Momen Pemilu yang berbarengan dengan hari Valentine atau kasih sayang membuat sebagian besar orang mungkin merasa burn out. Ada yang merasa lelah karena situasi politik yang terus memanas, ada pula yang merasa kesepian karena melewatkan Hari Valentine seorang diri.
Yoursay.id Talk mengajak kita untuk mendiskusikan tentang perasaan kesepian ini. Bersama akun @mentalhealing.id, Yoursay mengadakan live Instagram di @yoursay.id dengan tema ‘Loneliness: How to Deal with It?’ pada Jumat, 16 Februari 2024 sore hari pukul 16.00 WIB.
Narasumber yang diajak berbincang santai di akhir pekan ini adalah Mahira Syafana Kuswanto, seorang Psikolog Klinis Mental Healing Indonesia. Ada banyak topik penting seputar rasa kesepian yang dibahas!
Definisi Kesepian dari Sudut Pandang Psikolog
Psikolog Mahira menjelaskan bahwa kesepian itu merupakan sebuah emosi atau perasaan yang dapat disebabkan karena kita belum memiliki hubungan yang dekat atau bermakna dengan orang lain.
Rasa kesepian bisa kita kurangi jika kita memiliki sosok teman atau sahabat, atau bahkan orang spesial yang bisa kita hubungi untuk curhat dan berbagi cerita.
Bagaimana dengan hewan peliharaan? Manusia tetap perlu yang namanya interaksi sosial dengan orang lain karena hewan peliharaan tidak bisa memberikan respon timbal balik yang sama seperti interaksi dengan manusia lainnya.
Faktor-Faktor Penyebab Kesepian
Ada banyak faktor berbeda, salah satunya adalah interaksi yang kurang intim. Faktor lainnya yaitu kurangnya pengakuan. Ada seseorang yang sudah memiliki pasangan, tapi dia merasa pasangannya sibuk sehingga tidak ada kegiatan yang harmonis.
Banyak sekali faktor yang menyebabkan seseorang merasa kesepian, baik faktor eksternal maupun internal. Faktor internal misalnya perasaan malu untuk memulai hubungan dengan orang lain.
Pengaruh Rasa Kesepian terhadap Individu
Pengaruh rasa kesepian terhadap seorang individu tergantung pada responsnya sendiri. Apakah dia yang mengalami kesepian ini kemudian mencoba untuk mengatasinya dengan menghubungi teman lama misalnya, atau justru semakin larut dalam rasa kesepian itu yang akhirnya menyebabkan overthinking.
Ada titik paling ekstrem ketika seseorang jadi mengalami gangguan mental, seperti depresi dan gangguan cemas karena rasa kesepian yang terus-menerus dan tidak berusaha untuk mencari jalan keluarnya. Meski demikian, ada proses panjang dan tidak instan dari seseorang yang mengalami kesepian hingga tiba di titik depresi atau gangguan kecemasan.
Kaitan antara Bulan Kasih Sayang dengan Peningkatan Rasa Kesepian
Hal ini sangat mungkin terjadi. Kita jadi membandingkan kondisi diri kita dengan orang lain, meski hal ini tidak berlaku pada semua orang.
Ada juga individu yang secara sadar sesuai kemauannya sendiri untuk tidak memiliki pasangan, sehingga ia merasa biasa saja ketika melihat pasangan-pasangan romantis.
“Sebetulnya dalam hubungan asmara itu kompleks, apalagi yang sudah menikah, tidak selalu kita bangun pagi tiba-tiba sudah ada bunga di samping kita,” ujar Psikolog Mahira.
Perbedaan Rasa Kesepian antara Anak-Anak, Remaja, dan Dewasa
“Yang berbeda di sini bukan dari emosi, tapi cara mengatasinya yang berbeda. Di masa remaja, ketika seseorang mencari identitas diri, sangat penting untuk dia memiliki hubungan sosial yang baik dengan orang lain. Anak kecil dan remaja akan cenderung untuk melakukan apa yang orang lain lakukan. Mereka perlu pengakuan, validasi, dan perlu dilihat oleh orang di sekitar,” jelas Psikolog Mahira tentang rasa kesepian bagi anak-anak.
Sedangkan, orang dewasa merasa kesepian mungkin karena melihat orang-orang di sekitarnya yang sudah berada di depan, seperti melihat teman yang sudah memiliki pasangan, sudah memiliki anak, dan lain sebagainya.
Kebutuhan orang dewasa bukan lagi pengakuan, tapi kebutuhan akan teman hidup. Orang dewasa tidak seinstan anak-anak dan remaja dalam mencari solusi, tapi penuh pertimbangan. Hal ini pula yang dapat menyebabkan orang dewasa memendam perasaan sepi itu, hal ini yang harus dihindari dan dicari solusinya.