Balada Sang Harimau

Tri Apriyani | Taufan Rizka
Balada Sang Harimau
ilustrasi harimau (pixabay.com)

Harimau yang begitu ganasnya dalam auman yang membuat siapapun bergidik tak mampu menghadapinya termasuk manusia. Manusia dibuatnya gemetar dalam menatap auman sang harimau. Harimau yang tersimpan dalam suaka margasatwa bak sebuah griya sangat lewah yang menaungi segala kehidupannya.

Langkah cepat sang harimau dalam membidik musuh menyergap dengan melesat sempurna. Dibuat keder seketika musuh yang dihadapinya. Seakan musuhnya meladeni sang harimau. Tak gentar harimau menghadapi mereka. Tak segan harimau mencabik-cabik segenap raga musuhnya.

Berlari sangat kencang berada dalam padang sabana di Tanah Afrika yang terbentang amat luas tak terkira ukuran luasnya. Dalam naungan cahaya matahari yang dibalut panas berdenting matahari. Pohon-pohon dengan dedaunan yang kering.

Harimau tinggal di hutan yang sangat lebat menghijau. Hutan tempat tinggalnya bagai sebuah istana dengan segala hamparan lewah yang menaungi alam hidup harimau. Harimau sangat merasakan suasana raga yang sentosa dan aman.

Kelihaian harimau dalam membabat habis musuh-musuhnya yang dihadapi membuat semua pasang mata terpukau dengan kagum di balik layar kaca. Namun sungguh ironis nasib alam kehidupan sang harimau. Keangkuhan manusia yang mengusik kehidupan harimau dengan membunuh semua hutan yang memberikan ketentraman bagi harimau. 

Seolah seluruh kehidupannya di hutan terancam lenyap seketika. Kerakusan manusia yang melenyapkan hutan demi ambisi perut semata. Yang dengan sadisnya merampok segenap hamparan khazanah alam yang bernaung di balik hutan. Sungguh malang sekali nasibmu wahai harimau.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak