Bisa Menguras Emosi, Kenali 8 Tanda Teman Suka Bohong yang Terlihat tapi Sering Diabaikan

M. Reza Sulaiman | e. kusuma .n
Bisa Menguras Emosi, Kenali 8 Tanda Teman Suka Bohong yang Terlihat tapi Sering Diabaikan
ilustrasi toxic friendships (Pexels/Anastasia Shuraeva)

Dalam pertemanan, kejujuran adalah fondasi utama. Namun, kenyataannya tidak semua orang mampu bersikap jujur secara konsisten. Ada teman yang terlihat baik, suportif, dan menyenangkan, tetapi diam-diam sering memelintir fakta atau berkata tidak sesuai kenyataan.

Menariknya, tanda-tanda teman yang suka bohong sebenarnya bisa dikenali sejak awal. Hanya saja, orang cenderung mengabaikannya karena ada rasa sungkan atau takut merusak hubungan.

Padahal, telltale sign teman yang suka bohong berupa ciri khas yang sering muncul secara halus dan mudah dikenali dalam interaksi sehari-hari. Berikut beberapa tanda di antaranya yang bisa menjadi bahan refleksi agar kamu lebih waspada dan bijak dalam menjaga relasi sosial.

1. Ceritanya Sering Berubah-ubah

Salah satu tanda paling umum dari orang yang “hobi” berbohong adalah cerita yang tidak konsisten. Hari ini mengatakan A, besok berubah menjadi B, dan ketika ditanya ulang, jawabannya makin berbelit.

Biasanya, perubahan ini disamarkan dengan alasan “lupa” atau “kamu salah dengar”. Teman yang jujur mungkin bisa lupa detail kecil, tetapi tidak akan mengubah inti cerita. Jika kamu sering merasa bingung karena ceritanya tidak pernah sama, itu bisa menjadi red flag awal.

2. Terlalu Banyak Alasan Kecil

Teman yang suka bohong sering menyiapkan alasan berlapis, bahkan untuk hal sepele. Misalnya, telat datang bukan hanya karena macet, tetapi ditambah hujan, baterai habis, sinyal jelek, dan lain-lain dalam satu waktu.

Alih-alih terdengar meyakinkan, tumpukan alasan tersebut justru terasa tidak natural. Kebiasaan ini biasanya muncul karena ia takut terlihat bersalah dan ingin mengontrol persepsi orang lain.

3. Sulit Dikonfirmasi oleh Orang Lain

Ciri lain yang cukup kentara adalah cerita atau klaimnya sulit diverifikasi. Saat kamu bertanya kepada orang lain, tidak ada yang bisa membenarkan ucapannya, atau justru versi orang lain sangat berbeda.

Misalnya, ia mengaku sudah menyampaikan pesan penting kepada seseorang, tetapi orang tersebut sama sekali tidak mengetahuinya. Pola seperti ini, jika terjadi berulang, patut dicurigai sebagai bentuk kebohongan sosial.

4. Defensif Saat Ditanya Detail

Tidak semua pembohong terlihat gugup, tetapi banyak yang menunjukkan sikap defensif saat ditanya lebih jauh. Nada bicara meninggi, mudah tersinggung, atau malah balik menyalahkan kamu karena dianggap “terlalu kepo”.

Respons seperti ini sering menjadi mekanisme pertahanan. Alih-alih menjelaskan dengan tenang, ia memilih menyerang agar topik tidak berlanjut. Tanda ini merupakan sinyal bahwa ada sesuatu yang ingin disembunyikan.

5. Sering Membesar-besarkan Cerita

Teman yang suka bohong juga cenderung melebih-lebihkan pencapaian, pengalaman, atau relasi. Mulai dari mengaku dekat dengan banyak orang penting, membesar-besarkan prestasi, hingga pengalaman hidup yang terdengar terlalu dramatis.

Tujuannya adalah untuk terlihat lebih menarik, hebat, atau layak dikagumi. Jika hampir semua ceritanya terdengar “terlalu keren untuk menjadi nyata”, kamu sebaiknya bersikap lebih kritis.

6. Tidak Konsisten antara Omongan dan Tindakan

Ucapan dan tindakan yang tidak selaras juga menjadi tanda penting. Ia bisa mengatakan peduli, tetapi tidak pernah hadir saat dibutuhkan. Mengaku jujur, tetapi sering ketahuan menutup-nutupi hal kecil.

Inkonsistensi ini menunjukkan bahwa kata-kata digunakan sebagai alat pencitraan, bukan refleksi dari niat sebenarnya. Dalam jangka panjang, hubungan seperti ini bisa melelahkan secara emosional.

7. Pintar Memainkan Simpati

Beberapa orang yang suka bohong juga lihai memainkan peran sebagai korban. Saat kebohongannya hampir terbongkar, ia tiba-tiba menempatkan diri sebagai pihak paling tersakiti. Cerita masa lalu, masalah keluarga, atau tekanan hidup sering dijadikan tameng agar orang lain merasa tidak enak hati.

Manipulasi emosional seperti ini terbilang halus, tetapi dampaknya besar. Kita menjadi ragu untuk bersikap tegas karena takut dianggap tidak berempati.

8. Menghindari Percakapan Jujur dan Terbuka

Teman yang jujur biasanya mau diajak berbicara secara terbuka, meskipun topiknya tidak nyaman. Sebaliknya, teman yang suka bohong cenderung menghindari diskusi mendalam, mengganti topik, atau bercanda berlebihan saat pembicaraan mulai serius.

Perilaku ini dilakukan agar ia tidak terjebak pada pertanyaan yang bisa membongkar ketidakkonsistenan ceritanya.

Telltale Sign Teman Suka Bohong: Waspada Tanpa Harus Paranoid

Mengenali telltale sign teman yang suka bohong bukan berarti kamu harus langsung menjauhi semua orang. Tujuannya adalah melindungi diri secara emosional, bukan menghakimi.

Setiap orang bisa berbohong sesekali. Namun, jika kebiasaan itu berulang dan merugikan, kamu berhak menjaga jarak yang sehat. Sebab, pertemanan yang sehat dibangun atas kejujuran, rasa aman, dan saling percaya.

Jika sebuah hubungan pertemanan lebih sering membuatmu ragu daripada tenang, mungkin sudah waktunya mengevaluasi ulang peran orang tersebut dalam hidupmu.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak