Sejarah panjang penerbangan di Indonesia tercatat sudah dilakukan sejak lebih dari 100 tahun yang lalu, bahkan sejak negara ini masih Bernama Hindia-Belanda. Kala itu pemerintah Hindia-Belanda memang sedang gencar melakukan beragam modernisasi dalam bidang transportasi yang diharapkan dapat berguna baik dalam keperluan sipil maupun militer. Salah satu pembangunan dalam ranah transportasi tersebut adalah pengembangan dalam ranah penerbangan pesawat yang memang mulai populer pada awal abad ke-20.
Di Hindia-Belanda sendiri kegiatan penerbangan dipelopori oleh pihak militer yang kemudian mulai pula dilirik oleh pihak sipil dalam perkembangannya. Salah satu sarana penunjang dalam kegiatan penerbangan tersebut yakni dengan dibangunnya berbagai Lapangan terbang atau Bandara di kawasan Hindia-Belanda kala itu. Salah satu Lapangan terbang yang dibangun oleh pemerintah kolonial adalah Lapangan Terbang Darmo (Vliegveld Darmo).
1. Salah Satu Lapangan Tertua di Indonesia
Lapangan udara darmo sebelum dibongkar sempat menjadi salah satu lapangan udara tertua di Indonesia. Lapangan udara yang dibangun pada masa kolonial ini sudah mulai didirikan sejak tahun 1920, lalu mengalami modernisasi pada tahun 1922.
Menurut beberapa sumber arsip kolonial, lapangan udara ini dibangun di daerah Goenoengsari yang berdekatan dengan kawasan militer angkatan darat Hindia-Belanda atau KNIL. Lapangan udara ini dinamakan lapangan terbang Darmo karena lokasinya yang memang masih berada di kawasan Darmo.
BACA JUGA: Pemain Timnas Indonesia U-20 Diwajibkan Nonton Piala Dunia 2022
Lapangan udara ini menjadi fasilitas penerbangan pertama bersama pangkalan udara Morokrembangan yang dikelola oleh pihak angkatan laut yang berada di kawasan Tanjung Perak. Lapangan yang dikelola oleh pihak militer ini juga menjadi salah satu fasilitas penting dalam sistem pertahanan di pulau Jawa bagian timur pada saat itu.
2. Digunakan Untuk Kepentingan Penerbangan Sipil Dan Militer
Sejatinya lapangan yang berada di dalam fasilitas militer angkatan darat tersebut memang diperuntukkan untuk kegiatan penerbangan militer Hindia-Belanda. Namun, seiring berjalannya waktu lapangan terbang ini juga mulai diproyeksikan untuk melayani penerbangan sipil komersil. Pada tahun 1928 mulai dibuka rute penerbangan sipil di Hindia-Belanda yang memiliki rute dari Batavia menuju Surabaya. Akan tetapi, kegiatan penerbangan tersebut baru benar-benar terjadi di kota Surabaya pada tahun 1929.
Sejak saat itulah kegiatan penerbangan sipil yang umumnya dilakukan di pulau jawa pada periode akhir 1920-an hingga akhir 1930-an selalu melewati lapangan terbang Darmo sebelum kegiatan penerbangan sipil dipindahkan ke Lapangan Tanjoeng Perak yang berada di daerah Morokrembangan di tahun 1940.
Seiring perkembangan waktu lapangan ini juga menjadi salah satu fasilitas penerbangan internasional yang menghubungkan kawasan Hindia-Belanda dan Australia bersama dengan Pangkalan udara Morokrembangan. Meskipun digunakan sebagai bandara sipil, akan tetapi lapangan terbang Darmo juga tetap melakukan beragam kegiatan penerbangan untuk kepentingan militer.
3. Pernah Digunakan Untuk Beragam Kegiatan Penting
Lapangan udara Darmo juga beberapa kali digunakan sebagai tempat dilakukannya beragam perayaan maupun acara seremonial baik militer maupun sipil. Salah satu kegiatan seremonial yang pernah dilakukan di lapangan terbang Darmo adalah menjadi tempat transit perlombaan penerbangan dari London, Inggris menuju ke Melbourne, Australia.
Kegiatan tersebut dikenal dengan nama “The MacRobertson Trophy Air Race” yang dilakukan pada bulan oktober tahun 1934. Bahkan, suatu ketika salah satu penerbang wanita legendaris asal Amerika Serikat, yakni Amelia Earheart tercatat pernah singgah di lapangan terbang Darmo untuk perawatan pesawat sebelum kembali terbang untuk misi mengelilingi dunia.
Itulah sedikit kisah dari Lapangan terbang Darmo yang merupakan salah satu lapangan terbang tertua di kota Surabaya, bahkan lapangan terbang ini juga menjadi salah satu lapangan terbang tertua yang dibangun di Indonesia pada masa kolonial. Meskipun kini bentuk fisik lapangan udara tersebut telah berubah menjadi kawasan pemukiman penduduk dan instalasi militer, akan tetapi lapangan terbang ini diharapkan akan tetap teringa dalam memori sejarah penerbangan di Indonesia.
Video yang Mungkin Anda Suka.