Memoar Cerita Terkenang Selamanya

Munirah | Taufan Rizka Purnawan
Memoar Cerita Terkenang Selamanya
Memoar Cerita Terkenang Selamanya. (pixabay.com)

Memoar cerita terkenang selamanya meninggalkan rasa takut yang nyata. Cerita akan masa lalu dalam perjalanan cinta yang teramat menyakitkan hati. Kala berucap perasaan cinta kepada wanita yang kudambakan. Menjadi trauma tersendiri berlanjut hingga masa kini yang kujalani. Kenangan lalu amat menyesakkan batin dengan tangis pilu.

Mungkin ini adalah sebuah tulisan takdir yang telah menjadi ketetapan Illahi. Takdir yang menuntun langkah cinta yang harus berakhir saja tak usah berlanjut. Suasana kesendirian dalam hidup sangat nyaman rasanya. Tak ada lagi yang peduli dengan perasaanku yang kualami.

Penolakan demi penolakan ungkapan cinta terucap pada bibirku yang malu-malu menatap perempuan. Aku tak tahu dengan dosa yang kuperbuat sepanjang hidupku. Sehingga tak ada perempuan satupun yang mau menerima ungkapan cinta dariku. Hiasan takdir yang diberikan Tuhan mungkin sangat indah bagiku.

Goresan pilu sangat membekas dalam alam pikiranku dengan berhinggap menemui kenyataan. Sebuah misteri kehidupan yang tak pernah tahu kapan berakhir bahagia atau sengsara. Menjadi nikmat tersendiri aku menjalani hidup dalam nelangsa. Nelangsa dalam melewati petualangan cinta. Biarlah nelangsa menjadi pelengkap raga.

Takut dalam melangkah berucap ungkapan cinta sangat indah bagiku. Mungkin saja Tuhan bisa memberikan pendamping hidup yang bisa lebih baik dari sebelumnya. Bermunajat siang malam menghantarkan doa kepada-Nya dengan tuntunan menentukan pilihan pendamping hidup yang pasti. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak