Canang Sari, Persembahan untuk Sang Hyang Widhi Wasa dari Umat Hindu Bali

Hernawan | Yudi
Canang Sari, Persembahan untuk Sang Hyang Widhi Wasa dari Umat Hindu Bali
Canang sari (Dok. Pribadi/Yudi Rahmatullah)

Bagi siapa saja yang pernah ke Bali, sepertinya sudah tidak asing lagi dengan Canang Sari. Ia merupakan suatu wadah yang diisi oleh beberapa makanan dan kembang. Penampakannya menarik, cantik, dan berwarna-warni. Ia sering terlihat di berbagai tempat di Bali, baik di rumah-rumah maupun di pura.

Lalu, sebenarnya apa sih Canang Sari ini? Apakah hanya sekedar hiasan yang mempercantik suatu tempat? Atau, ada tujuan lain dibalik pembuatannya?

Canang Sari Diletakkan di Berbagai Tempat

Pengalaman saya, saat traveling ke Bali. Saya hampir menginjak Canang Sari yang diletakkan di tanah, tepat di depan gerbang hotel tempat saya menginap. Walaupun, saya awalnya tidak tahu apa namanya dan buat apa, tapi saya menyadari bahwa ini adalah salah satu tradisi yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali.

Keesokan harinya, ketika sedang mencari sarapan di sekitar Jalan Legian, saya juga melihatnya di trotoar depan pura. Saat itu, saya tidak sampai menginjaknya, dan tidak melangkahinya juga. Karena, semenjak pengalaman di hotel itu, saya jadi lebih berhati-hati setiap akan memasuki atau melewati suatu tempat.

Ketika sedang berjalan menuju Pantai Kuta, ia juga diletakkan di depan rumah-rumah warga. Ada yang di bawah, dan di atas pagar. Di warung-warung yang berada di pantai juga sama, selalu ada saja Canang Sari diletakkan di dekat makanan dan minuman sebagaimana dijual. Bahkan, di salah satu fast food terkenal di Indonesia, Cabang Sari juga di etakkan di teras.

Canang Sari Adalah Sebuah Persembahan

Begitu saya tanya ke salah satu pemilik warung saat di Pantai Pandawa, barulah saya tahu bahwa benda ini bernama Canang Sari. Mereka meletakkannya di pura, di setiap rumah, dan di tempat-tempat lain di Bali.

Informasi yang saya dapatkan dari Instagram Kemenparekraf, ternyata setiap umat Hindu Bali membuat Canang Sari sebagai sesaji untuk beribadah kepada Sang Hyang Widhi Wasa. Ia merupakan sesaji sederhana, namun esensial dan biasa dilakukan oleh setiap keluarga di kediamannya masing-masing.

Di wikipedia, dijelaskan bahwa Canang Sari dipakai sebagai perlengkapan keagamaan umat Hindu di Bali untuk persembahan tiap harinya. Persembahan ini dapat ditemui di pelbagai pura, kuil, tempat sembahyang kecil di rumah-rumah, dan di jalan-jalan sebagai bagian dari sebuah persembahan yang lebih besar lagi.

Jadi, jelas lah sudah, kenapa Canang Sari ini sering terlihat di berbagai tempat di Bali, bahkan di jalanan. Soal kenapa saya sering melihatnya juga setiap hari, karena ia merupakan persembahan yang memang harus selalu ada.

Apa saja Isi Persembahan Canang Sari?

Selain penasaran apa itu Canang Sari, saya juga ingin tahu isi dari persembahannya. Pada saat saya berada di hotel, saya mencoba meneliti apa isi dari Canang Sari tersebut. Tapi, lagi-lagi saya tidak tahu jelas nama dari setiap persembahannya, hanya beberapa saja yang saya kenali.

Setelah saya baca lagi di sumber daring, ternyata isi dari Canang Sari ini berupa Bunga Rampe, Porosan, empat bunga yang berbeda warna, pisang dan tebu, beras, minyak wangi (Lengis Miik), dan bubuk wangi (Boreh miik).

Semua persembahan disimpan ke dalam Wadah Ceper yang mempunyai simbol kekuatan diri (badan). Sedangkan, Bunga Rampe dan empat bunga yang berbeda warna tadi diletakkan dulu di Sampian Urasari. Tempat ini diumpamakan sebagai bunga matahari, dan panah-panahnya diumpamakan sebagai bulan.

Itulah segala hal tentang Canang Sari. Dengan melihatnya langsung dan membaca informasi tentangnya dari berbagai sumber, saya menjadi tahu apa itu Canang Sari, tujuan pembuatannya, dan isi persembahannya. Oh ya, bagi kamu yang traveling ke Bali, jangan sampai menginjak atau menjatuhkannya, ya.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak