5 Pepatah Jawa yang Harus Diketahui Arti dan Maksudnya

Candra Kartiko | Rozi Rista Aga Zidna
5 Pepatah Jawa yang Harus Diketahui Arti dan Maksudnya
Ilustrasi orang Jawa (Pixabay.com/imamanas3)

Pepatah Jawa merupakan saripati asam-garam kehidupan. Berbagai pengalaman leluhur dalam menghadapi persoalan kehidupan dan pemecahannya dalam bentuk pepatah atau peribahasa siap diaplikasikan dalam kehidupan.

Dalam khazanah peribahasa Jawa, terkandung ajaran-ajaran luhur yang perlu kita ketahui, lalu kita ajarkan kepada anak-anak.

Berikut lima pepatah Jawa yang perlu kita ketahui arti dan maksudnya:

Baca Juga: 5 Tradisi Unik untuk Bayi Baru Lahir, Punya Makna yang Berbau Agamis

1. Becik ketitik ala ketara

Pepatah ini artinya yang baik atau unggul akan segera tampak, dan yang buruk atau tidak unggul juga akan segera tampak.

Seorang yang berbuat buruk, jahat, licik, dan tanpa menggunakan perasaan, ia tidak akan berkembang. Namun, hukum Tuhan akan segera membuktikan dan menunjukkan bahwa semua yang baik atau buruk akan ketahuan juga pada akhirnya.

2. Sabeja-bejane kang lali, luwih beja kang eling klawan waspada

Orang yang beruntung adalah orang yang ingat kepada Tuhan dan selalu waspada.

Ini merupakan ajaran spiritual orang Jawa. Jadi, secerdas-cerdasnya orang, sehebat-hebatnya orang, jika menyalahi norma agama dan norma susila serta adat yang baik, maka ia tidak akan beruntung. 

Baca Juga: 4 Dewa Mitologi Yunani Paling Populer dan Istimewa, Siapa Sajakah Mereka?

3. Wong linuwih iku ambeg welasan lan sugih pangapura

Artinya orang yang punya kelebihan akan mudah kasihan dan mudah memaafkan.

Orang yang unggul alias mempunyai kelebihan, akan mudah memberi maaf dan sangat tersentuh rasa iba. Orang yang hebat biasanya suka menolong dan suka membantu memecahkan kesulitan orang lain. Sebaliknya, orang yang hatinya dipenuhi rasa iri, ia akan sulit memberikan pertolongan kepada orang lain, bahkan ia justru berbuat buruk kepada sesama. 

4. Aja nggebyah uyah padha asine

Artinya jangan asal menggeneralisir. Kita tidak boleh berbuat generalisasi secara serampangan dan ngawur. Hanya karena meyakini bahwa segelintir tetangganya berbuat buruk, misalnya, serta merta semua tetangganya dibenci dan dianggap musuh.

Baca Juga: 3 Fakta tentang Rendang, Disebut sebagai Makanan Terenak di Dunia!

5. Ajining dhiri dumuning ing kumendaling lathi lan budi

Harga diri tergantung pada pengendalian ucapan dan perbuatan (budi).

Inilah ajaran Jawa tentang kehormatan diri. Semua terletak pada kata dan perbuatan. Kita diperintah untuk bertingkah laku sopan dan selalu menyenangkan orang lain. Semua kebaikan itu akan berujung pada aji, yaitu kemuliaan atau derajat yang tinggi. Sementara, kata-kata dan perbuatan yang tidak berperasaan akan mudah berbuat anarkis.

Inilah lima pepatah Jawa yang jika kita telah mengetahuinya, marilah kita aplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak