Buku Cinta Itu Alasan Sekaligus Tujuan adalah karya yang apik, pas dan enak dibaca. Ditulis oleh dua tokoh dengan latar belakang yang berbeda. Kang Maman dan Gus Nadir.
Kita kenal, Kang Maman atau Maman Suherman adalah seorang tokoh publik yang aktif menulis dan menerbitkan buku secara rutin, menjadi narasumber sejumlah acara televisi, menjadi Sahabat Literasi Kemendikbud, Duta Literasi Iluni Universitas Indonesia, dan berkeliling negeri untuk berbagai kegiatan keliterasian.
Sementara Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir adalah seorang akademisi dengan keahlian di bidang hukum Islam. Saat ini Gus Nadir tercatat sebagai dosen senior di Monash University. Selain berkecimpung di dunia akademisi, Gus Nadir juga aktif di media sosial untuk berdakwah menyebarkan Islam yang rahmatan lil alamin.
Buku duet antara Kang Maman dan Gus Nadir ini berisi 54 puisi dengan 91 halaman dan beragam tema. Salah satunya, tema cinta sebagai ungkapan rasa kepada wanita pujaan bernama Sri.
Sri
Retorika
Bukan data
Asumsi
Bukan bukti
Tapi cintaku padamu fakta, Sri
Bukan basa-basi
Cinta tak butuh asumsi juga retorika
Cinta butuh data dan fakta
Tak usah berisik
Cukup berbisik
Cinta kita kata hati, Sri
Tanpa suara saling pahami (halaman 37).
Penulis mengungkapkan suara hatinya kepada Sri bahwa cinta yang ia miliki merupakan fakta bukanlah basa-basi. Ia sampaikan kepada Sri, kalau cinta tak perlu banyak orang tahu, tak butuh publikasi, sebab cinta hanya perlu pengakuan dari hati ke hati, lewat bisikan sukma ke dalam relung jiwa. Cinta tak usah berisik, cukup berbisik.
Dengan sangat pendek, penulis juga mencurahkan isi hatinya melalui bait puisi yang bertajuk Kutakut. Puisi ini menggambarkan kekhawatiran akan perpisahan. Memiliki hubungan yang sudah terjalin sedemikian dekat, bukan jaminan akan lengket selamanya. Namun, bisa jadi suatu saat terdapat insiden yang menyebabkan hubungan menjadi retak bahkan berujung perpisahan.
Kutakut
Ketika kau semakin lekat
Kutakut perpisahan semakin dekat (Halaman 26).
Tak luput, di dalam buku kumpulan puisi yang dimukadimahi dengan puisi ini, penulis juga mengajak merenungi kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Ibu yang meski sakit, tapi tampil pura-pura sehat di depan anaknya. Meski lapar, di hadapan anaknya ia berusaha kenyang dan kuat.
Puisi tersebut dapat disimak di dalam buku ini halaman 12 dengan judul Ibuku Pembohong.
Ibuku Pembohong
Kata orang
Ibuku pembohong
Ya, betul
Ibuku pembohong
Saat makan
Jika makanan kurang
la berikan semua kepada anak-anaknya
"Makanlah, Ibu tidak lapar."
Padahal kutahu seharian ia belum makan
Waktu tersisa hanya ikan,
"Ibu tidak suka ikan, makanlah, Nak."
Di dapur, setelah kami makan
Diam-diam, ia tempelkan nasi ke tulang ikan sisa kami
Agar nasinya beraroma ikan
Tengah malam,
Saat sedang sakit dan menjaga anaknya yang juga sakit
"Istirahatlah Nak, ibu masih belum mengantuk."
Padahal kutahu, ia juga sakit, terkantuk-kantuk
Ibu
Jangan pernah berbohong lagi (halaman 12).
Inilah ulasan buku puisi Cinta Itu Alasan Sekaligus Tujuan. Selain tema yang disebutkan, terdapat pula puisi yang dipersembahkan kepada Jusuf Kalla, Mahfud MD, warga Lombok terdampak gempa, anak-anak kecil tak berdosa di Gaza Palestina, dan lain sebagainya.
Selamat membaca!
Identitas Buku
Judul: Cinta Itu Alasan Sekaligus Tujuan
Penulis: Kang Maman dan Gus Nadir
Penerbit: Grasindo
Cetakan: I, 2020
Tebal: 91 Halaman
ISBN: 978-602-05-2407-8
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS