Pada awal tahun 2023 ini medan konflik di Ukraina semakin memanas. Berita terbaru yakni pihak Russia merilis video serangan drone yang menargetkan kawasan pos komando milik Ukraina. Melansir dari situs indomiliter.com, Kementrian Pertahanan Russia kembali merilis video serangan drone Kronshdaddt Orion atau yang juga dikenal dengan nama Inokhodets yang menyerang pos komando Ukraina di wilayah perbatasan.
Drone serang Orion sendiri memang cukup jarang dipergunakan oleh pihak Russia karena selain masih merupakan drone baru, diyakini drone ini belum terlalu banyak diproduksi oleh Russia. Pihak Russia memang bukanlah salah satu negara yang aktif dalam pengembangan drone di dunia untuk keperluan militer.
Bila dibandingkan dengan Amerika Serikat, Israel dan Turki jelas Russia cukup tertinggal jauh dalam teknologi drone atau kendaraan tanpa awak. Namun, yang perlu diketahui adalah drone Orion tersebut adalah drone serang buatan lokal Russia yang terbilang cukup ampuh saat perang di Ukraina.
Lantas, seperti apakah spesifikasi dari drone tersebut? Simak ulasan ringkasnya berikut ini.
1. Dikembangkan Mulai Tahun 2011

Sebagai negara yang belum berpengalaman dalam merancang drone serang, pengembangan drone Orion milik Russia ini terbilang cukup lama. Melansir dari Shepard Media, drone Orion ini mulai dikembangkan pada tahun 2011 dan desain awalnya mulai muncul dan diperkenalkan antara tahun 2013-2015.
BACA JUGA: 3 Rekomendasi Buku Mental Health untuk Anak Muda
Pengujian terbang perdana drone tersebut baru dilakukan pada tahun 2016 tepat 5 tahun setelah pengembangan awal drone ini. Pada tahun 2021, pihak Russia diketahui memesan 5 unit drone Orion yang telah diperbarui. Pengembangan drone yang telah diperbarui tersebut kini dikenal dengan nama Sirius.
2. Mampu Membawa Beragam Sistem Persenjataan

Drone Orion sendiri masuk ke dalam kategori drone serang MALE (Medium Altitude Long Endurance). Melansir dari situs wikipedia.com, varian awal drone ini mampu membawa muatan dengan berat sekitar 200 kg. Dikarenakan cukup terbatasnya informasi soal mesin drone tersebut, tidak diketahui kemampuan drone ini secara pasti. Namun, drone ini diklaim mampu terbang dengan kecepatan maksimal 200 km/jam dan memiliki daya jelajah sejauh 250 km. Drone ini mampu terbang tanpa henti selama 24 jam nonstop dan mampu mencapa ketinggian lebih dari 7.000 meter untuk varian awal dan 12.000 meter untuk varian terbarunya.
Persenjataan drone ini kurang diketahui spesifikasinya. Namun, drone ini diklaim mampu membawa beragam persenjataan mulai dari rudal anti-tank, bom konvensional, bahkan bisa pula menembakkan roket tanpa pemandu. Melansir dari laman berita Forbes, drone Orion ini pada bulan Juli 2022 diketahui menembakkan rudal anti-tank Kornet yang merupakan rudal anti-tank andalan Russia. selain itu, drone ini juga diklaim mampu membawa rudal Vikhr-1V yang merupakan rudal berpemandu laser.
BACA JUGA: Hari Penyelamatan Kucing Sedunia dan Solusi Mengatasi Populasi Kucing Liar
3. Diterjunkan Secara Terbatas di Ukraina

Melansir dari situs wikipedia.com, Russia diketahui memiliki lebih dari 48 unit drone serang Orion. Namun, jumlah pastinya belum mampu diketahui mengingat beberapa unit drone ini juga berhasil ditembak jatuh oleh pihak Ukraina selama perang dengan Russia. Drone ini diketahui mulai pertama kali ditugaskan di tahun 2019 saat konflik di Suriah.
Pada konflik Russia-Ukraina yang terjadi sejak bulan Februari 2022, drone ini diklaim telah menghancurkan sedikitnya 6-7 unit kendaraan tempur milik Ukraina. Meskipun cukup jarang dipergunakan oleh pihak Russia, akan tetapi drone Orion ini cukup menjadi momok bagi pihak Ukraina yang memang mengedepankan pertempuran dengan kendaraan tanpa awak.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS