Mencicip Pindang Khas Jambi di Telago Biru: Rasa, Cerita, dan Suasana yang Mengikat

Bimo Aria Fundrika | Rion Nofrianda
Mencicip Pindang Khas Jambi di Telago Biru: Rasa, Cerita, dan Suasana yang Mengikat
Seporsi pindang di rumah makan Telago Biru Kota Jambi (Dok.pribadi/Rion Nofrianda)

Di tengah riuhnya Kota Jambi yang bergerak tanpa jeda, ada satu sudut yang selalu jadi pelarian banyak orang. Namanya sederhana: Rumah Makan Telago Biru.

Dari luar, ia tidak memamerkan kemewahan. Hanya deretan meja dan kursi kayu di bawah atap bersih dan rapi. Namun, bagi yang pernah singgah, Telago Biru adalah rumah bagi cita rasa Nusantara, khususnya pindang ikan khas Jambi yang memikat.

Begitu melangkah masuk, suasana hangat langsung menyambut. Aroma kuah pindang yang segar bercampur rempah menyeruak, memancing rasa lapar.

Di sisi kiri, meja prasmanan berisi panci-panci mengilap memamerkan bintang utama: pindang patin yang lembut, toman yang kenyal, dan nila yang gurih.

Semua dimasak dengan racikan khas Jambi, perpaduan asam, pedas, dan gurih yang seimbang.

Sistem prasmanan memberi kebebasan. Pengunjung memilih ikan, menakar kuah, menambah lauk sesuka hati. Tak ada kesan terburu-buru. Makan di sini seperti di rumah sendiri. Saat jam makan siang, tempat ini dipenuhi karyawan kantoran yang datang berkelompok, bercakap sambil menyendok nasi hangat.

Telago Biru tak hanya soal pindang. Menu rumahan lainnya selalu menggoda: tumis kangkung, sayur bening bayam, lodeh labu, ayam goreng renyah, sambal goreng kentang, hingga pepes ikan harum. Semua dimasak konsisten, membuat setiap kunjungan terasa memuaskan.

Jangan lewatkan sambalnya. Sambal terasi yang harum, sambal mangga yang segar-asam, hingga sambal cabai merah yang pedasnya bikin keringat bercucuran. Disajikan di wadah tanah liat, sambal mangga menjadi favorit banyak orang, perpaduan pedas, manis, dan segar yang sempurna menemani pindang.

Di pojok meja, gorengan tempe dan tahu selalu hangat. Sederhana, tapi krispi di luar dan lembut di dalam. Banyak yang menjadikannya “camilan pembuka” sebelum menyeruput kuah pindang panas.

Suasana Telago Biru pun khas. Percakapan riuh bercampur alunan gitar pengamen. Kadang sumbang, kadang merdu, tapi justru memberi warna. Rasanya seperti makan di warung lama yang penuh cerita.

Harga yang bersahabat adalah daya tarik lain. Porsi besar, rasa mantap, dompet aman. Karyawan, mahasiswa, keluarga, semuanya betah. Ada yang makan hampir setiap hari, berkat variasi menu dan kualitas rasa yang terjaga.

Rahasia kelezatan pindang di sini adalah kesegaran ikan. Pemilik hanya memakai patin, toman, dan nila segar dari pemasok langganan tiap pagi. Kuah pindangnya diolah perlahan dari serai, daun kunyit, bawang merah, bawang putih, cabai, dan asam jawa. Rasanya kaya, tapi tetap ringan.

Bagi penggemar pindang Palembang atau Lampung, versi Jambi ini unik. Asamnya lembut, pedasnya pas, kuahnya sedikit lebih pekat. Aroma rempahnya membuat banyak pengunjung tak sadar menambah nasi.

Setiap jam makan siang, antrean di meja prasmanan jadi pemandangan biasa. Sendok beradu, tawa terdengar, dan aroma masakan memenuhi udara. Ada yang makan serius, ada yang sibuk berfoto. Kendaraan berderet di luar, tanda pengunjung terus datang.

Bagi pelanggan tetap, Telago Biru lebih dari sekadar rumah makan. Tempat ini jadi titik temu, ruang melepas penat, bahkan lokasi pesta kecil. Ada pegawai yang rutin makan bersama tiap Jumat, sopir travel yang mampir menunggu penumpang, hingga keluarga yang merayakan ulang tahun sederhana dengan pindang patin besar.

Tak jarang, tamu luar kota langsung jatuh hati. Rasa pindang, sambal, suasana, dan keramahan Telago Biru sulit dilupakan. Banyak yang kemudian menjadikannya destinasi wajib tiap ke Jambi.

Menjelang sore, kursi mulai kosong. Beberapa pelanggan masih duduk, menyeruput teh manis atau kopi. Aroma kuah pindang yang tertinggal di udara seolah berkata, sampai jumpa besok.

Di Jambi, Telago Biru bukan sekadar tempat makan. Ia adalah pengalaman. Perpaduan rasa, cerita, dan pertemuan yang terus hidup dari hari ke hari.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak