Panggilan ke Makkah Berkat Sedekah: Ulasan Buku Tukang Singkong Naik Haji

Hayuning Ratri Hapsari | Untung Wahyudi
Panggilan ke Makkah Berkat Sedekah: Ulasan Buku Tukang Singkong Naik Haji
Buku Tukang Singkong Naik Haji (Dok.pribadi/untungwahyudi)

Jika dikalkulasi dengan ilmu Matematika, suatu barang yang diberikan kepada orang lain akan membuat barang itu semakin berkurang. Oleh karena itu, banyak yang beranggapan jika memberikan sesuatu atau menyisihkan harta kepada orang lain untuk bersedekah membuat seseorang miskin karena hartanya semakin berkurang.

Tetapi, itu tidak berlaku dalam kalkulasi sedekah. Tak ada bukti atau testimoni bahwa orang yang sering bersedekah itu hartanya akan berkurang dan jatuh miskin. Justru sebaliknya, harta mereka semakin berlipat. Allah mengganti barang yang diberikannya kepada orang yang membutuhkan dengan berlipat ganda. Sebuah keajaiban yang tak bisa dinalar dengan akal.

Pengalaman-pengalaman sarat dengan inspirasi ini dialami oleh Satria Nova dan dituangkan dalam buku Tukang Singkong Naik Haji. Lewat buku ini, Satria akan membuka pikiran pembaca tentang keajaiban-keajaiban sedekah. Sesuatu yang selama ini kita khawatirkan tentang rahasia sedekah bisa kita dapat dari buku yang inspiratif ini.

Bersedekah adalah salah satu amal kebajikan yang bisa kita lakukan kapan saja. Jika dilakukan dengan ikhlas, sedekah mendapatkan pahala yang besarnya tak terhitung. Namun begitu, sedekah juga ada ilmu dan cara-caranya. Jangan sampai kita terkecoh dengan orang-orang yang mempunyai hobi menipu dengan berkedok sedekah.

Di zaman digital seperti sekarang ini, banyak informasi yang disebarkan di media sosial berupa brosur tentang sedekah dengan menyertakan link lembaga atau rekening bank. Hal ini perlu diwaspadai untuk menghindari penipuan berkedok sedekah.

Salah satu kisah yang menarik disimak dalam buku ini adalah kisah Pak Budi, seorang penjual gorengan singkong. Dulu, dia kerap memberikan buntut gorengan singkong kepada seorang anak yang tak jauh dari tempatnya berjualan. Dia ikhlas memberikan sisa-sisa gorengan itu kepada anak yang tampaknya tak punya cukup uang untuk mebeli jajan.

Kebiasaan itu berlangsung cukup lama. Hingga 24 tahun kemudian dia didatangi seseorang yang ingin membeli buntut (sisa-sisa) gorengan singkong. Orang itu ternyata adalah bocah yang dulu sering dia beri gorengan. Merasa punya utang budi dan kebahagiaan, orang itu berniat mengajak Pak Budi ke Tanah Suci Makkah. Pak Budi tak menyangka bahwa anak itu masih ingat secuil kebaikan yang diberikannya di masa lalu (hlm. 137).

Kisah Pak Budi adalah satu dari sekian banyak kisah inspiratif dalam buku 196 halaman ini. Kisah-kisah lain yang tak kalah menggugah seperti sopir yang ingin naik haji, guru ngaji naik haji, dan kisah lainnya bisa kita baca dan petik hikmahnya. Buku ini akan menyadarkan kita bahwa sekecil apa pun kebaikan, di mata orang lain sangat berharga. Dan, Allah tidak enggan untuk menggantinya dengan yang lebih besar.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak