Ulasan Novel A Little Princess: Karya Klasik Penuh Pesan Moral dari Anak Kecil

Ayu Nabila | Rizky Melinda Sari
Ulasan Novel A Little Princess: Karya Klasik Penuh Pesan Moral dari Anak Kecil
Cover novel A Little Princess (Gramedia.com)

Siapa yang dulu ketika masih kecil sering berkhayal menjadi putri raja yang mengenakan gaun cantik dan selalu dilayani seluruh kebutuhannya oleh para pelayan?

Karya klasik dari penulis Frances Hodgson Burnett ini siap memanjakan imajinasi kita tentang sosok putri kerajaan yang anggun dan manis.

Identitas Buku

Judul Buku: A Little Princess (Putri Raja Cilik)

Pengarang: Frances Hodgson Burnett

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Jumlah Halaman: 312 Halaman

Sinopsis Cerita

Ketika baru datang ke London dan menjadi murid di sebuah sekolah asrama bergengsi, Sara Crewe memiliki segalanya. Pakaian-pakaian indah, boneka-boneka cantik, dan ayah yang sellau memenuhi segala keinginannya. Hidupnya nyaris sempurna, sampai hari ulang tahunnya yang kesebelas.

Sara mendapat kabar bahwa ayahnya meninggal dan tidak mewariskan apa pun padanya. Gurunya, Miss Minchin, membencinya dan memperlakukannya dengan kejam, karena dia telah jatuh miskin. Kini Sara mesti menghadapi kesulitan-kesulitannya dan membuktikan bahwa dia tetap seorang putri raja yang bisa bertahan dalam menghadapi masa-masa berat ini.

Ulasan Cerita

Sosok Sara Crewe benar-benar menggambarkan sikap seorang putri yang mungkin berada di khayalan seluruh anak. Hidup Sara Crewe merupakan kehidupan impian semua anak-anak. Ia memiliki ayah yang tampan dan sangat menyayanginya.

Meski ibunya telah meninggal, Sara Crewe tetap tumbuh menjadi seorang anak perempuan yang manis dan berhati lembut. Ia bersikap sangat anggun dan berkelas, mencerminkan bahwa ia bukanlah sembarang anak perempuan biasa.

Siapapun yang berada di dekatnya, pasti dapat merasakan aura anggun bak putri raja yang ada pada dirinya. Hal ini membuat Miss Minchin, guru sekaligus pemilik sekolah asrama tempatnya bersekolah, menjadi tidak senang dengan Sara Crewe.

Aku pribadi sangat menyukai karakter Sara Crewe. Ia adalah seorang anak perempuan yang gemar berkhayal, tetapi dalam hal yang positif. Ia adalah seorang pendongeng andal. Cerita apapun yang keluar dari mulutnya, seakan benar-benar terjadi dan tergambar dalam benak pendengarnya.

Sikap Sara Crewe ketika menerima kenyataan bahwa ayahnya meninggal dan bangkrut sangat luar biasa. Alih-alih merasa terpuruk dan menangis meraung-raung seperti lazim dilakukan anak seusianya, ia justru menampilkan sikap yang tenang.

Ternyata, Sara Crewe berpegang pada imajinasinya sehingga bisa bertahan menghadapi kerasnya dunia setelah ia tidak lagi memiliki siapa-siapa dan jatuh miskin. Meski hidupnya berubah 180 derajat dari seorang anak perempuan yang selalu dipenuhi kebutuhannya menjadi seorang pesuruh yang kadang tidak diberi makan, ia tetap berpegang teguh bahwa ia adalah seorang putri raja.

Hal ini membantunya untuk tetap bersikap anggun, memikirkan perasaan orang lain, dan tidak mudah terpancing amarah. Ketika Miss Minchin membentaknya, ia menahan diri dan berkata kepada dirinya sendiri bahwa seorang putri raja tidak akan balas marah-marah. 

Aku memberikan bintang 5 dari 5 untuk cerita ini. Benar-benar cerita yang harus dibaca oleh anak-anak minimal sekali seumur hidup. Penuh pesan moral. Aku yang bukan lagi anak-anak saja jadi belajar bahwa kita bisa mengendalikan diri kita dengan berpikir dan menganggap siapa diri kita sesuai keinginan kita. Seperti Sara Crewe yang menganggap dirinya putri raja sehingga ia bisa melalui kerasnya hidup dengan baik.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak