Ulasan Glass Onion: A Knives Out Mystery, Sekuel Memukau Film Knives Out

Hayuning Ratri Hapsari | Rosetiara Sahara
Ulasan Glass Onion: A Knives Out Mystery, Sekuel Memukau Film Knives Out
Glass Onion: A Knives Out Mystery (IMDb)

Glass Onion: A Knives Out Mystery adalah film misteri yang dirilis pada tahun 2022 dan disutradarai oleh Rian Johnson,dan juga merupakan sekuel dari film Knives Out (2019).

Film ini menghadirkan kembali Daniel Craig sebagai sosok detektif cerdik Benoit Blanc. Selain Daniel Craig, ada sederet aktris dan aktor lainnya yang turut membintangi film ini, seperti Edward Norton,Madelyn Cline,Janelle Monae hingga Dave Bautista.

Sinopsis

"Glass Onion: A Knives Out Mystery" mengisahkan perjalanan Detektif Benoit Blanc dalam menyelidiki misteri pembunuhan yang terjadi di pulau pribadi miliarder teknologi, Miles Bron (Edward Norton).

Miles mengundang teman-teman lamanya ke acara akhir pekan untuk bermain permainan teka teki misteri pembunuhan.

Para tamu yang hadir di pulau tersebut adalah, Claire Debella (Kathryn Hahn) yang merupakan seorang politisi, Lionel Toussaint (Leslie Odom Jr.) seorang ilmuwan yang bekerja di bawah tekanan dari Miles Bron, Duke Cody (Dave Bautista) seorang influencer maskulin yang datang bersama kekasihnya, Whiskey (Medely Cline) dan Birdie Jay (Kate Hudson) seorang mantan model yang kontroversial, yang datang bersama asistennya, Peg (Jessica Henwick).

Namun, yang paling mengejutkan adalah kehadiran Cassandra "Andi" Brand (Janelle Monae), mantan partner bisnis Miles yang hubungannya dengan Miles dan yang lain sudah lama retak karena perselisihan bisnis besar terkait teknologi berbahaya bernama Klear.

Saat permainan teka teki pembunuhan yang direncanakan Miles dimulai, situasi berubah menjadi menegangkan ketika ada salah satu tamu yang benar-benar terbunuh.

Tamu yang terbunuh itu adalah Duke, ia tewas setelah menenggak minuman beracun yang seharusnya untuk Miles.

Awalnya, terlihat bahwa Duke secara tidak sengaja meminum gelas Miles, dan dapat disimpulkan berarti Miles yang sebenarnya diincar untuk diracuni.

Blanc segera mengambil peran detektif untuk mengungkap siapa pembunuhnya di antara kelompok elit tersebut. Penonton dibawa melalui serangkaian petunjuk yang terjalin dalam dinamika sosial kelompok itu, mengeksplorasi berbagai motif seperti kekuasaan, keserakahan, dan pengkhianatan.

Namun lambat laun, Blanc kemudian mengungkap fakta bahwa Miles yang telah membunuh Duke, Miles sengaja menuangkan minuman yang mengandung nanas kedalam gelas Duke, karena Miles tahu bahwa Duke alergi dengan nanas. Motif pembunuhan ini terkait dengan rahasia besar yang diketahui Duke tentang Miles.

Film ini juga menampilkan serangkaian plot twist lainnya, salah satunya adalah pengungkapan bahwa Andi sebenarnya sudah meninggal sebelum acara di pulau itu, dan yang hadir adalah saudara kembarnya, Helen, yang bekerja sama dengan Blanc untuk mengungkap kebenaran di balik kematian Andi.

Miles ternyata membunuh Andi karena Andi memiliki bukti (sebuah serbet bertuliskan ide awal perusahaan mereka) yang membuktikan bahwa Miles mencuri idenya. 

Pada klimaks film, Helen berhasil menemukan serbet asli di ruang penyimpanan Miles, tetapi Miles membakarnya untuk menghilangkan bukti.

Sebagai balasan, Blanc memberikan sebuah prototipe Klear kepada Helen, yang kemudian digunakan untuk menghancurkan mansion Miles dengan memicu ledakan besar.

Selain itu, lukisan Mona Lisa asli yang dipinjam oleh Miles untuk pameran pribadi, juga hancur, membuat Miles akhirnya kehilangan segala yang dia bangun.

Ulasan Film Glass Onion: A Knives Out Mystery

"Glass Onion: A Knives Out Mystery" adalah film yang benar-benar berhasil menawarkan lapisan-lapisan misteri yang berkelindan dengan kritik sosial yang sangat relevan untuk era modern.

Rian Johnson sekali lagi membuktikan dirinya sebagai sutradara yang brilian dengan menciptakan cerita detektif yang tidak hanya sekadar mencari pelaku pembunuhan, tapi juga mengupas bagaimana kekayaan, kekuasaan, dan privilege sering kali bisa mengaburkan kebenaran.

Sama halnya seperti bawang , 'Glass Onion' menghadirkan plot yang memiliki lapisan-lapisan yang harus dikupas satu per satu, hingga kita sampai pada intinya.

Salah satu hal yang menarik dari film ini adalah kemampuannya untuk menyelipkan satire sosial di tengah narasi misterinya.

Karakter-karakter dalam film ini merepresentasikan aspek-aspek tertentu dari masyarakat modern, terutama mereka yang berada di kalangan elit.

Misalnya, Miles Bron, yang diperankan dengan sempurna oleh Edward Norton, ia adalah contoh yang tepat dari miliarder yang sering kali menampilkan citra 'visioner' di mata publik, namun di balik itu menggunakan kekayaannya untuk memanipulasi orang-orang di sekitarnya.

Film ini juga menyindir para orang kaya dan berkuasa yang kadang merasa bisa melakukan apa saja tanpa berpikir akibatnya.

Selain itu, Rian Johnson juga sangat ahli dalam membelokkan prediksi penonton, menanamkan petunjuk-petunjuk yang membuat kita yakin dengan suatu alur, hanya untuk memutarnya secara dramatis.

Dari segi karakter, Benoit Blanc, tetapi tidak kehilangan sisi jenakanya. Karakternya tetap sangat menarik, dengan aksen khas yang membuat setiap momen Blanc menjadi hiburan tersendiri.

Namun, meskipun Blanc adalah poros cerita, karakter Andi/Helen yang diperankan Janelle Monae justru menjadi elemen paling mencuri perhatian.

Akting Janelle Monae sangat solid dan mampu membawa kedalaman emosional dan kompleksitas pada perannya.

Visual dari film ini juga sangat mengesankan. Pulau pribadi Miles Bron digambarkan dengan begitu megah dan futuristik, menciptakan kontras dengan moral dan etika penghuninya yang benar-benar hancur.

Penggunaan warna-warna cerah dan visual yang mencolok membuat film ini benar-benar memanjakan mata, tetapi tidak pernah mengalihkan perhatian dari plotnya yang padat.

Jika berbicara soal kekurangan, kekurangan kecil pada film ini terletak pada pacing di beberapa bagian. Ada momen di awal film yang terasa sedikit melambat, terutama saat interaksi antara karakter-karakter pendukung yang kadang-kadang terasa agak bertele-tele.

Meski demikian, ini adalah masalah kecil yang tidak banyak mengurangi keseluruhan kesenangan menonton. Dialognya cerdas, penuh sindiran, dan kadang-kadang sangat lucu, menjaga agar penonton tetap terlibat sepanjang film.

Jika dibandingkan dengan prekuelnya, Knives Out, menurut saya pribadi Knives Out pertama bisa dikatakan, terasa lebih menggigit, dari segi plot twist. Meskipun lapisan plot twist di film ini memukau, tapi tetap tidak bisa menandingi plot twist di film pertamanya.

Kesimpulannya, "Glass Onion: A Knives Out Mystery" adalah film yang brilian, menghibur, dan penuh dengan lapisan-lapisan misteri yang menantang penonton untuk berpikir.

Dengan kombinasi plot yang cerdas, akting luar biasa, dan komentar sosial yang relevan, film ini berhasil menghadirkan sesuatu yang lebih dari sekedar kisah detektif biasa.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak