Ulasan Buku 'Antologi Senandika Move On', Buat Kamu yang Gagal Move On

Candra Kartiko | Eki Rofiq Almujahid
Ulasan Buku 'Antologi Senandika Move On', Buat Kamu yang Gagal Move On
Buku Antologi Senandika Move On (DokPribadi/ekiraalmujahid)

Kita mungkin sering menemukan buku-buku antologi yang berisi puisi atau cerpen. Tapi pernah, nggak, sih, kamu menemukan buku Antologi Senandika? Dilansir dari Wikipedia, senandika atau solilokui adalah wacana seorang tokoh dalam karya susastra dengan dirinya sendiri di dalam drama yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan, firasat, konflik batin yang paling dalam dari tokoh tersebut, atau untuk menyajikan informasi yang diperlukan pembaca atau pendengar.

Nah, buku yang akan kita ulas adalah antologi senandika yang bertajuk 'Move On'. Buku ini ditulis oleh 8 orang perempuan hebat yang berasal dari berbagai daerah. Mereka adalah Auliana dari Madiun, Aviatus, Marwita, Yunita dan Nike dari Lamongan, Fitri dari Wonosobo, Linara dari Banjarnegara, serta Wardah dari Tasikmalaya. Ketika membaca buku ini, kamu akan merasakan pengalaman unik karena senandika yang kamu baca diambil dari berbagai perspektif dengan cerita dan latar belakang yang berbeda-beda.

Buku yang diterbitkan Dels Media pada tahun 2020 ini mengajak kalian untuk menikmati fase-fase move on dari mulai penyangkalan, kemarahan, tawar menawar, depresi dan penerimaan. Alurnya sangat cocok untuk kalian yang ingin berproses move on dari titik nol. Move on di sini bukan hanya soal asmara tapi juga tentang move on dari masa lalu yang membelenggu atau luka masa kecil yang masih membekas.

Buku yang memiliki 176 halaman ini juga menyuguhkan cover latar hitam yang simple namun estetik. Di bawah tulisan move on, ada ilustrasi daun berguguran dari pohon yang seolah menyiratkan bahwa setelah membaca buku ini semua masa lalu burukmu akan berguguran layaknya daun.

"Terkadang, tak selamanya senyum bisa membantu hati untuk menyembunyikan duka. Ada masa dimana ia pun tak berdaya, sudah jelas karena lukaku terlalu dalam." Di atas adalah penggalan senandika dikutip dari tulisan berjudul Pilu Membiru karya Wardah di halaman 129. Menjadi bagian dari fase depresi, fase yang masih berkutat dengan luka masa lalu.

Di halaman 151, Linara menulis "Akan ku siapkan sepenuh cinta tanpa sisa-sisa kenangan." Berada di fase penerimaan, berarti telah bersiap untuk melepas segala kenangan pahit dan memulai langkah baru.

Sekian ulasan mengenai buku Move On ini. Sebenarnya buku ini merupakan seri kedua dari dwilogi yang berjudul 'Move Off'. Nah, buku ini cocok banget buat kamu yang ingin melepaskan diri dari belenggu masa lalu, menjadi pulih dan memulai lembaran baru. Yuk baca!

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak