Australia Resmi Memproklamasikan Raja Charles III sebagai Kepala Negara

Hernawan | I Gusti Putu Narendra Syahputra
Australia Resmi Memproklamasikan Raja Charles III sebagai Kepala Negara
Permaisuri Camilla dan Raja Inggris Charles III tersenyum selama pertemuan Dewan Aksesi untuk menyatakan Charles sebagai Raja baru di dalam Istana St James di London, Inggris, Sabtu (10/9/2022). [Jonathan Brady / POOL / AFP]

Tidak hanya berlangsung di daratan Inggris, acara proklamasi Raja Charles III sebagai Raja Inggris juga dilakukan oleh pemerintah Australia. Negara dengan wilayah dan jumlah populasi terbesar di benua Oseania tersebut menjadi salah satu pendiri Negara Persemakmuran (Commonwealth of Nations) dan satu dari 15 negara anggota yang menetapkan raja dan ratu Inggris sebagai kepala negara atau sering disebut dengan istilah Commonwealth Realm’s.

Acara proklamasi anggota senior keluarga kerajaan yang telah diangkat oleh Dewan Aksesi (Accession Council) menjadi raja atau ratu Inggris telah menjadi suatu kewajiban seremonial dan konstitusional bagi negeri kanguru tersebut, sehingga harus diselenggarakan oleh rezim pemerintahan yang berkuasa. Hal ini sebagai bentuk penghormatan dan pemberian sumpah setia terhadap raja atau ratu Inggris sebagai kepala negara Inggris sekaligus kepala negara Persemakmuran (Commonwealth Realm's).

Raja Charles III adalah orang yang paling berhak memperoleh mahkota kerajaan

Melansir dari ABC News Australia, acara proklamasi tersebut merupakan tindak lanjut dari hasil pertemuan antara Gubernur Jenderal Australia, David Hurley, dengan Komite Eksekutif Federal (Federal Executive Council), yaitu komite tinggi yang terdiri dari Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, beserta jajaran menteri kabinet dari Partai Buruh, yang berlangsung di rumah dinas gubernur jenderal Australia, Government House, di Canberra, pada Minggu, (11/9/2022) pagi waktu setempat.

Dalam pidatonya, Gubernur Jenderal Australia, David Hurley, menyatakan bahwa Raja Charles III adalah orang yang berhak untuk memperoleh mahkota kerajaan. 

Karena adanya kematian ratu yang kita berkati dan yang kita muliakan, Ratu Elizabeth II, maka mahkota (the Crown) hanya berhak diberikan kepada Pangeran Charles Philip Arthur George. Semoga Raja Charles III diberikan masa tahun yang panjang dan bahagia agar dapat selalu memerintah kita semua. Dengan rasa kasih sayang yang tulus dan kerendahan hati, kami berjanji untuk selalu beriman dan setia kepadanya,” kata Hurley dalam pidato di acara proklamasi Raja Charles III sebagai kepala negara Australia yang berlangsung di Gedung Parlemen Australia (Australia Parliament House), di Canberra, pada Minggu, (11/9/2022) pukul 12.00 siang waktu setempat.

Proses pembangunan negara Australia masih belum selesai

Selain itu, dalam pidatonya, Hurley menjelaskan bahwa meski Australia telah memasuki era baru, negara tersebut masih belum dapat menyelesaikan proses pembangunan yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Australia adalah produk yang belum selesai dan sedang memasuki era baru. Kesetiaan anda kepada Raja dan pengabdian anda kepada negara Australia melalui pekerjaan yang anda lakukan di dalam parlemen akan membantu negara kita untuk membangun keberhasilan Era Elizabeth (Elizabethan Age) yang kedua,” jelas Hurley.

Dikutip dari Department of Prime Minister and Cabinet of Australian Government, berdasarkan protokol tentang pengibaran Bendera Nasional Australia, Petugas Pengibar Bendera (Flag Marshal) yang ada di seluruh kantor pemerintah di dalam negeri dan kantor perwakilan diplomatik negara Australia di luar negeri diwajibkan untuk mengibarkan bendera nasional Australia dengan tiang penuh pada Minggu, 11 September 2022, yang dimulai sejak pukul 12.00 siang waktu setempat dan berakhir pada saat matahari terbenam. 

Keesokan harinya, yaitu Senin, 12 September 2022, seluruh kantor pemerintah kembali wajib mengibarkan bendera nasional dengan kondisi setengah tiang. Khusus untuk kantor perwakilan diplomatik Australia di luar negeri, maka diperlukan izin yang dikeluarkan oleh kementerian luar negeri negara setempat untuk dapat menyesuaikan kondisi tinggi bendera nasional negara setempat yang dikibarkan berdampingan dengan bendera nasional Australia. Bendera nasional baru dapat diturunkan pada Selasa, 20 September 2022, satu hari setelah hari upacara pemakaman mendiang Ratu Elizabeth II yang berlangsung pada Senin, 19 September 2022, di Westminster Abbey, London, Inggris.

Peristiwa proklamasi Raja Charles III sebagai kepala negara menjadi peristiwa bersejarah bagi rakyat Australia

Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, menyampaikan bahwa setelah mendengar berita kematian Ratu Elizabeth II, dirinya tidak dapat membendung rasa kesedihan yang mendalam dan terus keluar sampai dengan saat ini. The Guardian melansir, peristiwa proklamasi Raja Charles III sebagai Raja Inggris menggantikan Ratu Elizabeth II merupakan peristiwa bersejarah yang pernah dirinya dan sebagian besar warga Australia alami semasa hidup mereka.

Ratu Elizabeth pernah berkata, ‘kesedihan adalah harga yang harus kita bayar untuk mendapatkan perasaan cinta’. Menurut saya, kata-kata tersebut merupakan pernyataan yang sesuai menggambarkan apa yang dirasakan oleh banyak warga Australia saat ini. Hari ini, secara resmi, kita (warga asli Australia) telah menetapkan Raja Charles III sebagai kepala negara kita dan proklamasi yang telah selesai dilakukan adalah peristiwa bersejarah yang pertama kali saya dan mayoritas warga asli Australia rasakan sekali seumur hidup,” ujar Albanese.

Pidato Albanese tersebut diakhiri dengan penandatanganan naskah proklamasi yang dilakukan oleh Hurley dan Albanese sebagai perwakilan pejabat tinggi Australia. Acara tersebut ditutup dengan serangkaian acara sebagai bentuk penghormatan terakhir terhadap mendiang Ratu Elizabeth II, di antaranya adalah upacara penembakan meriam oleh tentara Australia sebanyak 21 kali tembakan, dan acara seni tradisional masyarakat adat suku Aborigin, yang dimulai dari tarian Welcome to Country, dan diikuti oleh ritual tradisional suku Aborigin, Smoking Ceremony.

Tanggal 22 September 2022 ditetapkan sebagai hari berkabung nasional Australia terhadap mendiang Ratu Elizabeth II

Sebagai bentuk penghormatan terakhir terhadap mendiang Ratu Elizabeth II, pemerintah Australia resmi menetapkan tanggal 22 September 2022, sebagai hari libur nasional. Tanggal yang jatuh pada hari Kamis tersebut kemudian dinamakan dengan Hari Berkabung Nasional untuk Yang Mulia Ratu (National Day of Mourning for Her Majesty The Queen). 

Mengutip dari 9News Australia, kebijakan ini akan diberlakukan secara nasional di masing-masing enam negara bagian, mulai dari New South Wales, Victoria, Queensland, Australia Barat, Australia Selatan, sampai dengan Tasmania, serta dua daerah otonomi khusus, yaitu Australian Capital Territory (ACT) yang berpusat di Canberra dan Northern Territory yang berpusat di Darwin. Nantinya, seluruh warga Australia yang tinggal di masing-masing daerah tersebut akan diberi kesempatan berkabung selama satu hari penuh untuk mendoakan mendiang Ratu Elizabeth II sesuai dengan ajaran agama masing-masing.

Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, mengungkapkan alasan pemerintah memilih tanggal 22 September sebagai hari libur nasional. Tanggal tersebut dianggap dapat menyesuaikan waktu kepulangan dirinya dan Gubernur Jenderal Australia, David Hurley, yang baru tiba di Australia setelah melakukan kunjungan kenegaraan ke London, Inggris. Kunjungan kenegaraan dua pejabat tinggi Australia untuk menghadiri serangkaian prosesi acara pemakaman mendiang Ratu Elizabeth II tersebut akan berlangsung selama tujuh hari berturut-turut yang dimulai pada Kamis, 15 September, dan berakhir pada Rabu, 21 September 2022. 

Saya telah meminta para gubernur (premiers) dan kepala menteri (chief ministers) untuk menetapkan Kamis, 22 September 2022, sebagai hari libur nasional untuk menghormati pengabdian dan jasa mendiang ratu kita (Ratu Elizabeth II)

Selama satu minggu ke depan, Australia akan tetap memperingati mendiang ratu. Oleh karena itu, saya menghimbau kepada seluruh rakyat Australia, dimana pun ada berada, mengambil jeda waktu sejenak untuk mengingat kembali pengabdian dan jasa luar biasa yang ditorehkan oleh Yang Mulia Ratu semasa hidupnya”, ujar Albanese.

Pada hari tersebut, pemerintah Australia akan mengadakan acara Upacara Kebaktian Nasional (National Memorial Service) yang dimulai sejak pukul 11.00 siang waktu Australia. Selain Albanese sendiri, acara yang direncanakan akan diselenggarakan di Aula Besar Gedung Parlemen Australia (Australia Parliament House), Canberra, tersebut akan dihadiri oleh Gubernur Jenderal Hurley, para gubernur (premiers) dari enam negara bagian, dua kepala menteri (chief ministers), dan beberapa warga Australia yang mendapatkan undangan resmi pemerintah untuk menghadiri acara tersebut.

Acara yang disiarkan secara langsung oleh saluran televisi nasional dan lokal Australia tersebut akan diawali dengan kegiatan mengheningkan cipta selama satu menit untuk mengenang pengabdian dan jasa mendiang Ratu Elizabeth II yang telah banyak berjasa dalam membangun peradaban masyarakat Australia yang beradab dan modern, sehingga dapat menambah dan memperkuat citra positif Australia di kancah perpolitikan Asia-Pasifik.

Selain itu, Albanese mengatakan bahwa Ratu Elizabeth II telah menjadi sosok yang spesial di mata banyak warga Australia. 

Yang Mulia Ratu Elizabeth II telah membuat sebuah kehidupan luar biasa, di mana ia telah mendedikasikan hidupnya untuk menjalankan tugas pengabdian kepada negara dan rakyat. Ratu Elizabeth II adalah satu-satunya pemimpin kerajaan yang telah dikenal oleh banyak warga Australia dan jasanya akan selalu dikenang untuk beberapa abad yang akan datang. Yang Mulia (Ratu Elizabeth II) adalah satu-satunya pemimpin kerajaan yang pernah mengunjungi Australia, sehingga perjalanan pertamanya tersebut dapat menjadi penegas bahwa ia telah memiliki tempat spesial di hati kami (warga Australia)”, tandas Albanese.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak