risiko lebih besar, percaya bahwa segala sesuatu akan berakhir dengan baik karena, bukankah protagonis selalu menang di akhir cerita?

Namun, jika kita memandang diri kita sebagai karakter pendukung, kita mungkin akan lebih sering merendah, membantu orang lain lebih sering, dan mungkin menjalani hidup dengan sikap yang lebih terbuka. Menjadi "side character" bukan berarti kita tidak penting. Justru, dalam banyak cerita, karakter-karakter inilah yang menjadi penopang dan pendorong perubahan besar bagi tokoh utama.

Bagaimana Jika Kita Memilih untuk Menjadi "Side Character"?

Bayangkan hidup kita seperti sebuah film besar, di mana setiap orang memiliki peran uniknya masing-masing. Dalam beberapa adegan, kita mungkin menjadi pusat perhatian, sementara di adegan lain, kita berada di latar belakang, mendukung cerita orang lain.

Menjadi "side character" berarti kita mengakui bahwa hidup bukan hanya tentang diri kita sendiri. Dunia ini penuh dengan miliaran orang lain yang juga memiliki cerita mereka masing-masing. Dalam konteks ini, kita bisa belajar untuk lebih memahami, lebih mendengarkan, dan lebih memberi. Kita bisa menjadi teman yang baik, mentor yang bijaksana, atau bahkan orang asing yang memberikan senyuman yang mengubah hari seseorang.

Main Character di Cerita Kita Sendiri

Namun, jangan salah paham. Meskipun kita mungkin memilih untuk mengambil peran "side character" dalam kehidupan sehari-hari, kita tetap adalah "main character" dalam cerita kita sendiri. Setiap orang memiliki cerita yang berharga, penuh dengan liku-liku yang unik, dan peran kita sebagai "main character" dalam cerita ini sangat penting.

Kuncinya adalah keseimbangan. Menyadari bahwa kita mungkin hanya karakter pendukung dalam cerita orang lain bukan berarti kita tidak boleh menghidupi cerita kita dengan semangat. Sebaliknya, dengan menyadari peran kita dalam cerita yang lebih besar, kita dapat menghargai setiap momen, setiap interaksi, dan setiap peran yang kita mainkan, baik besar maupun kecil.

Kesimpulan

Pada akhirnya, hidup bukanlah tentang menjadi "main character" atau "side character." Hidup adalah tentang memahami peran kita dalam cerita yang lebih besar, berkontribusi dengan cara kita sendiri, dan menghargai perjalanan yang kita jalani. Entah kita berada di pusat panggung atau di belakang layar, setiap peran yang kita mainkan memiliki arti dan memberikan warna pada cerita hidup yang kita jalani.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak