Ulasan Film The Age of Adaline, Kisah Cinta Seorang yang Tidak Bisa Menua

Hayuning Ratri Hapsari | Novriadi S.P
Ulasan Film The Age of Adaline, Kisah Cinta Seorang yang Tidak Bisa Menua
Cuplikan Film The Age of Adaline (imdb.com)

The Age of Adaline adalah film drama romantis yang membawa penonton pada perjalanan waktu yang penuh emosi dan keajaiban. Disutradarai oleh Lee Toland Krieger, film ini mengisahkan kehidupan seorang wanita yang tidak pernah menua, membuatnya terjebak dalam tubuh yang tetap muda selama hampir satu abad.

Dengan pemeran utama Blake Lively, The Age of Adaline menawarkan kisah cinta yang unik dan penuh tantangan, waktu menjadi teman sekaligus musuh.

Film ini berhasil menggabungkan elemen fantasi dengan drama kehidupan, menjadikannya sebuah cerita yang menggugah perasaan dan imajinasi. Di tengah kisahnya yang ajaib, The Age of Adaline juga mengeksplorasi tema-tema tentang cinta, kehilangan, dan kerinduan akan kehidupan yang normal.

Ini adalah film yang memikat hati penonton dengan keindahan visualnya, serta cerita yang menawan.

Sinopsis Film The Age of Adaline

The Age of Adaline menceritakan kisah Adaline Bowman (Blake Lively), seorang wanita yang dilahirkan pada awal abad ke-20 dan mengalami kecelakaan aneh di usia 29 tahun.

Kecelakaan tersebut membuatnya berhenti menua, menyebabkan Adaline tetap terlihat muda meskipun usianya terus bertambah.

Selama hampir 80 tahun, Adaline hidup dalam kesendirian, berpindah-pindah tempat dan identitas untuk menjaga rahasianya agar tidak terbongkar.

Kehidupan Adaline yang penuh rahasia berubah ketika dia bertemu dengan Ellis Jones (Michiel Huisman), seorang pria muda yang jatuh cinta padanya.

Ellis yang tidak mengetahui rahasia Adaline, berusaha untuk memahami dan mendekati wanita yang tampak tak terjangkau tersebut.

Namun, hubungan mereka menghadapi tantangan besar ketika masa lalu Adaline kembali menghantui, dan rahasianya terancam terbongkar.

Pertemuan tak terduga dengan William Jones (Harrison Ford), ayah Ellis, yang ternyata adalah kekasih lama Adaline, memaksa Adaline untuk menghadapi kenyataan hidupnya yang penuh kesepian.

Akhirnya, Adaline harus memutuskan apakah dia akan terus melarikan diri dari masa lalunya atau menerima cinta yang sejati dan membiarkan takdir menentukan hidupnya.

Ulasan Film The Age of Adaline

The Age of Adaline adalah film yang menonjol berkat konsepnya yang unik dan penceritaan yang penuh emosi. Blake Lively berhasil menghidupkan karakter Adaline dengan elegan dan penuh kedalaman, membuat penonton merasakan dilema dan kesepian yang dialami oleh tokohnya.

Lively memancarkan pesona klasik yang sesuai dengan era-era yang digambarkan dalam film, menjadikannya sangat cocok memerankan karakter yang tidak pernah menua.

Sutradara Lee Toland Krieger dengan cermat mengarahkan film ini, menciptakan suasana yang romantis dan misterius. Visual yang indah, mulai dari pencahayaan hingga pengaturan lokasi, mendukung nuansa abadi yang dihadirkan oleh cerita.

Setiap adegan tampaknya dirancang untuk memperlihatkan keindahan visual yang berkelas, sejalan dengan tema abadi yang ada dalam cerita.

Namun, di balik semua keindahan tersebut, The Age of Adaline terkadang terasa sedikit lambat dalam penyampaiannya. Beberapa penonton mungkin merasa bahwa alur cerita yang berfokus pada romantisme dan introspeksi kurang memberikan ketegangan atau dinamika yang kuat.

Meskipun begitu, film ini tetap mampu menggugah emosi penonton dengan kedalaman temanya.

Pada akhirnya, The Age of Adaline adalah sebuah film yang menyentuh hati dengan caranya yang tenang dan penuh keindahan. Ini adalah pilihan yang sempurna bagi mereka yang menikmati cerita cinta yang mendalam dengan sentuhan fantasi.

Meskipun mungkin tidak cocok untuk semua orang, film ini menawarkan pengalaman sinematik yang kaya dan memuaskan bagi mereka yang mau tenggelam dalam kisah cinta yang abadi.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak