Ulasan Buku 'Rawayan', Beratnya Tanggung Jawab Seorang Pemimpin

Candra Kartiko | Sam Edy
Ulasan Buku 'Rawayan', Beratnya Tanggung Jawab Seorang Pemimpin
Ilustrasi buku “Rawayan”. (Dokumen pribadi/ Sam Edy)

Seorang pemimpin memiliki tanggung jawab yang sangat berat terhadap orang-orang yang dipimpinnya. Ia harus berusaha bersikap adil dan bijaksana. Ia juga harus berusaha menjadi contoh atau teladan yang baik bagi masyarakat luas. 

Meskipun tanggung jawab seorang pemimpin sedemikian berat, namun anehnya banyak orang yang ingin menjadi pemimpin. Mereka saling berlomba agar bisa menjadi orang nomor satu di negeri ini. Bahkan, tak jarang antara calon pemimpin yang satu dengan yang lainnya melakukan berbagai upaya kotor dan culas demi bisa meraup suara banyak dari masyarakat.

BACA JUGA: Ulasan Novel Anak Semua Bangsa: Pergolakan Politik Era Kolonial Karya Pramoedya Ananta Toer

Bicara soal kepemimpinan, dalam bukuRawayan” diungkap bahwa kepemimpinan ialah soal kemampuan memikul tanggung jawab. Seorang pemimpin sejatinya bekerja tanpa mengeluh, tanpa menuntut, dan tanpa meminta pamrih yang irasional. Rakyat dalam konteks demokrasi merupakan pusat dari kekuasaan, pusat dari kesejahteraan. Bahkan, pasar dari segala penentu kebijakan.

Seorang pemimpin harus mampu mengokohkan martabatnya sebagai manusia, di mana martabat manusia terletak pada kenyataan bahwa ia memiliki suara hati dan kebebasan penuh dari nafsu keserakahan. Kehadiran mereka di belantara kepolitikan mampu menghidupkan semangat rakyat. Seorang pemimpin dengan etos kepedulian dapat menciptakan semangat tolong-menolong antarsesama. Juga, dapat menciptakan ikatan masyarakat yang teguh di tengah lemahnya bangunan struktural dan kultural (hlm. 51).

BACA JUGA: Eksplorasi Sinematik Musikal dalam Lanskap Geografi Politik Modern

Pemimpin yang baik akan selalu berusaha menyejahterakan rakyatnya. Bukan malah sebaliknya; membuat kehidupan rakyat yang sudah sengsara menjadi bertambah sengsara dengan adanya peraturan atau kebijakan yang tidak memihak rakyat.

Pemimpin yang baik juga tidak silau dengan harta benda. Ia tidak sekalipun berani untuk melakukan korupsi, atau diam-diam memangkas anggaran belanja negara untuk kepentingan pribadi dan partainya.

BACA JUGA: Ulasan Buku Guru Wow untuk Kids Zaman Now: Seni Mengajar Guru Masa Kini

Bisa kita bayangkan jika para pemimpin tidak berbudi pekerti dan senang melakukan upaya-upaya koruptif. Boleh jadi, perilaku amoralnya tersebut akan membuat segala sektor kehidupan dipenuhi perilaku amoral, bejat, dan korup. Oleh karena itu, kehadiran pemimpin yang jujur, bersih, berani, dan mampu menyuarakan aspirasi rakyat sangat dibutuhkan negeri ini untuk menciptakan iklim berdemokrasi yang sehat, juga konstruktif bagi pembangunan (hlm. 47).

Buku karya Pungkit Wijaya ini menarik dijadikan bahan renungan bagi kita semua. Tema-tema esai dalam buku terbitan Elex Media Komputindo ini sangat beragam. Tak hanya menyoal kepemimpinan saja, tetapi hal-hal lain misalnya tentang realitas budaya buang sampah sembarangan, tentang toleransi umat beragama, dan lain-lain. Semoga ulasan ini bermanfaat.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak