Peringatan Hari Wig Sedunia, Berikut 3 Fakta Unik Mengenai Rambut Palsu Ini

Hikmawan Firdaus | zahir zahir
Peringatan Hari Wig Sedunia, Berikut 3 Fakta Unik Mengenai Rambut Palsu Ini
Ilustrasi Wig (Pixabay/Alexas_Fotos)

Mungkin bagi sebagian orang tidak ada yang mengetahui bahwa pada tanggal 10 maret diperingati sebagai Hari Wig Sedunia atau International Wig Day. Melansir dari situs National Today, peringatan hari wig sedunia ini mulai dilakukan pada tahun 2016 silam. Peringatan ini dilakukan sebagai bentuk apresiasi terhadap kemunculan wig sebagai salah satu tren fashion di dunia dan juga sebagai bentuk kampanye kesadaran dan bahaya kanker bagi masyarakat luas.

Wig merupakan rambut palsu yang dibentuk sedemikian rupa agar menyerupai rambut asli pada manusia. Di era modern ini, wig selain berfungsi sebagai penutup kepala bagi orang-orang yang memiliki masalah kebotakan atau penyakit lainnya, juga dipergunakan sebagai bagian dari budaya atau fashion tertentu. Namun, ternyata ada beberapa fakta menarik dan unik dari kehadiran rambut palsu atau wig tersebut. Berikut beberapa fakta menarik dan unik dari wig atau rambut palsu.

1. Wig Sudah Muncul Sejak Zaman Mesir Kuno

Ilustrasi Wig pada masa Mesir Kuno (wikipedia)
Ilustrasi Wig pada masa Mesir Kuno (wikipedia)

Kata “wig” diyakini muncul pertama kali di Inggris pada abad ke-15. Melansir dari beberapa sumber, kata “Wig” merupakan kependekan dari kata “Periwig” yang dimunculkan oleh seniman asal Britania Raya, yakni William Shakespeare. Namun, ternyata wig atau rambut palsu diketahui telah muncul sejak lama. Pada masa Mesir kuno, penggunaan rambut palsu tersebut umumnya dilakukan oleh para bangsawan atau masyarakat kelas atas ketika sedang melakukan acara tertentu. Selain itu, rambut palsu tersebut juga berguna sebagai pelindung kepala mereka dari sengatan sinar matahari ketika siang hari.

Wig kemudian berkembang beberapa abad setelahnya di daratan Eropa, penggunaan wig kala itu dilakukan sebagai bentuk penunjukkan kasta atau derajat seseorang. Bahkan, di beberapa kebudayaan di Asia penggunaan wig atau penutup kepala yang mirip seperti rambut palsu juga lazim digunakan oleh para pejabat kerajaan atau para bangasawan. Pada abad ke-16 dan ke-17 masehi, penggunaan wig kian populer tidak hanya digunakan oleh masyarakat kelas atas. Namun, wig ini dianggap sebagai bagian dari mode fashion tertentu di zaman tersebut. Akan tetapi, penggunaan wig tersebut memang masih lebih lekat dengan kalangan bangsawan ataupun pejabat pemerintahan.

BACA JUGA: Fuji Unggah Foto Kenakan Hijab, Inilah Potret Lainnya Ketika Tanpa Menggunakan Hijab

2. Terbuat dari Rambut Asli Hingga Bahan Sintetis

Ilustrasi Industri Wig Kuno (wikipedia)
Ilustrasi Industri Wig Kuno (wikipedia)

Sepanjang sejarahnya, rambut palsu atau wig mengalami perkembangan baik dari model maupun bahan pembuatnya. Di zaman era Mesir kuno hingga berapa abad di masa kebudayaan Eropa, rambut palsu lazim dibuat dari rambut asli manusia ataupun rambut hewan. Umumnya pada saat itu rambut dari manusia diperoleh baik dari mayat atau orang yang telah meninggala ataupun seseorang yang menjual rambutnya untuk dijadikan bahan baku dari wig. Beberapa hewan juga diketahui diambil rambutnya seperti kuda, domba ataupun dari hewan lain yang kemudian diolah menjadi rambut palsu.

Di era modern seperti sekarang, bahan rambut palsu umumnya sudah jarang yang terbuat dari rambut manusia ataupun hewan. Bahan utama dari rambut palsu modern umumnya terbuat dari serat fiber yang diolah sehingga memiliki bentuk dan tekstur mirip rambut palsu. Selain itu, rambut palsu dari bahan serat fiber ini dianggap lebih tahan lama baik dari segi ketahanan maupun pewarnaan.

3. Pernah Digunakan Sebagai Kelengkapan Militer

Ilustrasi Wig yang digunakan oleh perwira militer (wikipedia)
Ilustrasi Wig yang digunakan oleh perwira militer (wikipedia)

Dalam sejarahnya, ternyata wig pernah digunakan sebagai salah satu kelengkapan militer. Pada abad ke-17 hingga akhir abad ke-19 penggunaan wig di lingkup militer umumnya digunakan sebagai penunjuk posisi tinggi semacam perwira, komandan ataupun kapten. Pihak militer yang cukup sering menggunakan wig sebagai kelengkapan militer adalah tentara Inggris raya ataupun Prussia pada abad ke-18 hingga abad ke-19. Selain itu, rambut palsu tersebut juga dianggap sebagai pelindung bagian kepala seseorang dari tembakan proyektil peluru.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak