Review Film Noktah Merah Perkawinan: Ketika Rumah Tangga Diuji Orang Ketiga

Hayuning Ratri Hapsari | Athar Farha
Review Film Noktah Merah Perkawinan: Ketika Rumah Tangga Diuji Orang Ketiga
Foto Film Noktah Merah Perkawinan (Instagram/rapifilm)

Dalam setiap pernikahan, cinta dan komitmen menjadi dua pilar utama yang membangun fondasi hubungan. Namun, seiring berjalannya waktu, kadang pilar itu bisa goyah, terutama ketika orang ketiga muncul dan merusak keharmonisan yang telah dibangun. Itulah yang terjadi dalam Film Noktah Merah Perkawinan

Film Noktah Merah Perkawinan disutradarai Sabrina Rochelle Kalangie, dan mengadaptasi kisah sinetron populer tahun 90-an yang dibintangi oleh Ayu Azhari.

Menariknya, film berdurasi dua jam ini, akan membawamu mengikuti perjalanan hidup sepasang suami istri, Gilang Priambodo (Oka Antara) dan Ambarwati (dipanggilnya Ambar dan dibintangi Marsha Timothy), yang mengalami berbagai konflik dalam pernikahan mereka. 

Masalah komunikasi dan kehadiran orang ketiga—Yuli (Sheila Dara Aisha), muridnya Ambar dari kelas keramik. Pernikahan Ambar dan Gilang pun dipertaruhkan di meja pengadilan. Sungguh menguras emosi dan air mata. Lalu, pelajaran apa yang berusaha disampaikan film ini?

Gambaran Ujian Pernikahan yang Realistis 

Pernikahan yang seharusnya dipenuhi cinta dan kebahagiaan malah disusupi masalah yang nggak disangka-sangka. Situasi semacam itu tentunya menimbulkan dilema yang berat, membuat ‘pasangan’ harus berjuang nggak cuma untuk mempertahankan hubungan, tapi juga memahami diri masing-masing. 

Film Noktah Merah Perkawinan menyuguhkan gambaran ‘realistis’ mengenai kerapuhan pernikahan ketika dihadapkan pada godaan dari orang ketiga.

Dengan cerita yang realistis, film ini mengajakmu untuk menyelami tiap-tiap emosi para karakter. Termasuk menggali pertanyaan mendasar tentang kesetiaan, kejujuran, dan arti sejati dari cinta. 

Misalnya, saat cinta diuji dengan kehadiran orang ketiga, bagaimana kamu menemukan jalan kembali ke hati pasangan kita? Atau akankah kamu terjebak dalam labirin kekecewaan dan kehilangan?

Dalam perjalanan dilematis itu, film ini berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dan mendorongmu merenung; penting menjaga komunikasi dan kepercayaan dalam pernikahan.

Sebuah Filosofi yang Perlu Direnungkan 

Rasa-rasanya nggak bahas makna judul Noktah Merah Perkawinan seperti ada yang kurang, deh. 

Begini ya. "Noktah" dapat diartikan sebagai titik atau tanda, sedangkan "Merah" seringkali melambangkan peringatan, bahaya, atau bisa juga keberanian.

Dalam konteks pernikahan, "noktah merah" dapat diartikan sebagai tanda-tanda peringatan akan masalah yang mengancam hubungan suami istri. Maknanya sungguh sedalam itu. 

Banyak pasangan mungkin mengabaikan "noktah merah" ini, mengira masalah yang muncul hanyalah fase sementara. Namun, film ini menggambarkan, jika masalah nggak ditangani dengan baik, hubungan bisa berakhir dengan keretakan yang sulit untuk diperbaiki.

Dengan menampilkan berbagai sudut pandang—dinamika hubungan Gilang dan Ambar, termasuk POV anak mereka—film ini seolah-olah mau bilang: “Selalu akan ada korban dari rusaknya pernikahan.”

Bagiku, Film Noktah Merah Perkawinan bukan sekadar film drama, tapi juga pengingat: ‘Nggak ada pernikahan yang adem ayem’. Bila kamu suka film-film drama semacam ini, film Noktah Merah sudah tayang di Netflix sejak lama, dan kamu wajib nonton. Skor: 8/10. Selamat nonton ya. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak