Kerjaan Bikin Sulit Fokus Jelang Liburan? Coba Terapkan Mindful Break

M. Reza Sulaiman | e. kusuma .n
Kerjaan Bikin Sulit Fokus Jelang Liburan? Coba Terapkan Mindful Break
ilustrasi bekerja (Pexels.com/RDNE Stock project)

Menjelang liburan, suasana kerja sering kali terasa campur aduk. Meskipun pikiran sudah melayang ke rencana mudik, staycation, atau sekadar rebahan tanpa alarm, fakta bahwa deadline pekerjaan yang menumpuk masih menuntut fokus ekstra.

Tidak sedikit orang merasa cepat lelah, sulit berkonsentrasi, bahkan mudah terdistraksi menjelang hari libur. Di sinilah konsep mindful break menjadi penting sebagai cara menjaga fokus tanpa mengorbankan kesehatan mental.

Mindful break bukan sekadar istirahat biasa, melainkan jeda sadar yang dilakukan dengan penuh perhatian agar pikiran kembali jernih dan energi mental terisi. Jika dilakukan dengan tepat, teknik ini bisa membantu Anda tetap produktif meskipun suasana kerja sedang “setengah libur”.

Mengapa Fokus Mudah Turun Menjelang Liburan?

Fenomena turunnya fokus menjelang liburan sebenarnya wajar. Otak manusia bekerja berdasarkan antisipasi dan imbalan (reward). Ketika liburan sudah di depan mata, otak cenderung mengalihkan perhatian pada hal-hal menyenangkan yang akan datang.

Akibatnya, tugas yang membutuhkan konsentrasi tinggi terasa lebih berat dari biasanya. Selain itu, beban kerja yang harus dibereskan sebelum cuti sering kali membuat stres meningkat. Banyak orang ingin “menyelesaikan semuanya sekaligus”, tetapi kelelahan mental malah lebih cepat muncul.

Apa Itu Mindful Break?

Mindful break adalah jeda singkat yang dilakukan dengan kesadaran penuh terhadap apa yang sedang dirasakan oleh tubuh dan pikiran. Berbeda dengan scrolling media sosial atau membuka chat kerja, mindful break mengajak Anda untuk benar-benar hadir pada momen istirahat. Tujuannya bukan sekadar berhenti bekerja, melainkan mengembalikan fokus, menurunkan stres, dan menjaga kejernihan pikiran agar bisa kembali produktif setelahnya.

Mindful break bisa berlangsung selama 1–10 menit, tergantung pada kebutuhan dan kondisi kerja. Namun, yang terpenting bukanlah durasinya, melainkan kualitas perhatiannya.

Cara Melakukan Mindful Break agar Fokus Tetap Terjaga

1. Tarik Napas Sadar Selama 1–3 Menit

Cara paling sederhana melakukan mindful break adalah dengan berhenti sejenak dan fokus pada napas. Cobalah untuk menarik napas perlahan lewat hidung, rasakan udara masuk, lalu hembuskan perlahan lewat mulut.

2. Lepaskan Pandangan dari Layar

Menatap layar terlalu lama membuat otak cepat lelah. Saat mindful break, alihkan pandangan dari layar ke luar jendela, tanaman, atau objek di sekitar ruangan.

3. Gerakkan Tubuh Secara Lembut

Mindful break tidak harus dilakukan dengan duduk diam. Anda bisa berdiri, meregangkan bahu, memutar leher, atau berjalan pelan selama beberapa menit. Gerakan yang ringan akan membantu melancarkan aliran darah dan mengurangi ketegangan.

4. Sadari Emosi yang Muncul Tanpa Menghakimi

Menjelang liburan, perasaan bisa campur aduk. Saat mindful break, coba tanyakan pada diri sendiri, “Apa yang sedang aku rasakan sekarang?” Tidak perlu langsung memperbaiki atau menyingkirkan emosi tersebut, cukup sadari keberadaannya.

5. Gunakan Teknik Grounding 5-4-3-2-1

Teknik grounding ini efektif saat pikiran mulai melompat ke mana-mana. Anda bisa mengikuti tahapan berikut:

  • Sebutkan 5 hal yang Anda lihat.
  • Sebutkan 4 hal yang Anda rasakan lewat sentuhan.
  • Sebutkan 3 hal yang Anda dengar.
  • Sebutkan 2 hal yang Anda cium.
  • Sebutkan 1 hal yang Anda rasakan di tubuh.

Manfaat Mindful Break Saat Deadline Menumpuk

Menerapkan mindful break secara rutin bisa memberikan banyak manfaat, di antaranya membantu menjaga fokus lebih lama, mengurangi stres, mencegah burnout ringan, serta membuat pengambilan keputusan menjadi lebih jernih.

Mindful break bukanlah tanda kemalasan. Justru, ini adalah strategi kerja sehat yang mendukung performa. Ingat, otak bukanlah mesin yang bisa dipaksa terus-menerus tanpa jeda. Dengan memberi ruang untuk bernapas di sela-sela deadline, Anda sedang merawat fokus, emosi, dan energi jangka panjang.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak