Kos Baru

Tri Apriyani | Funcrev
Kos Baru
Ilustrasi kamar kos Doni. (Azzahrafurniture.com)

"Eh, gua pulang dulu ya, ngantuk banget, pengen nyobain kos baru, hahaha..." Doni berpamitan dengan teman-teman barunya.

***

"Assalamualaikum," 

Kebiasaan Doni selama di rumah selalu Ia bawa, walau pun Ia tahu bahwa di kamar kosnya tidak ada orang, Ia tetap mengucapkan salam.

"Semoga betah di kosan ini," ucap Doni sembari merebahkan diri di atas kasur kapuk tua.

Doni, seorang mahasiswa baru di salah satu universitas ternama di Jember. Lokasi rumahnya yang jauh sangat tidak mungkin untuk melakukan pulang pergi setiap hari. Demi harga yang lebih terjangkau, Doni memutuskan untuk tinggal di sebuah kos kecil di sebelah pekarangan kosong. Sedikit jauh dari kampusnya berada, namun bukanlah sebuah masalah yang besar baginya.

Di hari pertama tinggal, tak banyak yang Doni lakukan, setelah membereskan barang bawaan ia lanjutkan dengan rebahan. Tampak gerimis diluar, hawa kamar menjadi dingin. Ini pertama kalinya Doni tinggal jauh dari orang tua. Air matanya menetes membayangkan hangatnya masakan ibu kala gerimis begini.

"Ibu pasti lagi goreng pisang, kalau gerimis kaya gini," gumam Doni menebak-nebak.

"Ah, sial sinyalnya hilang," gerutunya saat melihat tidak ada satu pun bar sinyal di ponselnya.

Malam semakin larut, namun matanya belum juga mengantuk. Malam itu Doni hanya bisa melamun dan mendengarkan musik yang telah tersimpan di ponselnya. Pikirannya melayang ke beberapa hari lalu di mana ibunya menggorengkannya singkong saat hujan turun. Sembari memejamkan mata yang mulai sayup, Ia membayangkan betapa harumnya aroma singkong goreng kala itu. Membayangkannya saja membuat perut Doni berbunyi.

"Eh, bau singkong bakar," sontak ngantuk Doni hilang dan segera bangkit dari kasurnya.

Bukannya merasa ingin meminta singkong tersebut, Doni justru merasa aneh jika benar-benar ada yang membakar singkong di waktu gerimis. Mengingat candaan teman-temannya saat di tongkrongan, membuat bulu kuduk Doni berdiri.

"Ah, gak mungkin mungkin orang iseng bakar singkong di kamar sebelah," Doni berusaha menenangkan pikirannya.

Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Bau singkong bakar itu kian menyengat, hingga akhirnya Doni memberanikan diri untuk keluar dan mencari sumber bau tersebut. Tidak ada, sama sekali tidak ada yang membakar apapun disekitar kos, semua penghuni kos telah menutup rapat pintu mereka. Lalu dari mana asal bau singkong tersebut. Sembari mengitari kos, Doni benar-benar tidak menemukan siapa pun di sana, namun bau tersebut belum juga hilang dari penciumannya. Titik air semakin lebat dan gerimis telah menjadi hujan, air di permukaan tanah mulai naik ke teras. Tampak sangat sepi di sekitar kos.

"Sial, mati lampu!" teriak Doni.

Hujan yang semakin deras membuat seluruh listrik komplek di sekitar kos padam. Doni segera berlari menuju kamar kosnya. Bau singkong bakar justru sangat pekat saat Ia berada tepat di depan kamar kosnya.

Jantungnya berdebar tidak karuan, bulu kuduknya berdiri, seketika tangan dan tubuhnya dingin. Dengan sedikit penerangan senter ponselnya perlahan Doni membuka pintu kos. Saat pintu terbuka, tubuh mata Doni terbelalak, tubuhnya tak bisa digerakkan.

Doni melihat sesuatu dengan paras hitam besar di samping kasur tidurnya. Ternyata Ia lupa telah membawa singkong bakar dari tongkrongan ke dalam kamar kos barunya.

Hati Doni sudah sedikit lebih tenang, pikiran negatifnya sedikit berkurang. Setelah menutup pintu kamar yang masih terbuka. Doni membalikan badan dan tubuhnya kembali kaku, matanya terbelalak, Ia melihat sosok hitam besar, berbulu, dan bermata merah menatap tubuhnya.

Tanpa pikir panjang Doni langsung lari sekencang-kencangnya. Di malam pertama tinggal dalam kos barunya, Doni justru terpaksa menginap di rumah teman terdekatnya.

***

Setelah menceritakan semua kejadian pada malam hari itu, keesokan harinya Doni memutuskan untuk pindah dari kamar kos tersebut. Sesuai perjanjian awal dengan pemilik kos, karena belum genap seminggu, uang bulanan kosnya masih bisa dikembalikan sepenuhnya. Doni merasa sangat berterimakasih kepada pemilik kos karena masih mau mengembalikan uang bulanannya.

Doni pindah ke kos yang lebih ramai dan tentunya lebih dekat dengan kampus tempat Ia berkuliah. Pengalaman malam itu akan terus teringat Doni saat Ia hendak membuka pintu kosnya.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak