Sampai saat ini, dunia pertelevisian Indonesia masih menjadi salah satu hiburan favorit keluarga. Lewat siaran televisi, kita bisa menyaksikan banyak hal yang berkaitan dengan informasi, hiburan, gaya hidup, dan lainnya.
Menjamurnya televisi-televisi swasta sejak awal 1990-an membuat dunia televisi di Tanah Air semakin meriah dan diramaikan oleh acara-acara seperti sinetron, film televisi (FTV), live music, talk show, berita seputar dunia olah raga, hingga acara infotainment yang mengupas kehidupan para selebritis.
Feni Rose adalah satu dari sekian banyak presenter yang hingga saat ini berseliweran di layar televisi. Feni sempat menjadi ikon acara gosip para selebriti lewat acara SILET yang ditayangkan salah satu stasiun televisi swasta. Pembawaan Feni yang luwes dan memiliki ciri khas membuat dia mudah dikenal dan acara-acaranya pun gampang diingat. Siapa yang tidak pernah mendengar ungkapan “…semua akan dikupas secara tajam. Setajam silet…”? mayoritas para penggemar acara gosip selebriti cukup familiar dengan ungkapan tersebut.
Bagaimana kiprah dan pengalaman Feni Rose selama menjadi presenter? Apakah perjalanan kariernya sebagai pembawa acara sejumlah hiburan di televisi mulus semulus jalan tol?
Lewat buku The Secret of Nekat Presenter, Feni Rose berbagi pengalaman-pengalamannya selama menjadi presenter. Bagaimana dia bisa terjun ke dunia presenter, padahal dia seorang sarjana Antropologi?
Feni mengaku, bahwa sejumlah dosen dan ketua jurusannya di kampus tempatnya kuliah selama tujuh tahun, merasa heran karena saat ditanya akan bekerja sebagai apa setelah sarjana, dia menjawab ingin jadi seorang presenter. Dia juga mengaku, bahwa ibunya justru yakin kalau Feni cocok jadi presenter. Dan, Feni pun mulai terjun ke dunia presenter dengan menjadi acara kuis acara olah raga.
Feni Rose mengisahkan bahwa, karier pertama di acara F1 adalah sebagai pembaca kuis, itu pun menggantikan presenter resminya yang izin tidak masuk. Feni masih ingat salah satu pertanyaan kuisnya waktu itu adalah seputar Jacques Villeneuve, juara dunia balap F1 1997 dan bapaknya Gilles Villeneuve yang meninggal saat kualifikasi di Grand Prix Belgia 1982.
Percaya Diri
Salah satu rahasia yang dibocorkan Feni Rose untuk menjadi seorang presenter adalah “percaya diri”. Feni mengaku, dulu dia pernah tidak percaya diri ketika membandingkan kekurangan dirinya dengan kelebihan orang lain. Namun, kepercayaan diri Feni tumbuh, ketika sebuah kegiatan menyadarkannya bahwa dia pernah mahir melakukan sesuatu yang dia anggap sepele, tapi ternyata sulit bagi orang lain.
Feni menegaskan, bahwa untuk menjadi sukses, kita tidak perlu menjadi orang lain. Carilah di kedalaman diri, ambil berbagai tantangan agar kita bisa menemukan potensi diri yang masih tersembunyi. Kalau kata Feni, “Nekat ajaaa…”.
Menjadi Co-Host Rhenald Kasali
Selain dikenal sebagai presenter acara gosip, senam, dan masak-memasak, ternyata Feni Rose pernah menjadi co-host acara “Solusi Rhenald Kasali”. Acara tersebut adalah sebuah acara tentang bisnis dan kewirausaan, sementara Feni waktu itu adalah mahasiswi Antropologi yang menghabiskan banyak waktu untuk menari ke sana ke mari.
Feni yang buta tentang dunia bisnis dan wirausaha cukup terkejut ketika Rhenald Kasali pernah bertanya langsung pada dia. Feni akhirnya belajar dan banyak nguping dari sosok Rhenald Kasali sehingga dia tidak lagi merasa canggung menjadi co-host acara yang cukup terkenal waktu itu.
Bekerja secara Totalitas
Feni Rose adalah salah satu figur presenter yang layak menjadi contoh bagi siapa saja yang ingin sukses menjadi presenter. Feni adalah sosok yang antusias dan bekerja dengan totalitas. Tak heran jika hampir semua acara yang dibawakannya sukses dan berkesan bagi para pemirsa. Seperti kata Rhenald Kasali dalam endorsement-nya, Feni adalah presenter yang luwes dan berenergi. Dia adalah seorang host yang menarik dan hidup. Karena itu, Feni berhasil menjadi co-host Solusi Rhenald Kasali selama bertahun-tahun.
Lewat buku yang diterbitkan Pastel Books , imprint www.mizanpublishing.com ini, Feni berbagi informasi dan pengalamannya yang bisa menjadi contoh sekaligus teladan bagi siapa pun yang tertarik dengan dunia presenter. Feni ingin menyuarakan bahwa setiap orang berkesempatan untuk “tampil” dan percaya diri, dan ingin membuktikan bahwa orang yang terjatuh bisa bangkit lebih nendang dan spektakuler dari sebelumnya. (*)